A.
Latar
Belakang
Pada
permulaan tarikh masehi, di Benua Asia terdapat dua negeri besar yang tingkat
peradabannya dianggap sudah tinggi, yaitu India dan Cina.Kedua negeri ini
menjalin hubungan ekonomi dan perdagangan yang baik. Arus lalu lintas
perdagangan dan pelayaran berlangsung melalui jalan darat dan laut. Salah satu
jalur lalu lintas laut yang dilewati India-Cina adalah Selat Malaka. Indonesia
yang terletak di jalur posisi silang dua benua dan dua samudera, serta berada
di dekat Selat Malaka memiliki keuntungan, yaitu: Sering dikunjungi
bangsa-bangsa asing, seperti India, Cina, Arab, dan Persia; Kesempatan
melakukan hubungan perdagangan internasional terbuka lebar; Pergaulan dengan
bangsa-bangsa lain semakin luas, dan; Pengaruh asing masuk ke Indonesia,
seperti Hindu-Budha.
Keterlibatan
bangsa Indonesia dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional
menyebabkan timbulnya percampuran budaya. India merupakan negara pertama yang
memberikan pengaruh kepada Indonesia. Masuknya
pengaruh unsur kebudayaan Hindu-Buddha dari India telah mengubah dan menambah
khasanah budaya Indonesia dalam beberapa aspek kehidupan yaitu bidang
politik, agama, seni budaya, seni rupa, sastra dan aksara, kalender, perdagangan,
sosial masyarakat yang sangat kental dengan unsur agama Hindu-Budha
Masuknya
agama Hindu-Budha membawa pengaruh terhadap tradisi dan kearifan lokal di
Indonesia, terlihat pada kerajaan Majapahit dan Sriwijaya yang merupakan dua
kerajaan besar di masa Hindu-Budah. Pengaruh dan peninggalan warisan budaya
dari kerajaan tersebut dan kerajaan- kerajaan yang lain masih dilestarikan dan
dijaga untuk tetap di jadikan tradisi dan kearifan local dan diharapkan
kearifannya dapat digunakan hingga saat ini di kehidupan yang lebih modern
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah
sejarah masukya agama Hindhu-Budha ke Indonesia ?
2. Bagaimanakah
sejarah perkembangan kerajaan Majapahit ?
3. Apakah
tradisi dan kearifan local di masa kerajaan Majapahit ?
4. Bagaimanakah
sejarah perkembangan kerajaan Sriwijaya ?
5. Aapakah
tradisi dan kearifan local di kerajaan Sriwijaya ?
6. Apa pengaruh agama hindu dan agama budha terhadap kebudayan Indonesia ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui sejarah masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia.
2. Untuk
mengetahui Sejarah perkembangan Kerajaan Majapahit.
3. Untuk
mengetahui tradisi dan kearifan local di masa Majapahit.
4. Untuk
mengetahui sejarah perkembangan kerajaan Sriwijaya.
5. Untuk
mengetahui tradisi dan kearifan local di masa Sriwijaya.
6. Untuk
mengetahui pengaruh agama hindu-budha terhadap kebudayaan Indonesia.
A.
Sejarah
Masuknya Agama Hindu-Budha di Indonesia
Pada
permulaan perhitungan tarich Masehi datanglah di Indonesia dari arah India
gelombang-gelombang pertama dari orang India. Peristiwa ini disusul dengan
kejadian-kejadian serupa yang menimbulkan hubungan kebudayaan dalam arti luas
antara pendatang dari India dengan Bangsa Indonesia. Terdapat beberapa teori
bagaimana masuknya kebudayaan Hindu di Indonesia, yaitu :
1. Teori
Waisya
Menurut
N.J. Krom semua tulisan-tulisan, pengaruh Hindu terbesar di Indonesia telah
dibawa oleh pedagang-pedagang Hindu yang mengadakan kolonisasi dengan penduduk
asli. Tempat tinggal di Indonesia didirikan oleh pedagang-pedagang. Orang-orang
India mendiami beberapa pelabuhan besar di Indonesia dan dalam beberapa waktu
mereka menangani kebudayaan India terhadap penduduk setempat di Indonesia.
