Litosfer
adalah fenomena berupa kenampakan bentuk permukaan bumi (di daratan maupun di
lautan) yang terdiri dari pegunungan, gunung, dataran tinggi, perbukitan
dataran tinggi, dataran rendah, canyon, lubuk dan lain-lain. Kenampakan bumi
inilah yang disebut relief. Seorang geograf diharapkan mampu memahami litosfer
ini karena peranannya dalam pembentukan muka bumi sebagai tempat atau ajang
kehidupan manusia dan mempengaruhi karakteristik manusia yang menghuninya.
Litosfer
mencakup lempeng bumi (crust) dan bagian paling atas dari mantel bumi
(astenosfer). Konsep litosfer sebagai bagian terluar dari bumi yang bersifat
keras (rigid) dikembangkan oleh Barrel (1914). Konsepnya didasarkan pada
keberadaan anomaly gravitasi yang signifikan di atas lempeng benua, dari situ
ia menyimpulkan bahwa lempeng atau kulit bumi pasti berada di atas lapisan yang
dapat menggerakkan (bersifat cair liat) yang kemudian disebut lapisan
astenosfer. Ide ini kemudian dikembangkan oleh Daly (1940) dan diterima secara
luas oleh para ahli geologi dan geofisik. Meskipun teori ini berbicara tentang
lapisan yang memungkinkan litosfer bergerak, tetapi teori ini berkembang jauh
sebelum lahirnya Teori Tektonik Lempeng (
Plate Tectonic Theory) yang
dikukuhkan pada dekade 1960-an. Keberadaan litosfer yang kokoh di atas lapisan
yang cair liat yang dapat menyebabkan litosfer bergerak merupakan inti dari
teori tektonik lempeng.
Meskipun
litosfer terdiri dari berbagai tipe batuan dan ratusan jenis mineral,
material-material ini tersusun oleh sejumlah kecil elemen. Jumlah total dari
98,7% kerak bumi (menurut beratnya) terdiri dari elemen oksigen (46,6%),
silicon (27,72%), alumunium (8,13%), besi (5%), calcium (3,63%), sodium
(2,83%), potassium (2,70%), dan magnesium (2,09%). Elemen-elemen tersebut
membentuk blok-blok yang sebagian besar berupa material anorganik yang kita
kenal dalam kehidupan sehari-hari sebagai kaca (SiO2), concrete
(CaCO3), dan baja.
Struktur kulit bumi dibagi menjadi 3 lapisan sebagai berikut:
a.
Kerak Bumi
Tebal lapisan kerak bumi kira-kira 70km dan
merupakan lapisan batuan beku,batuan sedimen dan metamorf yang terdiri dari
basa dan masam. Unsur-unsur ini yang membentuk batuan yaitu O, Si, Al, Fe, Ca,
Na, K, dan Mg. di kerak benua terdiri dari batuan yang ringan dan banyak
mengandung SiO(silica). Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi makhluk hidup,
sedangkan di kerak samudera terdiri dari batuan-batuan yang sangat padat
berwarna gelap. Suhu di bawah kerak bumi mencapai 1100 ᵒ C. Kedua kerak
tersebut membentuk lempeng benua dan lempeng samudera.
b.
Selimut atau Selubung (mantel)
Merupakan lapisan yang letaknya di bawah
lapisan kerak bumi. Tebal selimut bumi mencapai 2900 km dan kedalaman kira-kira
400 km. Mantel atas ini merupakan lapisan batuan agak cair antara lain Fe, Mg,
Ca dan silikat Al. Mantel bawah kedalamannya 1000-2900 km dan terdapat batuan
padat antara lain oksidasi besi padat, Mg, dan SiO. Suhu di bagian bawah
selimut kira-kira 3000 ᵒC. tekanan dan temperature di dalam mantel bumisangat
tinggi sehingga batuan padat pun dapat bergerak mngapung walaupun geraknya
sangat lambat.
c.
Inti Bumi
Merupakan lapisanyang paling dalam. Lapisan
ini terbagi menjadi 2 lapisan yaitu:
·
Inti luar terdapat pada kedalaman 2900-5100 km dan tebalnya kira-kira
2000 km yang terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2200ᵒ Cdan sedikit
silikst, sulfur/belerang serta oksigen.
·
Inti dalam merupakan pusat bumi yang berbentuk bola dengan diameter
kira-kira 2700 km. kedalamannya 5100-6371 km. inti dalam ini terdiridari
tektonbesi padat dan nikel yang suhunya mencapai 4500ᵒ C.
1.
Proses
Pembentukan Muka Bumi oleh Tenaga Endogen
Kondisi litosfer berbeda antara berbagai
permukaan bumi karena dua hal. Pertama,
material batuan sebagai penyusun bumi mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda. Kedua, proses-proses
yang terjadi pada litosfer akibat tenaga yang berasal dari dalam bumi (endogen)
dan tenaga dari luar bumi (eksogen).
