Minggu, 23 Maret 2014

"LITOSFER"

0



Litosfer adalah fenomena berupa kenampakan bentuk permukaan bumi (di daratan maupun di lautan) yang terdiri dari pegunungan, gunung, dataran tinggi, perbukitan dataran tinggi, dataran rendah, canyon, lubuk dan lain-lain. Kenampakan bumi inilah yang disebut relief. Seorang geograf diharapkan mampu memahami litosfer ini karena peranannya dalam pembentukan muka bumi sebagai tempat atau ajang kehidupan manusia dan mempengaruhi karakteristik manusia yang menghuninya.
Litosfer mencakup lempeng bumi (crust) dan bagian paling atas dari mantel bumi (astenosfer). Konsep litosfer sebagai bagian terluar dari bumi yang bersifat keras (rigid) dikembangkan oleh Barrel (1914). Konsepnya didasarkan pada keberadaan anomaly gravitasi yang signifikan di atas lempeng benua, dari situ ia menyimpulkan bahwa lempeng atau kulit bumi pasti berada di atas lapisan yang dapat menggerakkan (bersifat cair liat) yang kemudian disebut lapisan astenosfer. Ide ini kemudian dikembangkan oleh Daly (1940) dan diterima secara luas oleh para ahli geologi dan geofisik. Meskipun teori ini berbicara tentang lapisan yang memungkinkan litosfer bergerak, tetapi teori ini berkembang jauh sebelum lahirnya Teori Tektonik Lempeng ( Plate Tectonic Theory)  yang dikukuhkan pada dekade 1960-an. Keberadaan litosfer yang kokoh di atas lapisan yang cair liat yang dapat menyebabkan litosfer bergerak merupakan inti dari teori tektonik lempeng.
Meskipun litosfer terdiri dari berbagai tipe batuan dan ratusan jenis mineral, material-material ini tersusun oleh sejumlah kecil elemen. Jumlah total dari 98,7% kerak bumi (menurut beratnya) terdiri dari elemen oksigen (46,6%), silicon (27,72%), alumunium (8,13%), besi (5%), calcium (3,63%), sodium (2,83%), potassium (2,70%), dan magnesium (2,09%). Elemen-elemen tersebut membentuk blok-blok yang sebagian besar berupa material anorganik yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari sebagai kaca (SiO2), concrete (CaCO3), dan baja.
Struktur kulit bumi dibagi menjadi 3 lapisan sebagai berikut:
a.       Kerak Bumi
Tebal lapisan kerak bumi kira-kira 70km dan merupakan lapisan batuan beku,batuan sedimen dan metamorf yang terdiri dari basa dan masam. Unsur-unsur ini yang membentuk batuan yaitu O, Si, Al, Fe, Ca, Na, K, dan Mg. di kerak benua terdiri dari batuan yang ringan dan banyak mengandung SiO(silica). Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi makhluk hidup, sedangkan di kerak samudera terdiri dari batuan-batuan yang sangat padat berwarna gelap. Suhu di bawah kerak bumi mencapai 1100 ᵒ C. Kedua kerak tersebut membentuk lempeng benua dan lempeng samudera.
b.      Selimut atau Selubung (mantel)
Merupakan lapisan yang letaknya di bawah lapisan kerak bumi. Tebal selimut bumi mencapai 2900 km dan kedalaman kira-kira 400 km. Mantel atas ini merupakan lapisan batuan agak cair antara lain Fe, Mg, Ca dan silikat Al. Mantel bawah kedalamannya 1000-2900 km dan terdapat batuan padat antara lain oksidasi besi padat, Mg, dan SiO. Suhu di bagian bawah selimut kira-kira 3000 ᵒC. tekanan dan temperature di dalam mantel bumisangat tinggi sehingga batuan padat pun dapat bergerak mngapung walaupun geraknya sangat lambat.
c.       Inti Bumi
Merupakan lapisanyang paling dalam. Lapisan ini terbagi menjadi 2 lapisan yaitu:
·      Inti luar terdapat pada kedalaman 2900-5100 km dan tebalnya kira-kira 2000 km yang terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2200ᵒ Cdan sedikit silikst, sulfur/belerang serta oksigen.
·      Inti dalam merupakan pusat bumi yang berbentuk bola dengan diameter kira-kira 2700 km. kedalamannya 5100-6371 km. inti dalam ini terdiridari tektonbesi padat dan nikel yang suhunya mencapai 4500ᵒ C.
1.      Proses Pembentukan Muka Bumi oleh Tenaga Endogen
Kondisi litosfer berbeda antara berbagai permukaan bumi karena dua hal. Pertama, material batuan sebagai penyusun bumi mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Kedua, proses-proses yang terjadi pada litosfer akibat tenaga yang berasal dari dalam bumi (endogen) dan tenaga dari luar bumi (eksogen).
Tenaga endogen biasanya berperan membangun berbagai bentuk muka bumi atau mengadakan kenampakan baru. Sedangkan tenaga eksogen lebih bersifat merusak bentuk-bentuk muka bumi yang dibangun oleh tenaga endogen. Untuk dapat lebih memahami tentang pengaruh tenaga endogen dan eksogen terhadap pembentukan relief muka bumi, berikut ini akan diuraikan teori yang diyakini oleh para ahli geologi yaitu teori plate tektonik.
Permukaan bumi (litosfer) merupakan sistem yang bersifat  dinamis (earth dynamic system). Litosfer tersusun atas lempeng-lempeng (plates) yang saling bergerak. Lempeng-lempeng bumi terdiri dari dua lempeng, yakni lempeng benua (continental plate) dan lempeng samudera (oceanic crust). Lempeng benua tersusun oleh material yang banyak mengandung silicon dan alumunium atau biasa disebut dengan istilah SIAL yang memiliki berat jenis lebih ringan (BJ ± 2,7) bersifat asam. Sementara lempeng samudera tersusun oleh mineral batuan yang terdiri dari silicon, oksigen, dan magnesium atau biasa disebut dengan istilah SIMA yang memiliki berat jenis lebih berat (BJ ± 3,5) lapisan sima bagian tengah bersifat basa (tipe magma basaltis) dan bagian bawah bersifat ultrabasa (tipe magma peridodit). Perbedaan berat jenis ini menyebabkan material yang berat (lempeng samudera) berada di bawah, lempeng ini mendasari samudera. Lempeng benua karena tersusun oleh material yang lebih ringan, maka lempeng ini berada di atas sebagai benua yang menjadi tempat hunian manusia.
Bumi tersusun atas tiga lapisan utama yaitu inti bumi, mantel dan kulit bumi, lapisan-lapisan kulit bumi sebagaimana lapisan kue cake. Suess dan Wiechert  membagi perlapisan bumi menjadi empat, yaitu (1) kerak bumi (ketebalan 30-70 km), (2) selubung bumi (sisik silikat) ketebalan kurang lebih 12 km, (3) chalcosfir atau lapisan antara (sisik oksioda dan sulfida) ketebalan kurang lebih 1700 km, dan (4) barisfera (inti besi nikel) dengan jari-jari kurang lebih 3500 km. Inti bumi memiliki suhu yang sangat panas (para ahli geologi memperkirakan suhu inti bumi kurang lebih 6000 0C ). Panas dari inti bumi ini merambat ke bagian atas (arus konveksi).
Panas konveksi ini sebagaimana panas pada ketel, bila panas pada suhu 100 0C saja dapat menghasilkan getaran, dapat diperkirakan bagaimana suhu panas konveksi yang ribuan derajat celcius dari material yang volumenya sangat banyak ini sehingga panasnya menghasilkan energi yang mampu menggerakkan lempeng benua dan lempeng samudera.Pergerakan lempeng ini terjadi secara terus menerus.
Bukti hasil pergerakan lempeng ini dapat dilihat dari proses terbentuknya benua-benua. Menurut para ilmuwan, benua-benua ini semula pada 250 juta tahun yang lalu merupakan satu kesatuan yang disebut pangaea. Kemudian pada perkembangan selanjutnya, yakni pada masa Triasik (200 juta tahun yang lalu) pangaea pecah menjadi dua yaitu Laurasia dan Gondwana Land. Perpecahan-perpecahan demi perpecahan bagian-bagian benua terjadi secara terus menerus karena gerakan lempeng yang terus menerus, terbentuklah pulau-pulau sehingga menampakkan bentuknya seperti saat ini.


Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi dan bersifat membangun/membentuk muka bumi. Perwujudan dari tenaga endogen adalah:
a.       Tenaga tektonisme/tektonik
Merupakan peristiwa pergeseran kulit bumi baik secara vertical maupun horizontal oleh tenaga endogen.
1)      Gerakan epirogenesis
Merupakan gerakan pengankatan jalur-jalur kerak bumi secara lambat, meliputi daerah yang sangat luas. Gerakan ini dibedakan menjadi 2 yaitu:
·         Epirogenesis positif
Terjadi apabila permukaan bumi mengalami penurunan atau erakan turun dari masa daratan sehingga seolah-olah permukaan air laut mengalami kenaikan.
·         Epirogenesis negatif
Terjadi apabila permukaan bumi mengalami kenaikan sehingga seolah-olah permukaan laut mengalami penurunan.
2)      Gerakan orogenesis
Merupakan gerakan pengangkatan jalur-jalur kerak bumi yang relative cepat dan meliputi daerah yang relative sempit. Gerakan ini mambentuk gunung atau pegunungan akibat adanya tabraka lempeng, tabrakan sesar bawah benua dengan lempeng samudera, dan pergeseran punggung samudera dengan benua. Contoh dari gerakan ini adalah rangkaian sirkum pasifik dan sirkum mediterania.
Lipatan adalah bentuk oleh tenaga endogen yang bergerak horizontal denagn kekuatan yang sama menuju ke satu arah sehingga lapisan kulit bumi yang elastis membentuk lapisan berlekuk-lekuk atau terlipat. Macam-macamlipatan yaitu:
a.       Lipatan Tegak
Lipatan tegak merupakan lipatan yang mempunyai antiklinal dan sinklinal dengan letak simetrik terhadap sumbu lipatan yang ada di sampingnya. Lipatan ini terjadi sebagai akibat dari adanya dua tenaga yang bertemu dengan kekuatan yang seimbang.
b.      Lipatan Miring
Lipatan miring merupakan lipatan yang mempunyai sumbu antiklinal agak miring. Lipatan ini dapat terjadi karena tekanan horisontal dari salah satu sisi lebih besar dari sisi lainnya.
c.       Lipatan Mengganung
Lipatan menggantung merupakan lipatan yang mempunyai antiklinal dan sinklinal yang miring dan lebih miring dibandingkan dengan lipatan miring, Lipatan ini terjadi sebagai akibat dari adanya tekanan horisontal dari salah satu sisi lebih besar dari sisi lainnya.
d.      Lipatan Isoklinal
 Lipatan isoklinal merupakan lipatan yang mempunyai beberapa antiklinal yang relatif sejajar. Lipatan ini terbentuk sebagai akibat dari adanya dua tekanan horisontal hampir sama dan mengenai struktur batuan yang lebih elastis.
e.       Lipatan Rebah
Lipatan rebah merupakan lipatan yang terjadi sebagai akibat dari adanya tekanan kuat yang   mendorong bagian dasar lipatan, sehingga antiklinalnya rebah, Lipatan ini dapat terjadi karena adanya tekanan horisontal dari satu arah yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan tekanan dari sisi satunya.
Patahan adalah suatu rekahan pada batuan yang telah mangalami pergeseran. patahan ini akan terjadi apabila terjadi gerakan-gerakkan tektogenesis yang relative cepat. Bentuk-bentuk patahan sebagai berikut:
a.       Patahan Normal
Patahan normal merupakan patahan yang arah lempeng batuannya mengalami penurunan yang mengikuti arah gaya berat (gravitasi bumi).
b.      Patahan Reverse
Patahan reverse merupakan patahan yang arah lempeng batuannya bergerak naik dan berlawanan arah dengan gaya berat (arahnya kebalikan dari patahan normal).
c.       Patahan Slip
Patahan slip merupakan patahan yang terjadi sebagai akibat dari adanya dua tenaga penggerak lapisan batuan yang horisontal dan berlawanan arah . Patahan ini dibagi menjadi strike slip fault dan oblique slip fault
d.      Patahan komplek, yaitu patahan yang terjadi sebagai akibat bekerjanya tenaga endogen sehingga menghasilkan retakan, patah naik, patah turun,  patah mendatar ke kanan dan ke kiri, dapat berupa pegunungan blok.
Bentuk Muka Bumi Akibat Patahan:
a.       Graben yaitu lapisan tanah yang lebih rendah dari sisi kanan dan kiri akibat terjadinya patahan.
b.      Horst yaitu lapisan tanah yang lebih tinggi dari sekelilingnya dan terjadi sebagai akibat dari adanya patahan.
c.       Fault scarp yaitu dinding terjal yang dihasilkan oleh adanya patahan dengan salah satu blok yang bergerak ke atas.

