BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masyarakat Desa
adalah masyarakat
yang kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Adat istiadat
adalah sesuatu aturan yang sudah mantap dan mencakup segala konsepsi sistem
budaya yang mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupan sosial
hidup bersama, bekerja sama dan berhubungan erat secara lama, dengan
sifat-sifat yang hampir seragam.
Adapun ciri yang menonjol pada masyarakat desa pada umumnya kehidupannya tergantung pada
alam (bercocok tanam), anggotanya saling mengenal, sifat gotong royong, erat
penduduknya, sedikit perbedaan penghayatan dalam kehidupan religi lebih kuat. Karakteristik masyarakat desa dapat
ditinjau dari segi geografis,
sosiologis, dan antroplogis, yang di dalamnya memiliki cirri
tertentu.
Dari tinjauan
geografis, desa
dapat dilihat sebagai suatu wujud kenampakkan di muka bumi yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang saling berinteraksi antar
unsur-unsur tersebut dan juga dalam hubungannya dengan daerah-daerah yang lain. Kemudian dari tinjauan
sosiologis dapat dilihat dari stratifikasi sosial, diferensiasi sosial,
mobilitas sosial, interaksi sosial, solidaritas sosial, kontrol sosial.
Sedangkan dari tinjauan antropologi dapat dilihat dari kebudayaan masyarakat desa.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah
yang dimaksud dengan Masyarakat Desa ?
2.
Bagaimana
karakteristik Masyarakat
Desa ?
3.
Bagaimana
tipologi Masyarakat
Desa ?
4.
Bagaimana
karakteristik masyarakat desa dilihat dari tinjauan geografis ?
5.
Bagaimana
karakteristik Masyarakat
Desa dilihat dari tinjauan sosiologis ?
6.
Bagaimana
karakteristik Masyarakat
Desa dilihat dari tinjauan antropologi ?
7.
Bagaimana
kondisi sosial budaya Masyarakat Desa
?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
pengertian masyarakat desa.
2.
Mengetahui
karakteristik masyarakat desa.
3.
Mengetahui
tipologi masyarakat desa.
4.
Mengetahui
ciri-ciri Masyarakat
Desa dilihat dari tinjauan geografis.
5.
Mengetahui
ciri-ciri Masyarakat
Desa dilihat dari tinjauan sosiologis.
6.
Mengetahui
ciri-ciri Masyarakat
Desa dilihat dari tinjauan antropologi.
7.
Mengetahui
kondisi sosial budaya masyarakat desa.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Masyarakat Desa
Desa menurut R. Bintarto (1983) adalah suatu
hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Dari
hasil perpaduan itu adalah suatu wujud kenampakkan di muka bumi yang ditimbulkan oleh unsure-unsur
fisiografis, sosial, ekonomi, politik, dan cultural yang saling berinteraksi
antar unsure-unsur tersebut dan juga dalam hubungannya dengan daerah-daerah
yang lain.
Selain itu, Bintarto
(1977:10) juga membedakan pengertian desa berdasarkan artian umum, yaitu desa
sebagai unit – unit pemusatan penduduk yang bercorak agraris dan terletak jauh
dari kota dan desa dan desa dalam artian administratif, yaitu desa sebagai
kesatuan administratif yang dikenal dengan istilah kelurahan, karena pimpinan
desanya adalah lurah.
Menurut Sutardjo
Kartohadikusumo (1953) desa ialah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal
suatu masyarakat yang berkuasa menadakan pemerintahan sendiri.
Dengan demikian, desa
dapat dikatakan sebagai kesatuan wilayah yang berpenduduk, berpenghasilan,
berpemerintahan sendiri dan beralokasi jauh dari pusat pemerintahan tingkat
pusat. Meskipun unsur-unsur tersebut tidak selalu pasti, tetapi kenyataan di
Indonesia menunjukkan kecenderungan ke arah itu, mengingat di tingkat Ibu Kota
Kabupaten, Ibu Kota Provinsi, dan Ibu Kota Negara tidak terdapat di desa.
B. Karakteristik
Masyarakat Desa
Karakteristik desa
adalah cirikhas yang melekat pada
unsur – unsur desa, yang memberikan kekhususan dan perbedaannya, sehingga merupakan ciri
yang melekat pada istilah yang disebut Desa. Karakteristik desa yang dikemukakan
oleh Roucek & Warren (1963:78) sebagai berikut:
1.