2. Teori
Ksatria
Teori
ini menyatakan bahwa penyebar kebudayaan India keluar dari India dibawa oleh
ksatria atau prajurit. Teori ini sangat terkenal diantara sarjana-sarjana di
India. Menurut mereka, putra-putra raja India gemar berpetualang, mereka meninggalkan
negerinya untuk menaklukkan beberapa bagian Negara-negara diluar India.mereka
hidup dengan menduduki pulau-pulau. Pada suatu ketika mereka menetap diantara
penduduk suatu bandar dan dan bercampur dengan penduduk asli dan menurunkan
orang-orang yang berdarah dan berkebudayaan campuran.
3. Teori
Brahmana
Peranan
pendeta-pendeta sangat menonjol dan penting di Indonesia. Menurut Dr. F.D.K.
Bosch pendeta-pendeta India yang bertanggung jawab penyebaran kebudayaan
India.ada kemungkinan pendeta-pendeta dalam jumlah sedemikian besar dari
orang-orang Indonesia sendiri, yang belajar sebagai siswa atau peziarah yang
mengunjungi dan hidup di India untuk masa beberapa tahun. Menurut J.G. van Leur
kebudayaan India yang ditransfer ke Indonesia tidak asli seperti yang dimiliki
oleh pedagang dan ksatria, tetapi kebudayaan yang dimiliki oleh kasta Brahmana
kebudayaan tingkat tinggi, karena kebudayaan Indi yang ditransfer sangat
kompleks dari ajaran-ajaran agama yang
hanya dimiliki oleh Brahmana.
4. Teori
Sudra atau Teori Pengungsi
Di
India sekitar awal tarich masehi banyak mengalami pergolakan politik, di dalam
negeri banyak peperangan. Akibatnya banyak penduduk meninggalkan negerinya, ada
sebagian sampai di Indonesia, yang pada waktu itu telah termasyur karena banyak
kapal dagang dari India telah berlayar ke Nusantara. Disamping itu ada pula
teori yang menyatakan bahwa sebuah armada datang dari India untuk menaklukkan
pulau-pul;au di Indonesia, sedangkan teori lain menyatakan bahwa Bandar-bandar
penting mempunyai sebuah Kampung Keling dan dari sinilah anasir-anasir
kebudayaan lambat laun merembet keluar,ke kampong-kampung penduduk Indonesia
yang suka meniru cara-cara orang Hindu melakukan upacara keagamaan dan
lain-lainnya. Teori sudra atau teori pengungsi sukar dapat diterima kerena
mereka tidak pernah disebut-sebut dalam prasasti-prasasti di Indonesia memimpin
upacara keagamaan.
5.
Teori Arus Balik
Dikemukakan oleh F.D.K.
Bosch menurutnya agama Hindhu Budha dibawa oleh para pemuda yang khusus belajar
agama di India.
Orang-orang India berlayar ke
timur, menuju ke Indonesia mempunyai tujuan :
1. Perdagangan.
Daerah Indonesia dari sejak jaman purba terkenal hasil bumi dan hasil
tambangnya. Dalam abad ke-2 Masehiseorang penulis bangsa Yunani bernam Claudius
Ptolemaus telah mengatakan daerah Indonesia kaya dengan hasil beras, emas,
perak, dan sebagainya. Disamping itu Indonesia terkenal hasil-hasil yang lain
seperti pala, lada dan cengkih. Semua ini merupakan faktor pendorong utama bagi
pedagang India untuk merantau ke Indonesia dengan harapan memperoleh untung
banyak.
2. Menambah
pengetahuan. Dalam perkembangannya para pedagang disusul oleh kelompok
masyarakat India, kasta ksatria. Kedatangan para ksatria disebabkan keadaan
politik yang kurang baik di India maupun faktor yang lainnya sehingga terpaksa
merantau. Mereka memberikan dasar-dasar pembentukan kerajaan pertama di
Indonesia. Para ksatria disusul oleh golongan pendeta (kasta Brahmana). Kasta
Brahmana ini membawa juga unsur-unsur kebudayaan penting ke Indonesia seperti
agama, adat istiadat dan ilmu pengetahuan.
B.