Vulkanisme adalah gerakan magma dari dalam bumi. Vulkanisme terdktivitasiri dari dua macam.
a.       Intrusi magma(plutonisme) adalah aktivitas magma yang tidak sampai ke permukaan bumi. Akibat adanya intrusi magma terjadi bermacam-macam bentukan sebagai berikut:
·         Batolit yaitu membeku di dapur magma yang luasnya lebih dari 100 km.
·         Lakolit yaitu magma yang membeku di antara dua lapisan batuan yang mambentuk lensa cembung.
·         Dike/gang/korok yaitu magma yang menyusup memotong lapisan batuan yang hamper mencapai permukaan bumi.
·         Sill yaitu batuan beku yang berbentuk pipih dihasilkan dari magma cair yang menyusup di antara lapisan batuan.
·         Diatrema yaitu magma yang mengisi pipa letusan (pipa kawah)
·         Apofisa merupakan cabang dari korok/gang.
Ekstrusi magma adalah aktivitas magma yang sampai ke permukaan bumi. Ekstrusi magma terdiri dari tiga macam:
1.      Ekstrusi/ erupsi sentral yaitu magma yang keluar melalui satu titik pusat yang menghasilkan berbagai tipe gunung api. Berdasarkan jenis letusannya, ekstrusi sentral dibagi atas:
·         Efusi: peristiwa keluarnya magma tanpa disertai ledakan, siat magma cair, tekanan gas lemah. Ekstrusi ini menghasilkan gunung api perisai yang ada di Hawaii.
·         Eksplosit: peristiwa keluarnya magma menimbulkan ledakan yang hebat. Cirri-cirinya tekanan gasnya tinggi, magmanya sangat kental.
·         Campuran: artinya campuran antara efusif dan eksplosif.
2.      Ekstrusi / erupsi linier yaitu proses keluarnya magma melalui patahan atau celah yang memanjang.
3.      Ekstrusi / erupsi area yaitu erupsi yang muncul dibanyak tempat pada wilayah yang luas. Ini terjadikarena magma sangat dekat dengan permukaan bumi.
Faktor-faktor yang dapat memengaruhi tipe letusan antara lain:
1.      Kedalaman dapur magma
2.      Tekanan gas magnetic
3.      Derajat kekentalan magma
Macam-macam tipe letusan antara lain:
1.      Tipe Hawaii
Cirai-ciri:
Ø  Lavanya cair dan encer
Ø  Letak dapur magmanya dangkal
Ø  Tekanan gasnya rendah