Masyarakat
desa memiliki sifat yang homogen dalam hal mata pencaharian, nilai – nilai
dalam kebudayaan, serta dalam sikap dan tingkah laku.
2.
Kehidupan
di desa lebih menekankan anggota keluarga sebagai unit ekonomi. Artinya semua
anggota keluarga turut bersama terlibat dalam kegiatan mencari nafkah guna
memenuhi kebutuhan ekonomi
rumah tangga.
3.
Faktor
geografis sangat berpengaruh atas kehidupan yang ada. Misalnya keterkaitan
anggota masyarakat dengan tanah atau desa kelahirannya.
4.
Hubungan
sesama anggota masyarakat lebih intim dan awet dari pada kota, serta jumlah
anak yang ada dalam keluarga inti lebih besar dan banyak.
Secara umum, dalam
kehidupan masyarakat di pedesaan dapat dilihat dari beberapa karakteristik yang
mereka miliki. Karakteistik tersebut adalah :
1. Sistem kehidupan yang ada pada umumnya berkelompok
danagn dasar kekeluargaan.
2. Masyarakat bersifat homogen (seragam), seperti dalam
hal mata pencaharian, agama, tata pengaturan sosial, dan adat istiadat.
3. Hubungan antarwarga desa terjalin lebih mendalam dan
erat bila dibandingkan dengan hubungan mereka dengan masyarakat lainnya diluar
batas wilayah desanya.
4. Mata pencaharian utama penduduk umumnya adlah bertani.
5. Kontrol sosial ditentukan oleh nilai moral dan hukum
internal (hukum adat).
6. Penduduk desa kebanyakan berpendidikan rendah.
C. Tipologi
Masyarakat Desa
Tipologi dari masyarakat
desa akan secara mudah diketahui jika dihubungkan dengan kegiatan pokok yang
ditekuni guna memenuhi kebutuhan hidup sehari – sehari, anatara lain :
1.
Tipologi Desa dilihat dari Sistem Ikatan Kekerabatan
Berdasarkan ciri-ciri fisik desa dalam
sistem kehidupan masyarakat, maka terbentuklah ikatan-ikatan kekerabatan di
dalam wilayah pemukiman penduduk. Setidaknya ada tiga sistem ikatan kekerabatan
yang membentuk tipe-tipe desa di Indonesia, yakni:
a.
Tipe desa
geneologis, yaitu suatu desa yang ditempati oleh sejumlah penduduk dimana
masyarakatnya mempunyai ikatan secara keturunan atau masih mempunyai hubungan
pertalian darah. Desa yang terbentuk secara geneologis dapat dibedakan atas
tipe patrilineal, matrilineal, dan campuran.
b.
Tipe desa teritorial, yaitu
suatu desa yang ditempati sejumlah penduduk
atas dasar suka rela. Desa teritorial terbentuk menjadi tempat pemukiman
penduduk berdasarkan kepentingan bersama, dengan demikian mereka tinggal di
suatu desa yang menjadi suatu masyarakat hukum dimana ikatan warganya
didasarkan atas ikatan daerah, tempat atau wilayah tertentu.
c.
Tipe desa campuran,
yaitu suatu desa dimana penduduknya mempunyai ikatan keturunan dan wilayah.
Dalam bentuk ini, ikatan darah dan ikatan wilayah sama kuatnya.
2.
Tipologi Desa dilihat dari Hamparan Wilayah
Berdasarkan hamparan wilayahnya, maka desa dapat diklasifikasikan atas desa
pedalaman dan desa pantai/pesisir.
a. Desa pedalaman adalah desa-desa yang tersebar di
berbagai pelosok yang jauh dari kehidupan kota. Suasana ideal desa pedalaman
pada umumnya lebih diwarnai dengan nuansa kedamaian, yaitu kehidupan sederhana,
sunyi, sepi dalam lingkungan alam yang bersahabat.
b. Desa pantai adalah
desa-desa yang tersebar di berbagai kawasan pesisir dan di pulau-pulau kecil
yang pada umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan penangkap ikan dan hasil
laut, dan sebagian juga penduduknya sebagai petani subsistensi.
3.
Tipologi Desa dilihat dari Pola Pemukiman
Menurut Paul Landis (1948 :17) pada
dasarnya terdapat empat tipe desa pertanian:
a.
Farm village type, yaitu
suatu desa dimana orang bermukim secara besama-sama dalam suatu tempat dengan
sawah ladang yang berada di sekitar tempat mereka. Tipe desa seperti ini banyak
dijumpai di Asia Tenggara termasuk Indonesia.
b.