Sejarah Perkembangan Kerajaan Majapahit
1. Kerajaan
Majapahit Abad 13-15
Setelah
kepergian bangsa mongol, Raden Wijaya menikah denga ketiga putri kertanegara
dan naik tahta sebagai Raja Jawa Timur pada 1216 shaka (1294 M) dengan gelar
Kertarajasa Jayawardhana. Dia membangun ibukotanya di Trowulan dan menamakan
kerajaannya Majapahit. Pada
pemerintahan Tribhuwanatunggadewi gajah mada di angkat menjadi patih dan
mengucapkan Sumpaah Palapa, yang dimaksud ia tidak akan makan palapa,yaitu
garam atau rempah-remapah sebelum dia berhasil mempersatukan kepulauan
nusantara.
Pada tahun 1350 Hayam Wuruk di angkat menjadi raja dengan
gelar Rajasanagara dan di dampingi oleh gajah mada sebagai maha patih
majapahit. Pada masa Hayam Wuruk Majapahit mencapai puncak kejayaan.
2.
Keruntuhan Majapahit
Sepeninggal
gajah mada dan hayam wuruk, kerajaan majapahit mulai mundur. Sebab-sebabnya
adalah :
a)
Meninggalnya gajah mada sebagai seorang pemimpin yang
sebar bisa
b)
Tak ada
pembentukan pemimipin baru yang cakap sepeninggal gajah mada
c)
Adanya perang saudara / paregreg
d)
Banyak daerah-daerah yang melepaskan diri karena
majapahit mulai lemah dan
e)
Pengaruh masuknya agama islam.
C. Tradisi
dan Kearifan Lokal di Masa Kerajaan Majapahit
Majapahit
telah menjadi sumber inspirasi kejayaan masa lalu bagi bangsa-bangsa Nusantara
pada abad-abad berikutnya.
1. Peninggalan
politik
Bendera
nasional dan panji angkatan laut yang bermotif dasar garis-garis horizontal
merah dan putih, keduanya bersumber dari bendera dan panji majapahit. Lambang
negara Indonesia pun secara gamblang dibuat berdasarkan ikonografi hindu
majapahit.
2.
Arsitektur
Majapahit
memiliki pengaruh yang nyata dan berkelanjutan dalam bidang arsitektur di
Indonesia. Penggambaran bentuk paviliun (pendopo) berbagai bangunan di
ibukota Majapahit dalam kitab Negarakretagama telah menjadi inspirasi
bagi arsitektur berbagai bangunan keraton di Jawa
serta Pura dan
kompleks perumahan masyarakat di Bali masa kini.
3.
Persenjataan
Pada zaman
Majapahit terjadi perkembangan, pelestarian, dan penyebaran teknik pembuatan keris berikut fungsi sosial dan
ritualnya. Teknik pembuatan keris mengalami penghalusan dan pemilihan bahan menjadi
semakin selektif. Keris pra-Majapahit dikenal berat namun semenjak masa ini dan
seterusnya, bilah keris yang ringan tetapi kuat menjadi petunjuk kualitas
sebuah keris. Penggunaan keris sebagai tanda kebesaran kalangan aristokrat juga
berkembang pada masa ini dan meluas ke berbagai penjuru Nusantara, terutama di
bagian barat.Selain keris, berkembang pula teknik pembuatan dan penggunaan tombak.
4.
Kesenian modern
Kebesaran
kerajaan ini dan berbagai intrik politik yang terjadi pada masa itu menjadi
sumber inspirasi tidak henti-hentinya bagi para seniman masa selanjutnya untuk
menuangkan kreasinya, terutama di Indonesia. Berikut adalah daftar beberapa
karya seni yang berkaitan dengan masa tersebut.
a.
Puisi lama
Serat Darmagandhul, sebuah
kitab yang tidak jelas penulisnya karena menggunakan nama pena Ki Kalamwadi, namun diperkirakan dari masa
Kasunanan Surakarta. Kitab ini berkisah tentang hal-hal yang berkaitan dengan
perubahan keyakinan orang Majapahit dari agama sinkretis "Buda" ke Islam dan sejumlah ibadah yang perlu
dilakukan sebagai umat Islam.
b.
Komik dan strip komik
1)
Serial "Mahesa Rani" karya Teguh Santosa yang dimuat
di Majalah Hai, mengambil
latar belakang pada masa keruntuhan Singhasari hingga
awal-awal karier Mada (Gajah Mada), adik
seperguruan Lubdhaka, seorang rekan Mahesa Rani.