2.      Tipe Stromboli dangkal.
Cirri-cirinya:
Ø  Lavanya cair
Ø  Tekanan gasnya sedang
Ø  Letak dapur magmanya dangkal
Ø  Letusannya terus-menerus dan tidak kuat
Ø  Letusannya membawa magma disertai bom dan lapili
3.      Tipe vulkano
Cirri-ciri: magmanya cair kental.
Tipe ini dibedakan menjadi dua:
a)      Tipe vulkano lemah: tekanan gasnya sedang,sumber magma.
b)      Tipe vulkano kuat: tekanan gasnya tinggi, sumber magma dalam.
4.      Tipe merapi
Cir-ciri:
Ø  Lavanya kental
Ø  Summber magma dangkal
Ø  Tekanan gasnya rendah.
5.      Tipe petter
Cirri-ciri:
Ø  Lavanya cair kental
Ø  Tekanan gasnya sangat tinggi
Ø  Sumber gasnya sangat dalam
Ø  Letusannya dahsyat
Ø  Semburan dan material padat mencapai ketinggian 85 km menjulang ke angkasa
6.      Tipe Saint Vincent
Cirri-ciri:
Ø  Lavanya kental
Ø  Tekanan gas sedang
Ø  Sumber magma dangkal

7.      Tipe pelee
Ciri-ciri:
Ø  Lava kental
Ø  Tekanan gas tinggi
Ø  Sumber magma dalam
Bentuk-bentuk gunung api:
1)      Gunung api perisai( tameng)
Erupsi besifat efusi bahan yang dikeluarkan berwujud cair.(lelehan lava encer)
2)      Gunung api maar
Erupsi bersifat eksplosif (ledakan) yang biasanya hanya satu kali, bahan yang dikeluarkan relative sedikit karena sumber magmanya dangkal dan sempit.
3)      Gunung api strato
Erupsi bersifat campuran antara eksplosif yang bergantian secara terus-menerus dengan efusif. Gunung api ini berbentuk kerucut dan jika dilihat penampang badan gunung itu berlapis-lapis dengan lapisan yang sejajar dengan lereng gunung itu.
Keuntungan setelah gunung api meletus:
·         Abu vulkanik dari letusan setelah jangka waktu tertentu dapat menyuburkan tanah.
·         Gunung api merupakan daerah penangkapan hujan yang baik. Biasanya wilayah gunung api merupakan daerah hujan lebat yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan air di dalam tanah.
·         Gunung api bermanfaat objek pariwisata alam.
·         Terdapat bahan galian yang berharga dan gejala-gejala pasca vulkanik yaitu:
ü  Sumber air panas untuk pengobatan sakit rematik dan sakit kulit.
ü  Emas untuk membuat perhiasan yang berharga.
ü  Solfatar
ü  Fumarol
·         Bom dan lapili dapat dimanfaatkan bahan bangunan.
Berdasarkan penyebabnya, gempa bumi di bagi menjadi:
a)      Gempa tektonik yaitu gempa yang disebabkan pergeseran lapian batuan berupa patahan atau retakan.
b)      Gempa vulkanik yaitu gempa yang disebabkan karena letusan gunung api.
c)      Gempa rutuhan yaitu gempa yang disebabkan runtuhnya atap gua yang terdapat di dalam litosfer.
Berdasarkan bentuk episentrumnya, gempa bumi dapat dibagi atas:
a)      Gempa linier yaitu gempa yang episentrumnya berbentuk garis.
b)      Gempa sentral yaitu episentrum gempanya berbentuk titik.
Berdasarkan letak hepisentrumnya, gempa bumi dapat dibagi menjadi:
a)      Gempa dalam, jika letak hiposentrumnya antara 300-700 km.
b)      Gempa intermedier, jika letak hiposentrumnya antara 100-300 km.
c)      Gempa dangkal, jika letak hiposentrumnya kurang dari 100 km.