Tenaga endogen biasanya berperan membangun
berbagai bentuk muka bumi atau mengadakan kenampakan baru. Sedangkan tenaga
eksogen lebih bersifat merusak bentuk-bentuk muka bumi yang dibangun oleh
tenaga endogen. Untuk dapat lebih memahami tentang pengaruh tenaga endogen dan
eksogen terhadap pembentukan relief muka bumi, berikut ini akan diuraikan teori
yang diyakini oleh para ahli geologi yaitu teori plate tektonik.
Permukaan bumi (litosfer) merupakan
sistem yang bersifat dinamis (earth dynamic system). Litosfer
tersusun atas lempeng-lempeng (plates)
yang saling bergerak. Lempeng-lempeng bumi terdiri dari dua lempeng, yakni
lempeng benua (continental plate) dan
lempeng samudera (oceanic crust).
Lempeng benua tersusun oleh material yang banyak mengandung silicon dan
alumunium atau biasa disebut dengan istilah SIAL yang memiliki berat jenis
lebih ringan (BJ ± 2,7) bersifat asam. Sementara lempeng samudera tersusun oleh
mineral batuan yang terdiri dari silicon, oksigen, dan magnesium atau biasa
disebut dengan istilah SIMA yang memiliki berat jenis lebih berat (BJ ± 3,5)
lapisan sima bagian tengah bersifat basa (tipe magma basaltis) dan bagian bawah
bersifat ultrabasa (tipe magma peridodit). Perbedaan berat jenis ini
menyebabkan material yang berat (lempeng samudera) berada di bawah, lempeng ini
mendasari samudera. Lempeng benua karena tersusun oleh material yang lebih
ringan, maka lempeng ini berada di atas sebagai benua yang menjadi tempat
hunian manusia.
Bumi tersusun atas tiga lapisan utama yaitu
inti bumi, mantel dan kulit bumi, lapisan-lapisan kulit bumi sebagaimana
lapisan kue cake. Suess dan Wiechert
membagi perlapisan bumi menjadi empat, yaitu (1) kerak bumi (ketebalan
30-70 km), (2) selubung bumi (sisik silikat) ketebalan kurang lebih 12 km, (3)
chalcosfir atau lapisan antara (sisik oksioda dan sulfida) ketebalan kurang
lebih 1700 km, dan (4) barisfera (inti besi nikel) dengan jari-jari kurang
lebih 3500 km. Inti bumi memiliki suhu yang sangat panas (para ahli geologi
memperkirakan suhu inti bumi kurang lebih 6000 0C ).
Panas dari inti bumi ini merambat ke bagian atas (arus konveksi).
Panas konveksi ini sebagaimana panas
pada ketel, bila panas pada suhu 100 0C saja dapat menghasilkan
getaran, dapat diperkirakan bagaimana suhu panas konveksi yang ribuan derajat
celcius dari material yang volumenya sangat banyak ini sehingga panasnya
menghasilkan energi yang mampu menggerakkan lempeng benua dan lempeng
samudera.Pergerakan lempeng ini terjadi secara terus menerus.
Bukti hasil pergerakan lempeng ini dapat
dilihat dari proses terbentuknya benua-benua. Menurut para ilmuwan, benua-benua
ini semula pada 250 juta tahun yang lalu merupakan satu kesatuan yang disebut
pangaea. Kemudian pada perkembangan selanjutnya, yakni pada masa Triasik (200
juta tahun yang lalu) pangaea pecah menjadi dua yaitu Laurasia dan Gondwana
Land. Perpecahan-perpecahan demi perpecahan bagian-bagian benua terjadi secara
terus menerus karena gerakan lempeng yang terus menerus, terbentuklah
pulau-pulau sehingga menampakkan bentuknya seperti saat ini.
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal
dari dalam bumi dan bersifat membangun/membentuk muka bumi. Perwujudan dari
tenaga endogen
adalah:
a.
Tenaga tektonisme/tektonik
Merupakan peristiwa pergeseran kulit bumi baik secara vertical maupun
horizontal oleh tenaga endogen.
1)
Gerakan epirogenesis
Merupakan gerakan pengankatan jalur-jalur kerak bumi secara lambat,
meliputi daerah yang sangat luas. Gerakan ini dibedakan menjadi 2 yaitu:
·
Epirogenesis positif
Terjadi apabila permukaan bumi mengalami penurunan atau erakan turun
dari masa daratan sehingga seolah-olah permukaan air laut mengalami kenaikan.
·
Epirogenesis negatif
Terjadi apabila permukaan bumi mengalami kenaikan sehingga seolah-olah
permukaan laut mengalami penurunan.
