Jumat, 26 Desember 2014

PENGARUH AGAMA HINDU & BUDHA TERHADAP INDONESIA

0



A.    Latar Belakang
Pada permulaan tarikh masehi, di Benua Asia terdapat dua negeri besar yang tingkat peradabannya dianggap sudah tinggi, yaitu India dan Cina.Kedua negeri ini menjalin hubungan ekonomi dan perdagangan yang baik. Arus lalu lintas perdagangan dan pelayaran berlangsung melalui jalan darat dan laut. Salah satu jalur lalu lintas laut yang dilewati India-Cina adalah Selat Malaka. Indonesia yang terletak di jalur posisi silang dua benua dan dua samudera, serta berada di dekat Selat Malaka memiliki keuntungan, yaitu: Sering dikunjungi bangsa-bangsa asing, seperti India, Cina, Arab, dan Persia; Kesempatan melakukan hubungan perdagangan internasional terbuka lebar; Pergaulan dengan bangsa-bangsa lain semakin luas, dan; Pengaruh asing masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha.
Keterlibatan bangsa Indonesia dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional menyebabkan timbulnya percampuran budaya. India merupakan negara pertama yang memberikan pengaruh kepada Indonesia. Masuknya pengaruh unsur kebudayaan Hindu-Buddha dari India telah mengubah dan menambah khasanah budaya Indonesia dalam beberapa aspek kehidupan yaitu bidang politik, agama, seni budaya, seni rupa, sastra dan aksara, kalender, perdagangan, sosial masyarakat yang sangat kental dengan unsur agama Hindu-Budha
Masuknya agama Hindu-Budha membawa pengaruh terhadap tradisi dan kearifan lokal di Indonesia, terlihat pada kerajaan Majapahit dan Sriwijaya yang merupakan dua kerajaan besar di masa Hindu-Budah. Pengaruh dan peninggalan warisan budaya dari kerajaan tersebut dan kerajaan- kerajaan yang lain masih dilestarikan dan dijaga untuk tetap di jadikan tradisi dan kearifan local dan diharapkan kearifannya dapat digunakan hingga saat ini di kehidupan yang lebih modern

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah sejarah masukya agama Hindhu-Budha ke Indonesia ?
2.      Bagaimanakah sejarah perkembangan kerajaan Majapahit ?
3.      Apakah tradisi dan kearifan local di masa kerajaan Majapahit ?
4.      Bagaimanakah sejarah perkembangan kerajaan Sriwijaya ?
5.      Aapakah tradisi dan kearifan local di kerajaan Sriwijaya ?
6.      Apa pengaruh agama hindu dan agama budha terhadap kebudayan Indonesia ?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui sejarah masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia.
2.      Untuk mengetahui Sejarah perkembangan Kerajaan Majapahit.
3.      Untuk mengetahui tradisi dan kearifan local di masa Majapahit.
4.      Untuk mengetahui sejarah perkembangan kerajaan Sriwijaya.
5.      Untuk mengetahui tradisi dan kearifan local di masa Sriwijaya.
6.      Untuk mengetahui pengaruh agama hindu-budha terhadap kebudayaan Indonesia.