Berdasarkan jarak episentrumnya , gempa bumi dapat dibagi menjadi:
a)      Gempa dekat , jarak episentrumnya kurang dari 10000 m.
b)      Gempa jauh, jarak episentrumnya lebih dari 10000 m.

Gelombang gempa bumi di bagi menjadi:
a)      Gelombang primer adalah gelombang gempa yang dirambatkan dengan kecepatan antara 7-14 km/detik.
b)      Gelobang sekunder adalah gelombang gempa yang dirambatkan dengan kecepatan 4-7 km/detik.
c)      Gelombang panjang adalah gelombang gempa yang dirambatkan dengan kecepatan kurang dari 3,5 km/detik.

2.      Jenis Pergerakan Lempeng
Pergerakan lempeng terjadi dalam beberapa kemungkinan, tetapi secara garis besar pergerakan lempeng diklasifikasikan menjadi dua, yakni gerakan konvergen dan gerakan divergen. Gerakan konvergen adalah gerakan lempeng-lempeng yang saling bertemu. Sedangkan gerakan divergen adalah gerakan lempeng-lempeng yang saling meninggalkan.

a.       Gerakan konvergen
1)      Konvergensi antara lempeng benua dengan samudera
Konvergensi antara lempeng benua dengan lempeng samudera merupakan peristiwa yang seringkali menjadi perhatian masyarakat karena dampaknya langsung dirasakan. Kedua jenis lempeng ini memiliki sifat yang berbeda. Lempeng samudera karena memiliki berat jenis yang lebih berat maka ketika terjadi konvergensi (tumbukan), maka lempeng samudera menyelusup ke bawah lempeng benua.
Tumbukan lempeng ini menyebabkan bagian lempeng samudera yang menyelusup mengalami gesekan yang suhunya sangat panas. Suhu yang panas ini menyebabkan batuan penyusun lempeng samudera menjadi cair liat. Batuan yang telah menjadi cair liat mengalami tekanan yang kuat karena dorongan lempeng yang menyelusup tersebut menyebabkan material cair liat ini berusaha mencari jalan keluar. Jalan keluar ini dapat melalui lubang kepundan gunung api (vulkan) atau bila lapisan batuan di atasnya lemah akan menembus lapisan batuan tersebut, sehingga dapat membentuk gunung api baru.
2)      Konvergensi antara lempeng benua dengan benua
Tumbukan lempeng benua dengan benua yang memiliki berat jenis yang sama-sama ringan menyebabkan lempeng benua ini naik. Lempeng benua ini pada bagian atasnya kemungkinan melengkung atau melipat, sehingga dapat terbentuk gunung atau pegunungan. Pada konvergensi lempeng benua dengan benua, gunung yang dihasilkan bukan merupakan gunung api, karena tidak terdapat sumber magma yang berasal dari gesekan lempeng yang menghujam dan menjadi cair liat.
3)      Konvergensi antara lempeng samudera dengan lempeng samudera
Konvergensi lempeng samudera dengan lempeng samudera dapat menyebabkan salah satu lempeng yang lebih tebal/berat menghujam ke bawah masuk ke zona astenosfer sehingga terdapat bagian lempeng yang menjadi cair liat karena suhu yang sangat tinggi. Karena peristiwa ini terjadi di tengah laut, maka bila batuan cair liat ini mendesak ke bagian atas terbentuk gunung api bawah laut. Gunung api bawah laut inibila meletus dapat menimbulkan gelombang Tsunami.

b.      Gerakan divergen
1)      Divergensi antara lempeng benua dengan benua
Gerakan antara dua lempeng benua yang saling meninggalkan ini dapat menyebabkan terjadinya celah atau jurang yang dalam. Bila celah tersebut dimasuki oleh air, maka celah tersebut akan menjadi tubuh perairan, pemisah antara dua daratan.
2)      Divergensi antara lempeng benua dengan samudera
3)      Divergensi antara lempeng samudera dengan lempeng samudera
Jenis divergensi ini akan menyebabkan terdapatnya area di samudera yang kosong (rongga). Rongga ini dapat berupa palung laut yang sangat dalam. Pada peristiwa divergensi ini dapat menyebabkan terjadinya tsunami, karena rongga yang kosong dapat menyedot air laut dari bagian laut lain secara tiba-tiba sehingga pertemuan arus air tersebut menghasilkan energi yang besar dan lain.