Nebulous farm village type, yaitu suatu desa dimana penduduknya bermukim bersama
di suatu tempat, dan sebagian lainnya menyebar di luar pemukiman tersebut
bersama sawah ladangnya.
c.
Arranged isolated farm type, yaitu
suatu desa dimana penduduknya bermukim di sekitar jalan-jalan yang
menghubungkan dengan pusat perdagangan (trade
center) dan selebihnya adalah sawah ladang mereka.
d.
Pure isolated farm type, yaitu suatu desa di mana penduduknya bermukim secara
tersebar bersama sawah ladang mereka masing-masing.
4.
Tipologi Desa Berdasarkan Mata Pencaharian
Tipe
masyarakat desa berdasarkan mata pencaharian pokok dapat diklasifikasikan dalam
desa pertanian dan desa industri.
a.
Desa pertanian terdiri atas:
1)
Desa
pertanian dalam artian sempit yang meliputi: desa pertanian lahan basah dan
lahan kering.
2)
Desa dalam
artian luas yang meliputi: desa
perkebunan milik rakyat, desa perkebunan milik swasta, desa nelayan tambak,
desa nelayan laut, dan desa peternakan.
b.
Desa industri yang memproduksi alat pertanian secara
tradisional maupun modern.
5.
Tipologi Desa Berdasarkan Perkembangannya
Berdasarkan
perkembangannya, tipe desa di Indonesia terbagi atas empat tipe, yakni:
a.
Pra desa (desa tradisional)
Tipe desa
semacam ini pada umumnya dijumpai dalam kehidupan masyarakat adat terpencil,
dimana seluruh kehidupan masyarakatnya termasuk teknologi bercocok tanam, cara
memelihara kesehatan, cara makan dan sebagainya masih sangat tergantung pada
alam sekeliling mereka. Tipe desa seperti ini cenderung bersifat sementara.
b.
Desa swadaya
Desa ini
memiliki kondisi yang relatif statis tradisional, dalam artian masyarakatnya
sangat tergantung pada keterampilan dan kemampuan pimpinannya.
Kehidupan masyarakat sangat tergantung pada alam yang belum diolah dan
dimanfaatkan secara baik. Susunan kelas dalam masyarakat masih bersifat
vertikal dan statis, serta kedudukan seseorang dinilai menurut keturunan dan
luasnya pemilikan tanah.
c.
Desa swakarya
Keadaan desa
ini sudah mulai disentuh oleh anasir-anasir (unsur) dari luar berupa adanya
pembaharuan yang sudah mulai dirasakan oleh anggota masyarakat. Benih-benih
demokrasi dalam pem-bangunan sudah mulai tumbuh, karya dan jasa serta
keterampilan mulai menjadi ukuran dalam penilaian, bukan lagi semata-mata pada
keturunan dan luas pemilikan tanah, mobilitas sosial baik vertikal maupun
horizontal mulai ada.
d.
Desa swasembada
Masyarakat
telah maju, sudah mengenal mekanisasi pertanian, mulai menggunakan ilmiah,
unsur partisipasi masyarakat sudah efektif, norma-norma penilaian sosial selalu
dihubungkan dengan kemampuan dan keterampilan seseorang, dan yang tidak kalah
pentingnya adalah sudah terdapat golongan pengusaha yang berani mengambil
resiko dalam menanam modal (interpreneur).
D. Masyarakat Desa
dilihat dari Tinjauan Geografis
Menurut R. Bintarto (1983) desa adalah suatu hasil perpaduan antara
kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Dari hasil perpaduan itu
adalah suatu wujud kenampakkan di muka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur
fisiografis, sosial, ekonomi, politik, dan cultural yang saling berinteraksi
antar unsure-unsur tersebut dan juga dalam hubungannya dengan daerah-daerah
yang lain. Potensi Fisis Desa berupa tanah, air, ternak, dan iklim
merupakan peranan penting bagi desa agraris.
Kalau kita amati kepadatan di daerah pedesaan, tempat tinggal penduduk
biasanya terkonsentrasi pada satu
perumahan - perumahan yang dikelilingi
oleh tanah – tanah pertanian. Aktivitas – aktivitas pertanian mengharuskan para
petani bekerja diluar rumah dan petani secara langsung terpengaruh oleh cuaca.