A.    Sejarah Masuknya Agama Hindu-Budha di Indonesia
Pada permulaan perhitungan tarich Masehi datanglah di Indonesia dari arah India gelombang-gelombang pertama dari orang India. Peristiwa ini disusul dengan kejadian-kejadian serupa yang menimbulkan hubungan kebudayaan dalam arti luas antara pendatang dari India dengan Bangsa Indonesia. Terdapat beberapa teori bagaimana masuknya kebudayaan Hindu di Indonesia, yaitu :
1.      Teori Waisya
Menurut N.J. Krom semua tulisan-tulisan, pengaruh Hindu terbesar di Indonesia telah dibawa oleh pedagang-pedagang Hindu yang mengadakan kolonisasi dengan penduduk asli. Tempat tinggal di Indonesia didirikan oleh pedagang-pedagang. Orang-orang India mendiami beberapa pelabuhan besar di Indonesia dan dalam beberapa waktu mereka menangani kebudayaan India terhadap penduduk setempat di Indonesia.
2.      Teori Ksatria
Teori ini menyatakan bahwa penyebar kebudayaan India keluar dari India dibawa oleh ksatria atau prajurit. Teori ini sangat terkenal diantara sarjana-sarjana di India. Menurut mereka, putra-putra raja India gemar berpetualang, mereka meninggalkan negerinya untuk menaklukkan beberapa bagian Negara-negara diluar India.mereka hidup dengan menduduki pulau-pulau. Pada suatu ketika mereka menetap diantara penduduk suatu bandar dan dan bercampur dengan penduduk asli dan menurunkan orang-orang yang berdarah dan berkebudayaan campuran.
3.      Teori Brahmana
Peranan pendeta-pendeta sangat menonjol dan penting di Indonesia. Menurut Dr. F.D.K. Bosch pendeta-pendeta India yang bertanggung jawab penyebaran kebudayaan India.ada kemungkinan pendeta-pendeta dalam jumlah sedemikian besar dari orang-orang Indonesia sendiri, yang belajar sebagai siswa atau peziarah yang mengunjungi dan hidup di India untuk masa beberapa tahun. Menurut J.G. van Leur kebudayaan India yang ditransfer ke Indonesia tidak asli seperti yang dimiliki oleh pedagang dan ksatria, tetapi kebudayaan yang dimiliki oleh kasta Brahmana kebudayaan tingkat tinggi, karena kebudayaan Indi yang ditransfer sangat kompleks  dari ajaran-ajaran agama yang hanya dimiliki oleh Brahmana.
4.      Teori Sudra atau Teori Pengungsi
Di India sekitar awal tarich masehi banyak mengalami pergolakan politik, di dalam negeri banyak peperangan. Akibatnya banyak penduduk meninggalkan negerinya, ada sebagian sampai di Indonesia, yang pada waktu itu telah termasyur karena banyak kapal dagang dari India telah berlayar ke Nusantara. Disamping itu ada pula teori yang menyatakan bahwa sebuah armada datang dari India untuk menaklukkan pulau-pul;au di Indonesia, sedangkan teori lain menyatakan bahwa Bandar-bandar penting mempunyai sebuah Kampung Keling dan dari sinilah anasir-anasir kebudayaan lambat laun merembet keluar,ke kampong-kampung penduduk Indonesia yang suka meniru cara-cara orang Hindu melakukan upacara keagamaan dan lain-lainnya. Teori sudra atau teori pengungsi sukar dapat diterima kerena mereka tidak pernah disebut-sebut dalam prasasti-prasasti di Indonesia memimpin upacara keagamaan.
5.      Teori Arus Balik
Dikemukakan oleh F.D.K. Bosch menurutnya agama Hindhu Budha dibawa oleh para pemuda yang khusus belajar agama di India.

Orang-orang India berlayar ke timur, menuju ke Indonesia mempunyai tujuan :
1.      Perdagangan. Daerah Indonesia dari sejak jaman purba terkenal hasil bumi dan hasil tambangnya. Dalam abad ke-2 Masehiseorang penulis bangsa Yunani bernam Claudius Ptolemaus telah mengatakan daerah Indonesia kaya dengan hasil beras, emas, perak, dan sebagainya. Disamping itu Indonesia terkenal hasil-hasil yang lain seperti pala, lada dan cengkih. Semua ini merupakan faktor pendorong utama bagi pedagang India untuk merantau ke Indonesia dengan harapan memperoleh untung banyak.
2.      Menambah pengetahuan. Dalam perkembangannya para pedagang disusul oleh kelompok masyarakat India, kasta ksatria. Kedatangan para ksatria disebabkan keadaan politik yang kurang baik di India maupun faktor yang lainnya sehingga terpaksa merantau. Mereka memberikan dasar-dasar pembentukan kerajaan pertama di Indonesia. Para ksatria disusul oleh golongan pendeta (kasta Brahmana). Kasta Brahmana ini membawa juga unsur-unsur kebudayaan penting ke Indonesia seperti agama, adat istiadat dan ilmu pengetahuan.