Pergerakan lempeng baik yang konvergen maupun divergen terjadi secara terus menerus karena energi panas konveksi dialirkan terus menerus. Oleh karena itu posisi berbagai benua (lempeng benua) yang selalu berinteraksi dengan lempeng-lempeng lainnya, tidak tertutup kemungkinan selalu berubah. Lempeng-lempeng penyusun litosfer ini saling berhimpit, sehingga bila salah satu bergeser lempeng yang berdekatan akan ikut bergeser. Karena adanya pergeseran lempeng ini juga memungkinkan dampak dari gerakan lempeng akan dirasakan oleh manusia sebagai penghuni litosfer. Hal penting yang harus diantisipasi oleh manusia sebagai penghuni adalah mengurangi dampak yang mungkin timbul, karena gempa bumi yang seringkali sebagai sebuah bencana tidak dapat dicegah oleh manusia.
3. Proses pembentukan muka bumi oleh tenaga eksogen
Tenaga eksogen merupakan tenaga yang berasal dari luar permukaan bumi yang berpengaruh terhadap pembentukan relief muka bumi. Pada umumnya bentuk muka bumi yang telah dibangun oleh tenaga endogen dirusak oleh tenaga eksogen. Tenaga eksogen dapat berupa radiasi matahari, air, angin, gletser, dan makhluk hidup.
a.       Radiasi Matahari
Pada siang hari radiasi matahari tinggi sehingga udara terasa panas. Sedangkan pada malam hari pengaruh radiasi matahari sangat kecil sehingga terasa dingin. Pada siang hari terjadi pengembangan batuan karena suhunya panas, sedangkan pada malam hari terjadi pengkerutan batuan karena suhunya dingin. Akibat pengembangan dan pengkerutan batuan yang terjadi secara terus menerus menyebabkan batuan menjadi pecah. Peristiwa seperti ini disebut dengan pelapukan Mekanik.
b.      Air
Di daerah tropis seperti di Indonesia tenaga eksogen yang berupa air mempunyai peranan angin cukup besar. Daerah ini banyak terjadi hujan dengan intensitas yang cukup tinggi. Tetesan air hujan yang jatuh secara terus menerus mampu memecahkan agregat tanah. Sedangkan aliran permukaan tanah sebagai akibat adanya hujan akan mampu mengikis batuan atau tanah yang dilaluinya. Peristiwa ini disebut dengan erosi.

c.       Angin
Pengaruh aktifitas angin terhadap bentuk muka bumi sangat nampak di daerah arid (gurun). Angin yang bergerak dengan kencang akan mampu membawa debu dan pasir sehingga mengikis batuan yang diterpanya. Disamping itu pasir dan debu yang terbawa angin akan diendapkan di suatu tempat dalm bentuk gumuk pasir (bukit pasir). Peristiwa ini disebut dengan istilah erosi dan sedimentasi.
d.      Gletser
Gletser merupakan bongkah-bongkah es yang meluncur dari lereng pegunungan ke tempat yang lebih rendah. Selama dalam perjalanan meluncur ke bawah, gletser mengikis batuan atau tanah yang dilaluinya dan kemudian diendapkan di tempat tertentu. Endapan yang terbentuk disebut dengan moraine atau glacial till.
e.       Makhluk Hidup
Makhluk hidup yang berupa hewan maupun tumbuhan dapat menjadi penyebab lapuknya suatu batuan, sehingga batuan menjadi hancur dan diangkut oleh angin maupun air dan mengendap di suatu tempat.