2)
Gerakan orogenesis
Merupakan gerakan pengangkatan jalur-jalur kerak bumi yang relative
cepat dan meliputi daerah yang relative sempit. Gerakan ini mambentuk gunung
atau pegunungan akibat adanya tabraka lempeng, tabrakan sesar bawah benua
dengan lempeng samudera, dan pergeseran punggung samudera dengan benua. Contoh
dari gerakan ini adalah rangkaian sirkum pasifik dan sirkum mediterania.
Lipatan adalah bentuk oleh tenaga endogen
yang bergerak horizontal denagn kekuatan yang sama menuju ke satu arah sehingga
lapisan kulit bumi yang elastis membentuk lapisan berlekuk-lekuk atau terlipat.
Macam-macamlipatan yaitu:
a.
Lipatan Tegak
Lipatan tegak merupakan lipatan yang mempunyai
antiklinal dan sinklinal dengan letak simetrik terhadap sumbu lipatan yang ada
di sampingnya. Lipatan ini terjadi sebagai akibat dari adanya dua tenaga yang
bertemu dengan kekuatan yang seimbang.
b.
Lipatan Miring
Lipatan miring merupakan lipatan yang mempunyai
sumbu antiklinal agak miring. Lipatan ini dapat terjadi karena tekanan
horisontal dari salah satu sisi lebih besar dari sisi lainnya.
c.
Lipatan Mengganung
Lipatan menggantung merupakan lipatan yang
mempunyai antiklinal dan sinklinal yang miring dan lebih miring dibandingkan
dengan lipatan miring, Lipatan ini terjadi sebagai akibat dari adanya tekanan
horisontal dari salah satu sisi lebih besar dari sisi lainnya.
d.
Lipatan Isoklinal
Lipatan
isoklinal merupakan lipatan yang mempunyai beberapa antiklinal yang relatif
sejajar. Lipatan ini terbentuk sebagai akibat dari adanya dua tekanan
horisontal hampir sama dan mengenai struktur batuan yang lebih elastis.
e.
Lipatan Rebah
Lipatan rebah merupakan lipatan yang terjadi
sebagai akibat dari adanya tekanan kuat yang
mendorong bagian dasar lipatan, sehingga antiklinalnya rebah, Lipatan
ini dapat terjadi karena adanya tekanan horisontal dari satu arah yang jauh
lebih kuat dibandingkan dengan tekanan dari sisi satunya.
Patahan adalah suatu rekahan pada batuan yang
telah mangalami pergeseran. patahan ini akan terjadi apabila terjadi
gerakan-gerakkan tektogenesis yang relative cepat. Bentuk-bentuk patahan
sebagai berikut:
a.
Patahan Normal
Patahan normal merupakan patahan yang arah lempeng
batuannya mengalami penurunan yang mengikuti arah gaya berat (gravitasi bumi).
b.
Patahan Reverse
Patahan reverse merupakan patahan yang arah lempeng
batuannya bergerak naik dan berlawanan arah dengan gaya berat (arahnya
kebalikan dari patahan normal).
c.
Patahan Slip
Patahan slip merupakan patahan yang terjadi sebagai
akibat dari adanya dua tenaga penggerak lapisan batuan yang horisontal dan
berlawanan arah . Patahan ini dibagi menjadi strike slip fault dan oblique
slip fault
d.
Patahan komplek, yaitu patahan yang
terjadi sebagai akibat bekerjanya tenaga endogen sehingga menghasilkan retakan,
patah naik, patah turun, patah mendatar
ke kanan dan ke kiri, dapat berupa
pegunungan blok.
Bentuk Muka Bumi Akibat Patahan:
a. Graben yaitu lapisan tanah yang lebih rendah dari sisi kanan
dan kiri akibat terjadinya patahan.
b. Horst yaitu lapisan tanah yang lebih tinggi dari sekelilingnya
dan terjadi sebagai akibat dari adanya patahan.
c. Fault scarp yaitu dinding terjal yang dihasilkan oleh adanya patahan
dengan salah satu blok yang bergerak ke atas.
Vulkanisme adalah gerakan magma dari dalam
bumi. Vulkanisme terdktivitasiri dari dua macam.
a.
Intrusi magma(plutonisme) adalah aktivitas magma yang tidak sampai ke
permukaan bumi. Akibat adanya intrusi magma terjadi bermacam-macam bentukan
sebagai berikut:
·
Batolit yaitu membeku di dapur magma yang luasnya lebih dari 100 km.
·
Lakolit yaitu magma yang membeku di antara dua lapisan batuan yang
mambentuk lensa cembung.
·
Dike/gang/korok yaitu magma yang menyusup memotong lapisan batuan yang
hamper mencapai permukaan bumi.
·
Sill yaitu batuan beku yang berbentuk pipih dihasilkan dari magma cair
yang menyusup di antara lapisan batuan.