B.     Sejarah  Perkembangan Kerajaan Majapahit
1.      Kerajaan Majapahit Abad 13-15
Setelah kepergian bangsa mongol, Raden Wijaya menikah denga ketiga putri kertanegara dan naik tahta sebagai Raja Jawa Timur pada 1216 shaka (1294 M) dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Dia membangun ibukotanya di Trowulan dan menamakan kerajaannya Majapahit. Pada pemerintahan Tribhuwanatunggadewi gajah mada di angkat menjadi patih dan mengucapkan Sumpaah Palapa, yang dimaksud ia tidak akan makan palapa,yaitu garam atau rempah-remapah sebelum dia berhasil mempersatukan kepulauan nusantara.
Pada tahun 1350 Hayam Wuruk di angkat menjadi raja dengan gelar Rajasanagara dan di dampingi oleh gajah mada sebagai maha patih majapahit. Pada masa Hayam Wuruk Majapahit mencapai puncak kejayaan.
2.      Keruntuhan Majapahit
Sepeninggal gajah mada dan hayam wuruk, kerajaan majapahit mulai mundur. Sebab-sebabnya adalah :
a)      Meninggalnya gajah mada sebagai seorang pemimpin yang sebar bisa
b)      Tak ada pembentukan pemimipin baru yang cakap sepeninggal gajah mada
c)      Adanya perang saudara / paregreg
d)     Banyak daerah-daerah yang melepaskan diri karena majapahit mulai lemah dan
e)      Pengaruh masuknya agama islam.

C.    Tradisi dan Kearifan Lokal di Masa Kerajaan Majapahit
Majapahit telah menjadi sumber inspirasi kejayaan masa lalu bagi bangsa-bangsa Nusantara pada abad-abad berikutnya.
1.      Peninggalan politik
Bendera nasional dan panji angkatan laut yang bermotif dasar garis-garis horizontal merah dan putih, keduanya bersumber dari bendera dan panji majapahit. Lambang negara Indonesia pun secara gamblang dibuat berdasarkan ikonografi hindu majapahit.
2.      Arsitektur
Majapahit memiliki pengaruh yang nyata dan berkelanjutan dalam bidang arsitektur di Indonesia. Penggambaran bentuk paviliun (pendopo) berbagai bangunan di ibukota Majapahit dalam kitab Negarakretagama telah menjadi inspirasi bagi arsitektur berbagai bangunan keraton di Jawa serta Pura dan kompleks perumahan masyarakat di Bali masa kini.
3.      Persenjataan
Pada zaman Majapahit terjadi perkembangan, pelestarian, dan penyebaran teknik pembuatan keris berikut fungsi sosial dan ritualnya. Teknik pembuatan keris mengalami penghalusan dan pemilihan bahan menjadi semakin selektif. Keris pra-Majapahit dikenal berat namun semenjak masa ini dan seterusnya, bilah keris yang ringan tetapi kuat menjadi petunjuk kualitas sebuah keris. Penggunaan keris sebagai tanda kebesaran kalangan aristokrat juga berkembang pada masa ini dan meluas ke berbagai penjuru Nusantara, terutama di bagian barat.Selain keris, berkembang pula teknik pembuatan dan penggunaan tombak.