4)
Strip komik "Panji Koming" karya
Dwi Koendoro yang dimuat di surat kabar "Kompas" edisi Minggu, menceritakan kisah sehari-hari
seorang warga Majapahit bernama Panji Koming.
5)
Komik "Dharmaputra Winehsuka", karya Alex Irzaqi, kisah Ra Kuti dan Ra Semi dalam
latar peristiwa pemerontakan Nambi 1316 M.
c. Roman/novel sejarah
1)
Sandyakalaning Majapahit (1933),
roman sejarah dengan setting masa keruntuhan Majapahit, karya Sanusi Pane.
2)
Kemelut Di Majapahit, roman sejarah dengan setting
masa kejayaan Majapahit, karya Asmaraman S. Kho Ping Hoo.
3)
Zaman Gemilang (1938/1950/2000), roman sejarah
yang menceritakan akhir masa Singasari, masa Majapahit, dan berakhir pada intrik
seputar terbunuhnya Jayanegara, karya Matu Mona/Hasbullah Parinduri.
4)
Senopati Pamungkas (1986/2003), cerita silat dengan setting
runtuhnya Singhasari dan awal
berdirinya Majapahit hingga pemerintahan Jayanagara, karya Arswendo Atmowiloto.
5)
Arus Balik (1995), sebuah epos pasca kejayaaan Nusantara pada awal
abad 16, karya Pramoedya Ananta Toer.
6)
Dyah Pitaloka - Senja di Langit Majapahit (2005),
roman karya Hermawan Aksan tentang Dyah Pitaloka Citraresmi, putri dari Kerajaan Sunda yang gugur
dalam Peristiwa
Bubat.
7)
Gajah Mada (2005), sebuah roman sejarah berseri yang mengisahkan
kehidupan Gajah Mada dengan ambisinya menguasai Nusantara, karya Langit Kresna Hariadi.
d.
Film/Sinetron
1)
Tutur Tinular, suatu
adaptasi film karya S. Tidjab dari serial sandiwara radio. Kisah
ini berlatar belakang Singhasari pada
pemerintahan Kertanegara hingga
Majapahit pada pemerintahan Jayanagara.
2)
Saur Sepuh, suatu adaptasi film karya Niki Kosasih dari serial sandiwara radio yang
populer pada kurun dasawarsa pertengahan 1980-an hingga awal 1990-an. Film ini
sebetulnya lebih berfokus pada sejarah Pajajaran namun berkait dengan Majapahit
pula.
3)
Walisongo, sinetron Ramadhan tahun 2003 yang berlatar Majapahit pada masa Brawijaya V hingga Kesultanan Demak di zaman Sultan Trenggana.
4)
Puteri Gunung Ledang, sebuah film Malaysia tahun 2004,
mengangkat cerita berdasarkan legenda Melayu terkenal, Puteri Gunung Ledang.
Film ini menceritakan kisah percintaan Gusti Putri Retno Dumilah, seorang putri
Majapahit, dengan Hang Tuah, seorang
perwira Kesultanan Malaka.
D.
Sejarah
Perkembangan
Kerajaan
Sriwijaya
Kerajaan
sriwijaya berkembang sekitar abad 7 M. pendirinya adalah Dapunta Hyang
(prasasti kedukan bukit). Pada mulanya letak sriwijaya tidak
di Palembang, melainkan di Muara Takus atau minanga Tamwan yaitu daerah
pertemuan antara sungai Kampar kanan dan Kampar kiri. Pendapat ini diperkuat
dengan pendapat I-Tsing yang mengatakan bahwa daerah sriwijaya dilalui garis
khatulistiwa. Daerah yang dimaksud adalah daerah pertemuan antara sungai Kampar
kanan dengan Kampar kiri atau muara takus. Baru setelah berhasil meluaskan
wilayahnya ibu kota sriwijaya pindah ke Palembang. Sumber-sumber
yang memperkuat adanya kerajaan sriwijaya berupa sumber berita
china yang menyebutkan di sebuah pulau di laut selayan (sumatera) ada Negara
yang bernama Kan-to-li, yang pernah mengirimkan utusannya ke china abad 5
hingga pertengahan abad 6. Pendapat ini diperkuat oleh I-Tsing yang mengatakan
negerinya dikelilingi oleh benteng-benteng. Di negeri ini banyak pendeta
belajar agama budha. Pendeta china yang akan belajar ke india dianjurkan
belajar dahulu di sriwijaya selama 2 tahun di bawah bimbingan pendeta
sakyakirti. Sumber tertulis berupa 5 buah prasasti yang ditulis
dalam huruf palawa dengan bahasa melayu kuno, prasasti tersebut antara
lain :
Prasasti
kedukan bukit, Prasasti talang tuo, Prasasti
telaga batu, Prasasti kota kapur dan karang
birahi. Keadaan social ekonomi masyarkaat
sriwijaya hidup dari berdagang. Kondisi yang baik dan menguntungkan ini
menyebabkan sriwijaya menjadi pusat perdagangan nasional dan pusat pedagangan
di asia tenggara. Sriwijaya banyak dikunjungi pedagang-pedangan dari luar
seperti india, birma, siam, Persia dan philipina serta china. Barang
dagangannya antara lain kapur, penyu dan daging. Agama budha yang berkembang di
siriwijaya adalah budha Mahayana. Kedudukan sriwijaya sebagai pusat perdagangan
di asia tenggara sangat menguntungkan perkembangan agama budha di sriwijaya.