4. Aspek-aspek Litosfer
a.       Batuan
Batuan (rocks) merupakan bahan utama pembentuk muka bumi yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, karena batuan menentukan jenis tanah, kesuburan, sebagai sumber daya alam, dan lain-lain. Struktur bumi yang terdiri dari inti bumi, mantel dan kulit bumi, dengan dinamika gerakan dan proses menghasilkan berbagai batuan. Batuan dapat dibedakan dari warna, penampilan, tekstur, struktur, tingkat kekerasan dan komposisi. Menurut proses terjadinya batuan dapat dibedakan menjadi:
1)      Batuan Beku (ignous rocks)
Batuan yang terjadi dari proses pembekuan magma disebut batuan beku. Magma merupakan larutan silikat alam yang bersifat cair liat, panas, dan pijar yang penuh dengan gas-gas volatile (gas yang mudah menguap) yang keluar melalui permukaan bumi. Keluarnya magma ke permukaan bumi melalui daerah-daerah lemah, seperti daerah patahan (sesar), rekahan, dan pipa gunung api. Magma dapat membeku saat masih dalam perut bumi (disebut beku dalam), membeku dalam perjalanannya antara perut bumi dan permukaan bumi atau di sekitar pipa gunung api (disebut beku korok atau gang), atau membeku setelah keluar ke permukaan bumi (beku luar). Beberapa contoh batuan beku: scoria, granit, pyroxenite, pumicecoso, perlite, peridotite, gypsum, granodiorite.
2)      Batuan Sedimen (sedimentary rocks)
Batuan sedimen atau batuan endapan adalah batuan yang terbentuk karena proses pengendapan, proses kimia, dan proses biologis. Salah satu sifat khas dari batuan endapan adalah terdapatnya perlapisan. Contoh batuan sedimen: sasphalt, chert, sandstone, shale, silstone, dolomite.
3)      Batuan Metamorf (metamorphic rocks)
Batuan metamorf atau malihan adalah batuan yang terbentuk oleh batuan yang telah ada (dapat berasal dari batuan endapan maupun batuan beku), dimana batuan tersebut mengalami proses metamorfisme (mengalami pemanasan dalam suhu tinggi dan tekanan yang tinggi) di kerak bumi, sehingga terbentuk struktur, tekstur, dan mineral-mineral yang baru. Beberapa contoh metamorf: schist, marbel, quartsit, serpentinite, eclogite, gneiss.
4)      Batuan Lain
Berdasarkan nilai ekonominya batuan dapat dibedakan dari segi manfaatnya sebagai:
·         Bahan bakar (batu bara)
·         Bahan bangunan (granit)
·         Sumber mineral (biji besi)
·         Batu mulia (intan)
·         Bahan mentah industri (asbes,  gamping)

b.      Tanah
Tanah merupakan salah satu lapisan tipis dalam geosfir, yang disebut pedosfir. Pedosfir adalah bagian dari litosfer yang jarang sekali disebut sebagai lapisan tersendiri. Tanah sebagai fungsi dari batuan, organisme, iklim, topografi dan waktu yang dipelajari dalam pedologi. Tanah dapat dipandang dari dua perspektif, yakni dari sudut pandang geologi dan pedologi. Menurut sudut pandang geologi, sebenarnya tanah merupakan batuan juga, hanya saja tanah telah mengalami hancuran dari batuan induknya. Dalam perspektif pedologi, tanah merupakan media tempat tumbuhnya tanam-tanaman. Tanah sebagai media tumbuhnya tanam-tanaman menentukan usaha pertanian, karena jenis tanah dapat menentukan tingkat kesuburan dan jenis tanaman yang dapat dibudidayakan.