4.      Kesenian modern
Kebesaran kerajaan ini dan berbagai intrik politik yang terjadi pada masa itu menjadi sumber inspirasi tidak henti-hentinya bagi para seniman masa selanjutnya untuk menuangkan kreasinya, terutama di Indonesia. Berikut adalah daftar beberapa karya seni yang berkaitan dengan masa tersebut.
a.       Puisi lama
Serat Darmagandhul, sebuah kitab yang tidak jelas penulisnya karena menggunakan nama pena Ki Kalamwadi, namun diperkirakan dari masa Kasunanan Surakarta. Kitab ini berkisah tentang hal-hal yang berkaitan dengan perubahan keyakinan orang Majapahit dari agama sinkretis "Buda" ke Islam dan sejumlah ibadah yang perlu dilakukan sebagai umat Islam.
b.      Komik dan strip komik
1)      Serial "Mahesa Rani" karya Teguh Santosa yang dimuat di Majalah Hai, mengambil latar belakang pada masa keruntuhan Singhasari hingga awal-awal karier Mada (Gajah Mada), adik seperguruan Lubdhaka, seorang rekan Mahesa Rani.
2)      Komik/Cerita bergambar Imperium Majapahit, karya Jan Mintaraga.
3)      Komik Majapahit karya R.A. Kosasih
4)      Strip komik "Panji Koming" karya Dwi Koendoro yang dimuat di surat kabar "Kompas" edisi Minggu, menceritakan kisah sehari-hari seorang warga Majapahit bernama Panji Koming.
5)      Komik "Dharmaputra Winehsuka", karya Alex Irzaqi, kisah Ra Kuti dan Ra Semi dalam latar peristiwa pemerontakan Nambi 1316 M.
c.       Roman/novel sejarah
1)      Sandyakalaning Majapahit (1933), roman sejarah dengan setting masa keruntuhan Majapahit, karya Sanusi Pane.
2)      Kemelut Di Majapahit, roman sejarah dengan setting masa kejayaan Majapahit, karya Asmaraman S. Kho Ping Hoo.
3)      Zaman Gemilang (1938/1950/2000), roman sejarah yang menceritakan akhir masa Singasari, masa Majapahit, dan berakhir pada intrik seputar terbunuhnya Jayanegara, karya Matu Mona/Hasbullah Parinduri.
4)      Senopati Pamungkas (1986/2003), cerita silat dengan setting runtuhnya Singhasari dan awal berdirinya Majapahit hingga pemerintahan Jayanagara, karya Arswendo Atmowiloto.
5)      Arus Balik (1995), sebuah epos pasca kejayaaan Nusantara pada awal abad 16, karya Pramoedya Ananta Toer.
6)      Dyah Pitaloka - Senja di Langit Majapahit (2005), roman karya Hermawan Aksan tentang Dyah Pitaloka Citraresmi, putri dari Kerajaan Sunda yang gugur dalam Peristiwa Bubat.
7)      Gajah Mada (2005), sebuah roman sejarah berseri yang mengisahkan kehidupan Gajah Mada dengan ambisinya menguasai Nusantara, karya Langit Kresna Hariadi.
d.      Film/Sinetron
1)      Tutur Tinular, suatu adaptasi film karya S. Tidjab dari serial sandiwara radio. Kisah ini berlatar belakang Singhasari pada pemerintahan Kertanegara hingga Majapahit pada pemerintahan Jayanagara.
2)      Saur Sepuh, suatu adaptasi film karya Niki Kosasih dari serial sandiwara radio yang populer pada kurun dasawarsa pertengahan 1980-an hingga awal 1990-an. Film ini sebetulnya lebih berfokus pada sejarah Pajajaran namun berkait dengan Majapahit pula.
3)      Walisongo, sinetron Ramadhan tahun 2003 yang berlatar Majapahit pada masa Brawijaya V hingga Kesultanan Demak di zaman Sultan Trenggana.
4)      Puteri Gunung Ledang, sebuah film Malaysia tahun 2004, mengangkat cerita berdasarkan legenda Melayu terkenal, Puteri Gunung Ledang. Film ini menceritakan kisah percintaan Gusti Putri Retno Dumilah, seorang putri Majapahit, dengan Hang Tuah, seorang perwira Kesultanan Malaka.