Sehingga akhirnya sriwijaya berhasil menjadikan kerajaanya sebagai pusat agama
budha di asia tenggara. Guru agama budha di sriwijaya yang terkenal adalah
Sakyakirti dan Dharmakirti.
Untuk
meningkatkan kualitas sriwijaya sebagai pusat agama budha, sriwijaya mengadakan
kerjasama dengan kerajaan pala di india. Hal ini dapat diketahui dari isi
prasasti nalanda (860) yang berisi “pembebasan pajak beberapa buah desa agar
memberi nafkah kepada para biksu dalam sebuah wihara yang dibangun oleh
balaputradewa.
Kebudayaan
Kerajaan
sriwijaya adalah kerajaan maritim yang memperhatikan masalah kebudayaan. Ada
sebuah peninggalan yang berupa candi yang memperkuat keberadaan sriwijaya yaitu
candi muara takus.
Kerajaan
sriwijaya pernah jaya sejak abad 8M mulai abad 12 mengalami kemunduran. Adapun
faktor-faktor penyebabnya adalah :
1. Bandar
sriwijaya semakin lama letaknya semakin jauh dengan pantai
2. Adanya
ekspedisi pamalayu dari singasari
3. Serangan
kubilai khan
4. Persaingan
dengan islam
5. Harga
barang-barang di sriwijaya dan bea cukai di sriwijaya semakikin mahal
6. Akibat
serangan majapahit 1377M
E. Tradisi dan Kearifan Lokal di Masa Kerajaan Sriwijaya
Meskipun Sriwijaya hanya menyisakan sedikit
peninggalan arkeologi dan terlupakan dari ingatan masyarakat pendukungnya,
penemuan kembali kemaharajaan bahari ini oleh Coedès pada tahun 1920-an telah
membangkitkan kesadaran bahwa suatu bentuk persatuan politik raya, berupa kemaharajaan
yang terdiri atas persekutuan kerajaan-kerajaan bahari, pernah bangkit, tumbuh,
dan berjaya di masa lalu.
Di samping Majapahit, kaum nasionalis Indonesia juga
mengagungkan Sriwijaya sebagai sumber kebanggaan dan bukti kejayaan masa lampau
Indonesia. Kegemilangan Sriwijaya telah menjadi sumber kebanggaan nasional dan
identitas daerah, khususnya bagi penduduk kota Palembang, provinsi Sumatera
Selatan. Bagi penduduk Palembang, keluhuran Sriwijaya telah menjadi inspirasi
seni budaya, seperti lagu dan tarian tradisional Gending Sriwijaya. Hal yang
sama juga berlaku bagi masyarakat selatan Thailand yang menciptakan kembali
tarian Sevichai (Sriwijaya) yang berdasarkan pada keanggunan seni budaya
Sriwijaya.