Pola persebaran desa dan pemusatan penduduk desa sangat dipengaruhi oleh
keadaan tanah, tata air, topografi, dan ketersediaan sumber daya alam yang
terdapat di desa
tersebut. Ada tiga pola penyebaran desa dalam hubungannya dengan bentang
alamnya, yaitu sebagai berikut :
a.
Pola Terpusat
Pola terpusat memiliki ciri permukaan desa saling menggerombol atau
mengelompok. Jarak tanah garapan untuk pertanian relatif jauh dari lokasi rumah
penduduk.
b.
Pola Tersebar
Pola tersebar memiliki ciri pemukiman penduduk menyebar di daerah
pertaniannya. Antara perumahan satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh jalur–
jalur lalu lintas untuk keperluan bidang perdagangan. Pola tersebar biasanya
terletak di daerah yang homogen tetapi kesuburan tanah tidak merata.
c.
Pola Memanjang
Pola memanjang memiliki ciri
pemukiman berupa deretan memanjang. Kanan kiri pemukiman adalah jalan, jalur sungai,
dan daerah pantai.
E. Masyarakat Desa
dilihat dari Tinjauan Sosiologis
Dalam kajiannya, pengertian desa mestilah dibedakan antara rural dan
village. Rural lebih bermakna sebagai perdesaan dengan ciri – ciri khas
pada karateristik masyarakat, sedangkan makna village sebagai suatu unit
territorial. Dengan demikian, suatu perdesaan (rural) dapat mencakup satu desa
(village) atau sejumlah desa.
1. Diferensiasi
Sosial
Diferensiasi sosial sangat dipengaruhi oleh banyaknya kelompok sosial yang
ada. Jumlah
kelompok sosial di perdesaan sendiri tidak sebanyak dan sekompleks masyarakat
perkotaan, karena homogenitas masyarakat desa. Daerah pedesaan pada dasarnya adalah homogen. Dan hampir semua penduduknya
mempunyai keseragaman dalam bidang pekerjaan, bahasa, adat istiadat dan
sebagainya. Hal ini disebabkan karena faktor generasi yang turun-temurun tinggal
desa tersebut.
Diferensiasi sosial pada masyarakat desa tidak begitu besar, karena adanya
heterogenitas sehingga hubungan antara individu dengan masyarakat sangat dekat. Penduduk pedesaan mempunyai
ikatan erat, karena struktur masyarakatnya yang sedemikian rupa sehingga
membuat perbedaan – perbedaan di antara mereka tidak brgitu besar. Satu hal
yang paling penting bahwa mereka tidak berasal dari latar belakang yang berbeda
– beda.
2.Stratifikasi Sosial
Terdapat empat perbedaan pokok di antara piramida sosial yang ada di
pedesaan dengan di perkotaan, yaitu :
a.
Jumlah kelas
sosial di pedesaan lebih
sedikit, dari pada di perkotaan.
b.
Perbedaan
kelas social yang satu dengan yang lain di pedesaan tidak
begitu besar.
c.
Jarak kelas sosial di perdesaan cenderung kecil di bandingkan
di perkotaan.
d.
Prinsip kasta
di perkotaan tidaklah selaku seperti di pedesaan.
3.Mobilitas Sosial
Banyaknya
variasi dalam profesi mempermudah penduduk kota untuk berpindah status dari
status satu ke status yang lain. Di pedesaan perpindahan status sangat jarang
terlihat. Disamping tidak adanya variasi lapangan pekerjaan atau tingkatan
status yang akan mereka capai, sikap dan keinginan mereka pindah profesi
kelihantannya sangat kecil. Mobilitas yang terjadi di pedesaan lebih sering
berbentuk mobilitas horizontal dalam arti lain, mobilitas yang tidak memberikan
peningkatan dalam strata sosial yang ada.
4.Interaksi
Sosial
Interaksi sosial merupakan dasar bagi terjadianya proses – proses sosial.
Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan
antara perorangan, antara kelompok manusia, dan antara perorangan dengan
kelompok.Proses interaksi masyarakat desa sangat berbeda dengan masyarakat kota. Perbedaan ini tentu disebabkan oleh faktor – faktor yang mempengaruhi sikap
dan tingkah laku interaksi sosial dari kedua kelompok masyarakat. Hal itu disebutkan oleh Sorokin dan Zimmerman (Smith, T. Lynn, 1951:56):
•
Area kontak bagi masyarakat desa lebih sempit dan
terbatas dibanding kota.
•
Totalitas interaksi yang dilakukan masyarakat desa
lebih bersifat langsung dibanding masyarakat kota.