c.       Gunung dan Pegunungan
Kenampakan alam yang berbentuk kerucut besar, tinggi, dan biasanya mempunyai ketinggian lebih dari 600 m disebut dengan gunung. Deretan gunung-gunung yang mempunyai ketinggian bervariasi disebut pegunungan.
Berdasarkan ketinggiannya, pegunungan dapat dibedakan menjadi:
1)      Pegunungan rendah, yaitu deretan gunung-gunung yang mempunyai ketinggian   < 500 m.
2)      Pegunungan sedang, yaitu deretan gunung-gunung yang mempunyai ketinggian antara 500-1500 m.
3)      Pegunungan tinggi, yaitu deretan gunung-gunung yang mempunyai ketinggian     > 1500 m.
Berdasarkan cara terbentuknya, pegunungan terdiri dari:
1)      Pegunungan Lipatan
Terbentuk karena proses pelipatan. Pelipatan terjadi karena dorongan tenaga tektonik yang mengenai lapisan batuan yang tidak mudah patah, sehingga lapisan batuan tersebut melipat. Lipatan batuan dapat diketahui dari struktur pelapisannya.
2)      Pegunungan Patahan
Terbentuk oleh proses patahan karena adanya tekanan, baik vertikal maupun horizontal. Bagian atas disebut horst dan bagian bawah disebut graben.
3)      Pegenungan Vulkanik
Terbentuk oleh proses vulkanisme yaitu gerakan magma mendesak kulit bumi akibat peristiwa tumbukan lempeng tektonik dan pada peristiwa erupsi terjadi penumpukan material sehingga membentuk suatu bentukan yang umumnya berbentuk kerucut. Bentuk tersebut memang tidak selalu kerucut, hal ini ditentukan pula oleh material batuan magma dan tipe vulkannya. Ada empat jenis puncak lava: asam, basa, debu dan gabungan. Vulkan-vulkan ini ada yang masih aktif istirahat dan ada yang mati (sebagian ahli geologi menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada vulkan yang mati, tetapi hanya istirahat panjang).
d.      Daratan Tinggi
Daratan tinggi merupakan daratan di tempat yang tingggi, hal tersebut terjadi karena proses denudasi yang mengiringi terbentuknya pegunungan. Ada empat jenis daratan tinggi:
1)      Plato Tektonik yang terbentuk atau terangkat selama gerakan permukaan bumi dalam skala luas. Plato ini bersifat masif yang mengalami proses pengelupasan oleh hujan, angin, aliran air dan es dalam waktu yang sangat lama.
2)      Plato Terbelah yang mengalami erosi oleh berbagai kekuatan cuaca dan pengelupasan selama jutaan tahun. Permukaan plato ini terkikis oleh aliran es dan air.
3)      Plato Loess yang tertutup oleh lapisan debu tanah kuning sedalam beberapa meter sampai ratusan meter. Debu ini berasal dari Gurun Gobi yang dibawa angin dan diendapkan di lembah Huang He, Cina Utara.
4)      Plato Lava yang terjadi karena erupsi vulkan yang mengenai tempat yang lebih rendah sampai ketinggian 1000 m.
e.       Perbukitan
Perbukitan adalah kumpulan bukit-bukit atau kompleks pegunungan kecil dengan ketinggian antara 150-700 meter di atas permukaan laut, keberadaannya dapat tunggal atau berkelompok.
f.       Dataran Rendah
Dataran rendah adalah struktur batuan yang horizontal dengan relief rendah. Jenis-jenis dataran rendah yaitu: dataran pantai, dataran banjir, dataran es.

g.      Bentuk Muka Bumi Dasar Laut
Apabila kita melihat rekaman gambar yang diperoleh oleh para penyelam yang menelusuri dasar laut, ternyata relief dasar laut seperti relief daratan. Dasar laut juga memiliki relief seperti gunung, palung (lembah), bukit dan dataran. Beberapa relief dasar laut diantaranya berupa:
1)      Dangkalan (continental shelf), yaitu dasar laut yang melandai dengan kedalaman < 200 m.
2)      Ambang laut, yaitu dasar laut yang dangkal dan memisahkan dua buah laut yang lebih dalam.
3)      Punggung laut, yaitu perbukitan yang terdapat di laut dengan puncak yang berada di bawah maupun di atas permukaan laut.
4)      Gunung laut, yaitu gunung yang muncul di permukaan laut.
5)      Lubuk laut (basin), yaitu laut dalam berbentuk bulat dan cekung yang terjadi sebagai akibat adanya gerakan lempeng tektonik yang menyebabkan dasar laut turun.
6)      Palung laut (trench), yaitu dasar laut yang curam, sempit, dalam dan memanjang.


PENUTUP


SIMPULAN


Litosfer adalah fenomena berupa kenampakan bentuk permukaan bumi (di daratan maupun di lautan) yang terdiri dari pegunungan, gunung, dataran tinggi, perbukitan dataran tinggi, dataran rendah, canyon, lubuk dan lain-lain. Kenampakan bumi inilah yang disebut relief. Seorang geograf diharapkan mampu memahami litosfer ini karena peranannya dalam pembentukan muka bumi sebagai tempat atau ajang kehidupan manusia dan mempengaruhi karakteristik manusia yang menghuninya.
Kondisi litosfer berbeda antara berbagai permukaan bumi karena dua hal. Pertama, material batuan sebagai penyusun bumi mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Kedua, proses-proses yang terjadi pada litosfer akibat tenaga yang berasal dari dalam bumi (endogen) dan tenaga dari luar bumi (eksogen).
Pergerakan lempeng terjadi dalam beberapa kemungkinan, tetapi secara garis besar pergerakan lempeng diklasifikasikan menjadi dua, yakni gerakan konvergen dan gerakan divergen. Gerakan konvergen adalah gerakan lempeng-lempeng yang saling bertemu. Sedangkan gerakan divergen adalah gerakan lempeng-lempeng yang saling meninggalkan.
Aspek-aspek litosfer yaitu batuan, tanah, gunung dan pegunungan, dataran tinggi, perbukitan, dataran rendah, bentuk muka bumi dasar laut.

0 Komentar:

Posting Komentar

cukup dengan saran saya akan sangat terkesan, :)