·
Diatrema yaitu magma yang mengisi pipa letusan (pipa kawah)
·
Apofisa merupakan cabang dari korok/gang.
Ekstrusi
magma adalah aktivitas magma yang sampai ke permukaan bumi. Ekstrusi magma
terdiri dari tiga macam:
1. Ekstrusi/
erupsi sentral yaitu magma yang keluar melalui satu titik pusat yang
menghasilkan berbagai tipe gunung api. Berdasarkan jenis letusannya, ekstrusi
sentral dibagi atas:
·
Efusi: peristiwa
keluarnya magma tanpa disertai ledakan, siat magma cair, tekanan gas lemah.
Ekstrusi ini menghasilkan gunung api perisai yang ada di Hawaii.
·
Eksplosit: peristiwa
keluarnya magma menimbulkan ledakan yang hebat. Cirri-cirinya tekanan gasnya
tinggi, magmanya sangat kental.
·
Campuran: artinya
campuran antara efusif dan eksplosif.
2. Ekstrusi
/ erupsi linier yaitu proses keluarnya magma melalui patahan atau celah yang
memanjang.
3. Ekstrusi
/ erupsi area yaitu erupsi yang muncul dibanyak tempat pada wilayah yang luas.
Ini terjadikarena magma sangat dekat dengan permukaan bumi.
Faktor-faktor
yang dapat memengaruhi tipe letusan antara lain:
1. Kedalaman
dapur magma
2. Tekanan
gas magnetic
3. Derajat
kekentalan magma
Macam-macam
tipe letusan antara lain:
1. Tipe
Hawaii
Cirai-ciri:
Ø Lavanya
cair dan encer
Ø Letak
dapur magmanya dangkal
Ø Tekanan
gasnya rendah
2. Tipe
Stromboli dangkal.
Cirri-cirinya:
Ø Lavanya
cair
Ø Tekanan
gasnya sedang
Ø Letak
dapur magmanya dangkal
Ø Letusannya
terus-menerus dan tidak kuat
Ø Letusannya
membawa magma disertai bom dan lapili
3. Tipe
vulkano
Cirri-ciri:
magmanya cair kental.
Tipe
ini dibedakan menjadi dua:
a) Tipe
vulkano lemah: tekanan gasnya sedang,sumber magma.
b) Tipe
vulkano kuat: tekanan gasnya tinggi, sumber magma dalam.
4. Tipe
merapi
Cir-ciri:
Ø Lavanya
kental
Ø Summber
magma dangkal
Ø Tekanan
gasnya rendah.
5. Tipe
petter
Cirri-ciri:
Ø Lavanya
cair kental
Ø Tekanan
gasnya sangat tinggi
Ø Sumber
gasnya sangat dalam
Ø Letusannya
dahsyat
Ø Semburan
dan material padat mencapai ketinggian 85 km menjulang ke angkasa
6. Tipe
Saint Vincent
Cirri-ciri:
Ø Lavanya
kental
Ø Tekanan
gas sedang
Ø Sumber
magma dangkal
7. Tipe
pelee
Ciri-ciri:
Ø Lava
kental
Ø Tekanan
gas tinggi
Ø Sumber
magma dalam
Bentuk-bentuk
gunung api:
1) Gunung
api perisai( tameng)
Erupsi
besifat efusi bahan yang dikeluarkan berwujud cair.(lelehan lava encer)
2) Gunung
api maar
Erupsi
bersifat eksplosif (ledakan) yang biasanya hanya satu kali, bahan yang
dikeluarkan relative sedikit karena sumber magmanya dangkal dan sempit.
3) Gunung
api strato
Erupsi
bersifat campuran antara eksplosif yang bergantian secara terus-menerus dengan
efusif. Gunung api ini berbentuk kerucut dan jika dilihat penampang badan
gunung itu berlapis-lapis dengan lapisan yang sejajar dengan lereng gunung itu.
Keuntungan
setelah gunung api meletus:
·
Abu vulkanik dari
letusan setelah jangka waktu tertentu dapat menyuburkan tanah.
·
Gunung api merupakan
daerah penangkapan hujan yang baik. Biasanya wilayah gunung api merupakan
daerah hujan lebat yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan air di dalam
tanah.
·
Gunung api bermanfaat
objek pariwisata alam.
·
Terdapat bahan galian
yang berharga dan gejala-gejala pasca vulkanik yaitu:
ü Sumber
air panas untuk pengobatan sakit rematik dan sakit kulit.
ü Emas
untuk membuat perhiasan yang berharga.
ü Solfatar
ü Fumarol
·
Bom dan lapili dapat
dimanfaatkan bahan bangunan.