•
Kontak di perdesaan lebih personal dibanding kota yang
impersonal.
•
Kontak sosial di perdesaan bersifat permanen, erat,
dan bertahan lama dibanding kota.
• Interaksi masyarakat perdesaan kurang terdiferensiasi
dan kompleks disbanding masyarakat kota.
5.Solidaritas Sosial
Pada masyarakat pedesaan, kesatuan di dasrakan atas persamaan – persamaan –
persamaan, yaitu kesatuan yang dihasilkan dari sifat – sifat atau ciri –ciri
sama, tujuan – tujuan yang sama, pengalaman – pengalaman yang relatif sama dan
dilandasi hubungan yang bersifat informal dan terikat kontrak..Solidaritas
sosial di masyarakat perdesaan lebih kepada solidaritas mekanis, karena
dilandasi oleh sifat serta cirri-ciri yang sama, tujuan, serta pengalaman yang
sama. Hal tersebut diikuti oleh hubungan informal dan tidak terikat kontrak.
Kadar solidaritas ditentukan oleh jumlah faktor yang terkumpul, yang
menjadi landdasan terciptanya integrasi. Semakin banyak faktor yang kumpul
semakin tinggi solidaritas kelompok. Unsur – unsur tersebut berupa marga,
pernikahan, persamaan agama, persamaan bahasa dan adat, kesamaan tanah,
wilayah, tanggung jawab atas pekerjaan yang sama dan dalam mempertahankan
ketertiban, ekonomi, atasan yang sama, ikatan kepada lembaga yang sama,
pertahanan bersama, bantuan bersama – sama dan pengalaman, tindakan, dan
kehidupan bersama (Soesanto, 1977:135).
6.
Kontrol
Sosial
Kontrol sosial merupakan suatua proses yang bertujuan untuk mendisiplinkan
para anggota kelompok dan menghindarkan atu membatasi adanya penyelewengan –
penyelewengan dari norma – norma kelompok
Pada masyarakat perdesaan, kontrol
sosial masih cukup besar. Di perdesaan orang lebih banyak bertindak sesuai
keinginan orang banyak atau kepentingan bersama dibanding kepentingan pribadi.
Kontrol sosial tersebut dapat berjalan efektif karena hubungan yang erat satu
sama lain dan bersifat personal.
F.
Masyarakat Desa dilihat dari Antropologi
1. Pola kebudayaan
Desa
a.
Interaksi antar warga pedesaan lebih erat bila
dibandingkan antara warga desa yang satu dengan warga desa yang lain
b.
Perhatian utama adalah pemenuhan hidup
c.
Sistem kehidupan berkelompok atas dasar kekeluargaan
d.
Mata pencaharian utama Pertanian (earth bound):
2. Implementasi teori kebudayaan para ahli terhadap masyarakat
desa
·
Implementasi teori solidaritas Emile Durkheim terhadap
kebudayaan masyarakat desa.
Sebagian besar masyarakat desa masih memelihara nilai
– nilai gotong royong, tolong – menolong, semangat kebersamaan, serta rasa
kesatuan yang kuat masyarakat dan jika ada yang tidak
melakukan atau menjaga hal tersebut akan mendapatkan sanksi dari masyarakat
sekitar yang berupa celaan, gunjingan, dan lain - lain. Sedangkan,ciri
utama dari solideritas mekanik adalah solideritas mekanik didasarkan pada suatu
tingkat homogenitas yang tinggi dalam hal kepercayaan, sentiment, dan lain - lain.
·
Implementasi teori modernitas Goerge Simmel terhadap kebudayaan
masyarakat desa
Dalam masyarakat desa modernitas yang terjadi
cenderung bersifat lambat Hal ini dikarenakan akses informasi yang cenderung
lambat. Modernitas di desa merupakan modernitas yang berasal dari kota. Di mana
apa yang menjadi modernitas di desa merupakan modernitas yang telah terjadi di
masyarakat kota. Namun biasanya ketika masyarakat kota sudah mulai meninggalkan
kebudayaan tersebut, masyarakat desa justru mulai cenderumerintis atau
mengaplikasikan kebudayaan tersebut. Hal ini dikarenakan akses informasi yang
cenderung lambat.