Di Indonesia, nama Sriwijaya telah digunakan dan diabadikan
sebagai nama jalan di berbagai kota, dan nama ini telah melekat dengan kota
Palembang dan Sumatera Selatan. Universitas Sriwijaya yang didirikan tahun 1960
di Palembang dinamakan berdasarkan kedatuan Sriwijaya. Demikian pula Kodam II
Sriwijaya (unit komando militer), PT Pupuk Sriwijaya (Perusahaan Pupuk di
Sumatera Selatan), Sriwijaya Post (Surat kabar harian di Palembang), Sriwijaya
TV, Sriwijaya Air (maskapai penerbangan), Stadion Gelora Sriwijaya, dan
Sriwijaya Football Club (Klab sepak bola Palembang), semua dinamakan demikian
untuk menghormati, memuliakan, dan merayakan kegemilangan kemaharajaan
Sriwijaya.
F.
Pengaruh Agama Hindu Dan Agama Budha
terhadap Kebudayan Indonesia
Masuknya agaman Hindu dan agama Budha di Indonesia membawa pengaruh yang
besar terhadap berbagai bidang di Indonesia , antara lain :
- . Bidang politik
Munculnya
kerajaan-kerajaan yang bercorak
hindu dan Budha seperti kutai, tarumanegara, mataram, majapahit dan sriwijaya. Munculnya
system kemaharajaan sehingga seorang pemimpin tidak dipilih dengan demokratis
melainkan turun-temurun.
- . Bidang Agama
Kepercayaan
animisme dan dinamisme yang berkembang sebelum masuk hindu-budha mulai
menyatu dengan hindu-budha(sinkritisme). Munculnya
aliran tantrayana di jawa timur seperti yang dianut oleh kertanegara dari
singosari. Munculnya pemujaan para dewa yang
sebelumnya tidak dikenal dalam masyarakat dinamisme dan animisme.
- . Bidang Seni Bangun
Dampak
masuknya Hindu-Budha di Indonesia ialah munculnya bangunan-bangunan berupa
candi. Candi berasal dari kata candika yaitu dewi durga (istri siwa) dia
sebagai dewi maut. Maka candi fungsinya untuk memuliakan orang mati missal araj
atau orang terkemuka. Sedang bagi agama budha candi berfungsi sebagai tempat
pemujaan dewa. Munculnya bangunan-bangunan candi di Indonesia merupakan dampak
masuknya hindu dan budha di Indonesia.
- . Bidang Seni Rupa
Bidang seni
sastra mengalami perkembangan sangat pesat sejak masuknya hindu dan budha.
Pembuatan candi dan patung yang disertai relief merupakan bagian yang tak
terpisahkan dengan bidang seni rupa. Pada candi Borobudur terdapat relief
sidharta Gautama dan di candi prambanan terdapat relief yang mengisahkan
Ramayana dan krenayana.
- . Bidang sastra dan aksara
Sejak masuknya
agama hindu dan budha di Indonesia, bahasa sansekerta dan huruf palawa mulai
digunakan dalam penulisan prasasti dan kitab sastra, misalnya : prasasti kutai,
prasasti tugu, prasasti kebun kopi, prasasti canggal, dan lain-lain.
Sementara kitab-kitab sastra baru muncul pada zaman airlangga dan mencapai
puncaknya pada zaman Kediri dan majapahit. Dalam perkembangannya bahasa
sansekerta dan huruf palawa mengalami akulturasi dengan bahasa dan huruf jawa
sehingga munculah bahasa jawa kuno dan huruf jawa kuno.
- . Bidang Kalender
Masuknya
hindu dan budha berdampak pula pada penggunaan tahun saka dalam system
perhitungan waktu di Indonesia. Tahun saka dimulai pertama kalu pada tahun 78M
pada masa raja Kanisca I di india. Ketika hindu
berkembang di Indonesia, penggunaan tahun saka di masyarakat sudah banyak.
Namun penggunaan tahun saka mulai berkurang lagi ketika masuk di Indonesia.
- . Bidang Perdagangan
Masuknya
hindu dan budha di Indonesia makin memperluas wilayah perdagangan di Indonesia.
Hal ini disebabkan masuknya Hindu ke Indonesia terkait dengan masuknya pedagang
india ke Indonesia.
- . Bidang Sosial Masyarakat
Sejak
masuknya pengaruh hindu di Indonesia, pembagian kelompok masyarakat berdasarkan
kasta mulai dianut sebagian masyarakat Indonesia yang beragama hindu.
Penggolongan masyarakat berdasarkan system kasta ini didasarkan atas kedudukan
seseorang dalam masyarakat atau karena keturunan.