Berdasarkan
penyebabnya, gempa bumi di bagi menjadi:
a) Gempa
tektonik yaitu gempa yang disebabkan pergeseran lapian batuan berupa patahan
atau retakan.
b) Gempa
vulkanik yaitu gempa yang disebabkan karena letusan gunung api.
c) Gempa
rutuhan yaitu gempa yang disebabkan runtuhnya atap gua yang terdapat di dalam
litosfer.
Berdasarkan
bentuk episentrumnya, gempa bumi dapat dibagi atas:
a) Gempa
linier yaitu gempa yang episentrumnya berbentuk garis.
b) Gempa
sentral yaitu episentrum gempanya berbentuk titik.
Berdasarkan
letak hepisentrumnya, gempa bumi dapat dibagi menjadi:
a) Gempa
dalam, jika letak hiposentrumnya antara 300-700 km.
b) Gempa
intermedier, jika letak hiposentrumnya antara 100-300 km.
c) Gempa
dangkal, jika letak hiposentrumnya kurang dari 100 km.
Berdasarkan
jarak episentrumnya , gempa bumi dapat dibagi menjadi:
a) Gempa
dekat , jarak episentrumnya kurang dari 10000 m.
b) Gempa
jauh, jarak episentrumnya lebih dari 10000 m.
Gelombang
gempa bumi di bagi menjadi:
a) Gelombang
primer adalah gelombang gempa yang dirambatkan dengan kecepatan antara 7-14
km/detik.
b) Gelobang
sekunder adalah gelombang gempa yang dirambatkan dengan kecepatan 4-7 km/detik.
c) Gelombang
panjang adalah gelombang gempa yang dirambatkan dengan kecepatan kurang dari
3,5 km/detik.
2.
Jenis
Pergerakan Lempeng
Pergerakan lempeng terjadi dalam
beberapa kemungkinan, tetapi secara garis besar pergerakan lempeng
diklasifikasikan menjadi dua, yakni gerakan konvergen dan gerakan divergen.
Gerakan konvergen adalah gerakan lempeng-lempeng yang saling bertemu. Sedangkan
gerakan divergen adalah gerakan lempeng-lempeng yang saling meninggalkan.
a. Gerakan
konvergen
1) Konvergensi
antara lempeng benua dengan samudera
Konvergensi
antara lempeng benua dengan lempeng samudera merupakan peristiwa yang
seringkali menjadi perhatian masyarakat karena dampaknya langsung dirasakan.
Kedua jenis lempeng ini memiliki sifat yang berbeda. Lempeng samudera karena
memiliki berat jenis yang lebih berat maka ketika terjadi konvergensi
(tumbukan), maka lempeng samudera menyelusup ke bawah lempeng benua.
Tumbukan
lempeng ini menyebabkan bagian lempeng samudera yang menyelusup mengalami
gesekan yang suhunya sangat panas. Suhu yang panas ini menyebabkan batuan
penyusun lempeng samudera menjadi cair liat. Batuan yang telah menjadi cair
liat mengalami tekanan yang kuat karena dorongan lempeng yang menyelusup
tersebut menyebabkan material cair liat ini berusaha mencari jalan keluar.
Jalan keluar ini dapat melalui lubang kepundan gunung api (vulkan) atau bila
lapisan batuan di atasnya lemah akan menembus lapisan batuan tersebut, sehingga
dapat membentuk gunung api baru.
2) Konvergensi
antara lempeng benua dengan benua
Tumbukan
lempeng benua dengan benua yang memiliki berat jenis yang sama-sama ringan
menyebabkan lempeng benua ini naik. Lempeng benua ini pada bagian atasnya
kemungkinan melengkung atau melipat, sehingga dapat terbentuk gunung atau
pegunungan. Pada konvergensi lempeng benua dengan benua, gunung yang dihasilkan
bukan merupakan gunung api, karena tidak terdapat sumber magma yang berasal
dari gesekan lempeng yang menghujam dan menjadi cair liat.
3) Konvergensi
antara lempeng samudera dengan lempeng samudera
Konvergensi
lempeng samudera dengan lempeng samudera dapat menyebabkan salah satu lempeng
yang lebih tebal/berat menghujam ke bawah masuk ke zona astenosfer sehingga
terdapat bagian lempeng yang menjadi cair liat karena suhu yang sangat tinggi.
Karena peristiwa ini terjadi di tengah laut, maka bila batuan cair liat ini
mendesak ke bagian atas terbentuk gunung api bawah laut. Gunung api bawah laut
inibila meletus dapat menimbulkan gelombang Tsunami.
b. Gerakan
divergen
1) Divergensi
antara lempeng benua dengan benua
Gerakan
antara dua lempeng benua yang saling meninggalkan ini dapat menyebabkan
terjadinya celah atau jurang yang dalam. Bila celah tersebut dimasuki oleh air,
maka celah tersebut akan menjadi tubuh perairan, pemisah antara dua daratan.