G. Perubahan
Sosial Budaya Masyarakat Desa
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi akibat adanya
ketidaksesuaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda yang ada dalam
kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak serasi
fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Dengan memahami definisi perubahan
sosial dan budaya di atas, maka suatu perubahan dikatakan sebagai perubahan
sosial budaya apabila memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Tidak ada masyarakat yang
perkembangannya berhenti karena setiapmasyarakat mengalami perubahan secara
cepat ataupun lambat.
2. Perubahan yang terjadi pada
lembaga kemasyarakatan akan diikuti.
3. Perubahan pada lembaga sosial
yang ada.
4. Perubahan yang berlangsung cepat biasanya akan mengakibatkan
kekacauan sementara karena orang akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan yang terjadi.
5. Perubahan tidak dapat dibatasi
pada bidang kebendaan atau spiritual saja karena keduanya saling berkaitan.
Pembangunan di masyarakat desa dan arus modernisasi juga membawa dampak
perubahan sosial budaya di masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat kita
sering mendengar adanya lembaga – lembaga tradisional dan lembaga – lembaga
modern. Sejalan dengan itu ada pula “pola ajar tradisonal” dan “pola ajar
modern”. Pola ajar tradisional mengajarkan cara – cara atau hal – hal yang
kuranglebih samadengan yang telah dipraktekan oleh generasi berikutnya (ayah,
kakek, nenek, orang tua dan sebagainya).
Pola ajar modern, mengajarkan suatu sikap mental yang tidak hanyamengenal masa lalu tetapi juga mamapu
menanggulangi masalah – masalah baru termasuk masalah-masalah yang belum
terpikirkan pada saat sekarang. Sikap modern cendurung mencari cara - cara
hidup yang lebih baik, menguntungkan / efisien dan lebih makmur. Lembaga
pesantren dalam kaitannya dengan
pembangunan /modernisasi pedesaan.
Pesantren sebagai lembaga kemasyarakatan tradisional yang ketinggalan di
belakang dalam perkembangan. Meskipun pesantren telah atau sedang memasuki
dunia modern baik dalam arti melakukan pembaharuan diri maupun tokoh-tokohnya
memulai komunikasi yang intensi dengan lembaga-lembaga yang berpusat di
kota-kota dan bahkan dengan luar negeri, namun pengliatan orang akan pesantren
masih tetap sebagai lambang pedesaan yang pada umumnya masih sangat bersifat
tradisional.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan :
Desa merupakan kesatuan wilayah yang
berpenduduk, berpenghasilan, berpemerintahan sendiri dan beralokasi jauh dari
pusat pemerintahan tingkat pusat. Tipologi desa dilihat dari Sistem Ikatan Kekerabatan, hamparan wilayah, pola pemukiman,
mata pencaharian, dan pola perkembangannya.
Masyarakat desa ditinjau dari geogarfis merupakan suatu wujud kenampakkan di muka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur
fisiografis, sosial, ekonomi, politik, dan cultural yang saling berinteraksi
antar unsure-unsur tersebut dan juga dalam hubungannya dengan daerah-daerah
yang lain.
Masyarakat desa dalam tinjauan sosiologis berbentuk
diferensiasi sosial, stratifikasi sosial, mobilitas sosial, interaksi sosial,
solidaritas sosial, dan kontrol sosial. Sedangkan masyarakat desa dalam
tinjauan antroplogi masyarakat desa masih memelihara nilai – nilai gotong
royong, tolong – menolong, semangat kebersamaan, serta rasa kesatuan yang kuat masyarakat
dan jika ada yang tidak melakukan atau menjaga hal tersebut akan mendapatkan
sanksi dari masyarakat sekitar yang berupa celaan, gunjingan, dan lain - lain.
Pembangunan di masyarakat desa dan arus modernisasi juga membawa dampak
perubahan sosial budaya di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Bintarto. 1977. Pengantar Geografi Desa. Yogyakarta :
UP. Spring.
Bintarto. 1997. Interaksi Desa Kota. Jakarta : Ghalia
Indonesia.
Drs. Khairuddin H. 1992. Pembangunan Masyarakat Tinjauan Aspek
Sosiologi, Ekonomi dan
Perencanaan. Yogyakarta : Liberty Yogyakarta.
Drs.Jefta Leibo, SU. 1995. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta : Andi
Offset.
Sajogyo, Pujiwati Sajogyo. 1984. Sosiologi
Pedesaan Jilid 2. Yogyakarta : UGM Press.
Susanto, Astrid S. 1977. Pengantar
Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bandung : Binacipta.
0 Komentar:
Posting Komentar
cukup dengan saran saya akan sangat terkesan, :)