D.    Sejarah Perkembangan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan sriwijaya berkembang sekitar abad 7 M. pendirinya adalah Dapunta Hyang (prasasti kedukan bukit). Pada mulanya letak sriwijaya tidak di Palembang, melainkan di Muara Takus atau minanga Tamwan yaitu daerah pertemuan antara sungai Kampar kanan dan Kampar kiri. Pendapat ini diperkuat dengan pendapat I-Tsing yang mengatakan bahwa daerah sriwijaya dilalui garis khatulistiwa. Daerah yang dimaksud adalah daerah pertemuan antara sungai Kampar kanan dengan Kampar kiri atau muara takus. Baru setelah berhasil meluaskan wilayahnya ibu kota sriwijaya pindah ke Palembang. Sumber-sumber yang memperkuat adanya kerajaan sriwijaya berupa sumber berita china yang menyebutkan di sebuah pulau di laut selayan (sumatera) ada Negara yang bernama Kan-to-li, yang pernah mengirimkan utusannya ke china abad 5 hingga pertengahan abad 6. Pendapat ini diperkuat oleh I-Tsing yang mengatakan negerinya dikelilingi oleh benteng-benteng. Di negeri ini banyak pendeta belajar agama budha. Pendeta china yang akan belajar ke india dianjurkan belajar dahulu di sriwijaya selama 2 tahun di bawah bimbingan pendeta sakyakirti. Sumber tertulis berupa 5 buah prasasti yang ditulis dalam huruf palawa  dengan bahasa melayu kuno, prasasti tersebut antara lain :
Prasasti kedukan bukit, Prasasti talang tuo, Prasasti telaga batu, Prasasti kota kapur dan karang birahi. Keadaan social ekonomi masyarkaat sriwijaya hidup dari berdagang. Kondisi yang baik dan menguntungkan ini menyebabkan sriwijaya menjadi pusat perdagangan nasional dan pusat pedagangan di asia tenggara. Sriwijaya banyak dikunjungi pedagang-pedangan dari luar seperti india, birma, siam, Persia dan philipina serta china. Barang dagangannya antara lain kapur, penyu dan daging. Agama budha yang berkembang di siriwijaya adalah budha Mahayana. Kedudukan sriwijaya sebagai pusat perdagangan di asia tenggara sangat menguntungkan perkembangan agama budha di sriwijaya. Sehingga akhirnya sriwijaya berhasil menjadikan kerajaanya sebagai pusat agama budha di asia tenggara. Guru agama budha di sriwijaya yang terkenal adalah Sakyakirti dan Dharmakirti.
Untuk meningkatkan kualitas sriwijaya sebagai pusat agama budha, sriwijaya mengadakan kerjasama dengan kerajaan pala di india. Hal ini dapat diketahui dari isi prasasti nalanda (860) yang berisi “pembebasan pajak beberapa buah desa agar memberi nafkah kepada para biksu dalam sebuah wihara yang dibangun oleh balaputradewa.
Kebudayaan
Kerajaan sriwijaya adalah kerajaan maritim yang memperhatikan masalah kebudayaan. Ada sebuah peninggalan yang berupa candi yang memperkuat keberadaan sriwijaya yaitu candi muara takus.        
Kerajaan sriwijaya pernah jaya sejak abad 8M mulai abad 12 mengalami kemunduran. Adapun faktor-faktor penyebabnya adalah :
1.      Bandar sriwijaya semakin lama letaknya semakin jauh dengan pantai
2.      Adanya ekspedisi pamalayu dari singasari
3.      Serangan kubilai khan
4.      Persaingan dengan islam
5.      Harga barang-barang di sriwijaya dan bea cukai di sriwijaya semakikin mahal
6.      Akibat serangan majapahit 1377M

E.     Tradisi dan Kearifan Lokal di Masa Kerajaan Sriwijaya
Meskipun Sriwijaya hanya menyisakan sedikit peninggalan arkeologi dan terlupakan dari ingatan masyarakat pendukungnya, penemuan kembali kemaharajaan bahari ini oleh Coedès pada tahun 1920-an telah membangkitkan kesadaran bahwa suatu bentuk persatuan politik raya, berupa kemaharajaan yang terdiri atas persekutuan kerajaan-kerajaan bahari, pernah bangkit, tumbuh, dan berjaya di masa lalu.
Di samping Majapahit, kaum nasionalis Indonesia juga mengagungkan Sriwijaya sebagai sumber kebanggaan dan bukti kejayaan masa lampau Indonesia. Kegemilangan Sriwijaya telah menjadi sumber kebanggaan nasional dan identitas daerah, khususnya bagi penduduk kota Palembang, provinsi Sumatera Selatan. Bagi penduduk Palembang, keluhuran Sriwijaya telah menjadi inspirasi seni budaya, seperti lagu dan tarian tradisional Gending Sriwijaya. Hal yang sama juga berlaku bagi masyarakat selatan Thailand yang menciptakan kembali tarian Sevichai (Sriwijaya) yang berdasarkan pada keanggunan seni budaya Sriwijaya.
Di Indonesia, nama Sriwijaya telah digunakan dan diabadikan sebagai nama jalan di berbagai kota, dan nama ini telah melekat dengan kota Palembang dan Sumatera Selatan. Universitas Sriwijaya yang didirikan tahun 1960 di Palembang dinamakan berdasarkan kedatuan Sriwijaya. Demikian pula Kodam II Sriwijaya (unit komando militer), PT Pupuk Sriwijaya (Perusahaan Pupuk di Sumatera Selatan), Sriwijaya Post (Surat kabar harian di Palembang), Sriwijaya TV, Sriwijaya Air (maskapai penerbangan), Stadion Gelora Sriwijaya, dan Sriwijaya Football Club (Klab sepak bola Palembang), semua dinamakan demikian untuk menghormati, memuliakan, dan merayakan kegemilangan kemaharajaan Sriwijaya.