2) Divergensi
antara lempeng benua dengan samudera
3) Divergensi
antara lempeng samudera dengan lempeng samudera
Jenis
divergensi ini akan menyebabkan terdapatnya area di samudera yang kosong
(rongga). Rongga ini dapat berupa palung laut yang sangat dalam. Pada peristiwa
divergensi ini dapat menyebabkan terjadinya tsunami, karena rongga yang kosong
dapat menyedot air laut dari bagian laut lain secara tiba-tiba sehingga
pertemuan arus air tersebut menghasilkan energi yang besar dan lain.
Pergerakan
lempeng baik yang konvergen maupun divergen terjadi secara terus menerus karena
energi panas konveksi dialirkan terus menerus. Oleh karena itu posisi berbagai
benua (lempeng benua) yang selalu berinteraksi dengan lempeng-lempeng lainnya,
tidak tertutup kemungkinan selalu berubah. Lempeng-lempeng penyusun litosfer
ini saling berhimpit, sehingga bila salah satu bergeser lempeng yang berdekatan
akan ikut bergeser. Karena adanya pergeseran lempeng ini juga memungkinkan
dampak dari gerakan lempeng akan dirasakan oleh manusia sebagai penghuni litosfer.
Hal penting yang harus diantisipasi oleh manusia sebagai penghuni adalah
mengurangi dampak yang mungkin timbul, karena gempa bumi yang seringkali
sebagai sebuah bencana tidak dapat dicegah oleh manusia.
3.
Proses pembentukan muka bumi oleh tenaga eksogen
Tenaga eksogen merupakan tenaga yang berasal
dari luar permukaan bumi yang berpengaruh terhadap pembentukan relief muka bumi.
Pada umumnya bentuk muka bumi yang telah dibangun oleh tenaga endogen dirusak oleh
tenaga eksogen. Tenaga eksogen dapat berupa radiasi matahari, air, angin, gletser,
dan makhluk hidup.
a.
Radiasi Matahari
Pada
siang hari radiasi matahari tinggi sehingga udara terasa panas. Sedangkan pada
malam hari pengaruh radiasi matahari sangat kecil sehingga terasa dingin. Pada
siang hari terjadi pengembangan batuan karena suhunya panas, sedangkan pada
malam hari terjadi pengkerutan batuan karena suhunya dingin. Akibat
pengembangan dan pengkerutan batuan yang terjadi secara terus menerus
menyebabkan batuan menjadi pecah. Peristiwa seperti ini disebut dengan
pelapukan Mekanik.
b. Air
Di
daerah tropis seperti di Indonesia tenaga eksogen yang berupa air mempunyai peranan
angin cukup besar. Daerah ini banyak terjadi hujan dengan intensitas yang cukup
tinggi. Tetesan air hujan yang jatuh secara terus menerus mampu memecahkan agregat
tanah. Sedangkan aliran permukaan tanah sebagai akibat adanya hujan akan mampu mengikis
batuan atau tanah yang dilaluinya. Peristiwa ini disebut dengan erosi.
c. Angin
Pengaruh
aktifitas angin terhadap bentuk muka bumi sangat nampak di daerah arid (gurun).
Angin yang bergerak dengan kencang akan mampu membawa debu dan pasir sehingga mengikis
batuan yang diterpanya. Disamping itu pasir dan debu yang terbawa angin akan diendapkan
di suatu tempat dalm bentuk gumuk pasir (bukit pasir). Peristiwa ini disebut dengan
istilah erosi dan sedimentasi.
d. Gletser
Gletser
merupakan bongkah-bongkah es yang meluncur dari lereng pegunungan ke tempat yang
lebih rendah. Selama dalam perjalanan meluncur ke bawah, gletser mengikis batuan
atau tanah yang dilaluinya dan kemudian diendapkan di tempat tertentu. Endapan yang
terbentuk disebut dengan moraine atau glacial till.
e. Makhluk
Hidup
Makhluk
hidup yang berupa hewan maupun tumbuhan dapat menjadi penyebab lapuknya suatu batuan,
sehingga batuan menjadi hancur dan diangkut oleh angin maupun air dan mengendap
di suatu tempat.
4.
Aspek-aspek Litosfer
a.
Batuan
Batuan
(rocks) merupakan bahan utama pembentuk
muka bumi yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, karena batuan menentukan
jenis tanah, kesuburan, sebagai sumber daya alam, dan lain-lain. Struktur bumi yang
terdiri dari inti bumi, mantel dan kulit bumi, dengan dinamika gerakan dan proses
menghasilkan berbagai batuan. Batuan dapat dibedakan dari warna, penampilan, tekstur,
struktur, tingkat kekerasan dan komposisi. Menurut proses terjadinya batuan dapat
dibedakan menjadi:
1) Batuan
Beku (ignous rocks)
Batuan
yang terjadi dari proses pembekuan magma disebut batuan beku. Magma merupakan larutan
silikat alam yang bersifat cair liat, panas, dan pijar yang penuh dengan gas-gas
volatile (gas yang mudah menguap) yang
keluar melalui permukaan bumi. Keluarnya magma ke permukaan bumi melalui daerah-daerah
lemah, seperti daerah patahan (sesar), rekahan, dan pipa gunung api. Magma dapat
membeku saat masih dalam perut bumi (disebut beku dalam), membeku dalam perjalanannya
antara perut bumi dan permukaan bumi atau di sekitar pipa gunung api (disebut beku
korok atau gang), atau membeku setelah keluar ke permukaan bumi (beku luar). Beberapa
contoh batuan beku: scoria, granit, pyroxenite, pumicecoso, perlite, peridotite,
gypsum, granodiorite.
2) Batuan
Sedimen (sedimentary rocks)
Batuan
sedimen atau batuan endapan adalah batuan yang terbentuk karena proses pengendapan,
proses kimia, dan proses biologis. Salah satu sifat khas dari batuan endapan adalah
terdapatnya perlapisan. Contoh batuan sedimen: sasphalt, chert, sandstone, shale,
silstone, dolomite.
3) Batuan
Metamorf (metamorphic rocks)
Batuan
metamorf atau malihan adalah batuan yang terbentuk oleh batuan yang telah ada (dapat
berasal dari batuan endapan maupun batuan beku), dimana batuan tersebut mengalami
proses metamorfisme (mengalami pemanasan dalam suhu tinggi dan tekanan yang tinggi)
di kerak bumi, sehingga terbentuk struktur, tekstur, dan mineral-mineral yang baru.
Beberapa contoh metamorf: schist, marbel, quartsit, serpentinite, eclogite, gneiss.
4) Batuan
Lain
Berdasarkan
nilai ekonominya batuan dapat dibedakan dari segi manfaatnya sebagai:
·
Bahan bakar (batu bara)
·
Bahan bangunan (granit)
·
Sumber mineral (biji besi)
·
Batu mulia (intan)
·
Bahan mentah industri (asbes,
gamping)
b. Tanah
Tanah
merupakan salah satu lapisan tipis dalam geosfir, yang disebut pedosfir. Pedosfir
adalah bagian dari litosfer yang jarang sekali disebut sebagai lapisan tersendiri.
Tanah sebagai fungsi dari batuan, organisme, iklim, topografi dan waktu yang dipelajari
dalam pedologi. Tanah dapat dipandang dari dua perspektif, yakni dari sudut pandang
geologi dan pedologi. Menurut sudut pandang geologi, sebenarnya tanah merupakan
batuan juga, hanya saja tanah telah mengalami hancuran dari batuan induknya. Dalam
perspektif pedologi, tanah merupakan media tempat tumbuhnya tanam-tanaman. Tanah
sebagai media tumbuhnya tanam-tanaman menentukan usaha pertanian, karena jenis tanah
dapat menentukan tingkat kesuburan dan jenis tanaman yang dapat dibudidayakan.
c. Gunung
dan Pegunungan
Kenampakan
alam yang berbentuk kerucut besar, tinggi, dan biasanya mempunyai ketinggian lebih
dari 600 m disebut dengan gunung. Deretan gunung-gunung yang mempunyai ketinggian
bervariasi disebut pegunungan.
Berdasarkan
ketinggiannya, pegunungan dapat dibedakan menjadi:
1) Pegunungan
rendah, yaitu deretan gunung-gunung yang mempunyai ketinggian < 500 m.
2) Pegunungan
sedang, yaitu deretan gunung-gunung yang mempunyai ketinggian antara 500-1500 m.
3) Pegunungan
tinggi, yaitu deretan gunung-gunung yang mempunyai ketinggian > 1500 m.
Berdasarkan
cara terbentuknya, pegunungan terdiri dari:
1) Pegunungan
Lipatan
Terbentuk
karena proses pelipatan. Pelipatan terjadi karena dorongan tenaga tektonik yang
mengenai lapisan batuan yang tidak mudah patah, sehingga lapisan batuan tersebut
melipat. Lipatan batuan dapat diketahui dari struktur pelapisannya.
2) Pegunungan
Patahan
Terbentuk
oleh proses patahan karena adanya tekanan, baik vertikal maupun horizontal. Bagian
atas disebut horst dan bagian bawah disebut graben.