F.      Pengaruh Agama Hindu Dan Agama Budha terhadap Kebudayan Indonesia
Masuknya agaman Hindu dan agama Budha di Indonesia membawa pengaruh yang besar terhadap berbagai bidang di Indonesia , antara lain :
  • .      Bidang politik

Munculnya kerajaan-kerajaan yang bercorak hindu dan Budha seperti kutai, tarumanegara, mataram, majapahit dan sriwijaya. Munculnya system kemaharajaan sehingga seorang pemimpin tidak dipilih dengan demokratis melainkan turun-temurun.
  • .      Bidang Agama

Kepercayaan animisme dan dinamisme yang berkembang sebelum masuk hindu-budha mulai menyatu dengan hindu-budha(sinkritisme). Munculnya aliran tantrayana di jawa timur seperti yang dianut oleh kertanegara dari singosari. Munculnya pemujaan para dewa yang sebelumnya tidak dikenal dalam masyarakat dinamisme dan animisme.
  • .      Bidang Seni Bangun

Dampak masuknya Hindu-Budha di Indonesia ialah munculnya bangunan-bangunan berupa candi. Candi berasal dari kata candika yaitu dewi durga (istri siwa) dia sebagai dewi maut. Maka candi fungsinya untuk memuliakan orang mati missal araj atau orang terkemuka. Sedang bagi agama budha candi berfungsi sebagai tempat pemujaan dewa. Munculnya bangunan-bangunan candi di Indonesia merupakan dampak masuknya hindu dan budha di Indonesia.
  • .      Bidang Seni Rupa

Bidang seni sastra mengalami perkembangan sangat pesat sejak masuknya hindu dan budha. Pembuatan candi dan patung yang disertai relief merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan bidang seni rupa. Pada candi Borobudur terdapat relief sidharta Gautama dan di candi prambanan terdapat relief yang mengisahkan Ramayana dan krenayana.
  • .      Bidang sastra dan aksara

Sejak masuknya agama hindu dan budha di Indonesia, bahasa sansekerta dan huruf palawa mulai digunakan dalam penulisan prasasti dan kitab sastra, misalnya : prasasti kutai, prasasti  tugu, prasasti kebun kopi, prasasti canggal, dan lain-lain. Sementara kitab-kitab sastra baru muncul pada zaman airlangga dan mencapai puncaknya pada zaman Kediri dan majapahit. Dalam perkembangannya bahasa sansekerta dan huruf palawa mengalami akulturasi dengan bahasa dan huruf jawa sehingga munculah bahasa jawa kuno dan huruf jawa kuno.
  • .      Bidang Kalender

Masuknya hindu dan budha berdampak pula pada penggunaan tahun saka dalam system perhitungan waktu di Indonesia. Tahun saka dimulai pertama kalu pada tahun 78M pada masa raja Kanisca I di india. Ketika hindu berkembang di Indonesia, penggunaan tahun saka di masyarakat sudah banyak. Namun penggunaan tahun saka mulai berkurang lagi ketika masuk di Indonesia.
  • .      Bidang Perdagangan

Masuknya hindu dan budha di Indonesia makin memperluas wilayah perdagangan di Indonesia. Hal ini disebabkan masuknya Hindu ke Indonesia terkait dengan masuknya pedagang india ke Indonesia.
  • .      Bidang Sosial Masyarakat

Sejak masuknya pengaruh hindu di Indonesia, pembagian kelompok masyarakat berdasarkan kasta mulai dianut sebagian masyarakat Indonesia yang beragama hindu. Penggolongan masyarakat berdasarkan system kasta ini didasarkan atas kedudukan seseorang dalam masyarakat atau karena keturunan.