3) Pegenungan
Vulkanik
Terbentuk
oleh proses vulkanisme yaitu gerakan magma mendesak kulit bumi akibat peristiwa
tumbukan lempeng tektonik dan pada peristiwa erupsi terjadi penumpukan material
sehingga membentuk suatu bentukan yang umumnya berbentuk kerucut. Bentuk tersebut
memang tidak selalu kerucut, hal ini ditentukan pula oleh material batuan magma
dan tipe vulkannya. Ada empat jenis puncak lava: asam, basa, debu dan gabungan.
Vulkan-vulkan ini ada yang masih aktif istirahat dan ada yang mati (sebagian ahli
geologi menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada vulkan yang mati, tetapi hanya istirahat
panjang).
d. Daratan
Tinggi
Daratan
tinggi merupakan daratan di tempat yang tingggi, hal tersebut terjadi karena proses
denudasi yang mengiringi terbentuknya pegunungan. Ada empat jenis daratan tinggi:
1) Plato
Tektonik yang terbentuk atau terangkat selama gerakan permukaan bumi dalam skala
luas. Plato ini bersifat masif yang mengalami proses pengelupasan oleh hujan, angin,
aliran air dan es dalam waktu yang sangat lama.
2) Plato
Terbelah yang mengalami erosi oleh berbagai kekuatan cuaca dan pengelupasan selama
jutaan tahun. Permukaan plato ini terkikis oleh aliran es dan air.
3) Plato
Loess yang tertutup oleh lapisan debu tanah kuning sedalam beberapa meter sampai
ratusan meter. Debu ini berasal dari Gurun Gobi yang dibawa angin dan diendapkan
di lembah Huang He, Cina Utara.
4) Plato
Lava yang terjadi karena erupsi vulkan yang mengenai tempat yang lebih rendah sampai
ketinggian 1000 m.
e. Perbukitan
Perbukitan
adalah kumpulan bukit-bukit atau kompleks pegunungan kecil dengan ketinggian antara
150-700 meter di atas permukaan laut, keberadaannya dapat tunggal atau berkelompok.
f. Dataran
Rendah
Dataran
rendah adalah struktur batuan yang horizontal dengan relief rendah. Jenis-jenis
dataran rendah yaitu: dataran pantai, dataran banjir, dataran es.
g. Bentuk
Muka Bumi Dasar Laut
Apabila
kita melihat rekaman gambar yang diperoleh oleh para penyelam yang menelusuri dasar
laut, ternyata relief dasar laut seperti relief daratan. Dasar laut juga memiliki
relief seperti gunung, palung (lembah), bukit dan dataran. Beberapa relief dasar
laut diantaranya berupa:
1) Dangkalan
(continental shelf), yaitu dasar laut yang melandai dengan kedalaman < 200 m.
2) Ambang
laut, yaitu dasar laut yang dangkal dan memisahkan dua buah laut yang lebih dalam.
3) Punggung
laut, yaitu perbukitan yang terdapat di laut dengan puncak yang berada di bawah
maupun di atas permukaan laut.
4) Gunung
laut, yaitu gunung yang muncul di permukaan laut.
5) Lubuk
laut (basin), yaitu laut dalam berbentuk
bulat dan cekung yang terjadi sebagai akibat adanya gerakan lempeng tektonik yang
menyebabkan dasar laut turun.
6) Palung
laut (trench), yaitu dasar laut yang curam,
sempit, dalam dan memanjang.
PENUTUP
SIMPULAN
Litosfer adalah fenomena berupa
kenampakan bentuk permukaan bumi (di daratan maupun di lautan) yang terdiri
dari pegunungan, gunung, dataran tinggi, perbukitan dataran tinggi, dataran
rendah, canyon, lubuk dan lain-lain. Kenampakan bumi inilah yang disebut relief.
Seorang geograf diharapkan mampu memahami litosfer ini karena peranannya dalam
pembentukan muka bumi sebagai tempat atau ajang kehidupan manusia dan
mempengaruhi karakteristik manusia yang menghuninya.
Kondisi litosfer berbeda antara berbagai
permukaan bumi karena dua hal. Pertama,
material batuan sebagai penyusun bumi mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
Kedua, proses-proses yang terjadi
pada litosfer akibat tenaga yang berasal dari dalam bumi (endogen) dan tenaga
dari luar bumi (eksogen).
Pergerakan lempeng terjadi dalam
beberapa kemungkinan, tetapi secara garis besar pergerakan lempeng
diklasifikasikan menjadi dua, yakni gerakan konvergen dan gerakan divergen.
Gerakan konvergen adalah gerakan lempeng-lempeng yang saling bertemu. Sedangkan
gerakan divergen adalah gerakan lempeng-lempeng yang saling meninggalkan.
Aspek-aspek litosfer yaitu
batuan, tanah, gunung dan pegunungan, dataran tinggi, perbukitan, dataran
rendah, bentuk muka bumi dasar laut.
0 Komentar:
Posting Komentar
cukup dengan saran saya akan sangat terkesan, :)