Selasa, 08 Oktober 2013

“PENGAMBILAN KEPUTUSAN”

0


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Latar belakang penulis membuat karya ilmiah ini salah satunya yaitu untuk menunjukan suatu pola pengambilan keputusan yang baik. Pola pengambilan keputusan yang baik adalah pola pengambilan keputusan yang mempertimbangkan berbagai aspek dalam perusahaan. Aspek-aspek tersebut tentunya dapat saling berkaitan maupun tidak saling berkaitan, untuk itu di sini penulis ingin menjabarkan lebih jelas dan mendetail mengenai pengambilan keputusan. Hakikatnya proses pengambilan keputusan merupakan bagian dari administrasi. Wewenang yang ada di dalamnya pada hakikatnya adalah tanggung jawab untuk pengambilan keputusan, serta menjamin agar keputusan-keputusan yang telah dibuat tersebut dapat dilaksanakan.
Dalam setiap organisasi, baik organisasi besar maupun kecil, dapat saja terjadi perubahan kondisi, pergeseran personalia, timbul pertentangan, dan muncul hal-hal yang tidak terduga sama sekali. Menghadapi perkembangan atau masalah semacam itu memerlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Di samping itu, keputusan-keputusan harus diambil dengan tepat agar roda organisasi beserta administrasinya dapat berjalan dengan lancar. Pimpinan harus cekatan dalam mengambil keputusan mengenai apa yang harus dilakukan, harus diketahui mengapa itu dilakukan, kapan, dimana, bagaimana dan siapa yang harus melaksanakannya.
Setiap keputusan harus dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan oleh pengambil keputusan. Tetapi pelaksanaan keputusan itu tidak terletak pada kekuatan fisik dan bukan berdasarkan ancaman hukuman, bahkan bukan berdasarkan ancaman, lainnya berupa apapun, kecuali dalam keadaan luar biasa atau terpaksa. Pelaksanaan keputusan lebih ditekankan pada sifat kepemimpinan dari orang yang mengambil keputusan. Adanya pembahasan mengenai pengambilan keputusan yang ditulis oleh penulis, diharapkan dapat membantu terciptanya generasi muda yang mampu menjadi pemimpin dan mengerti mengenai seluk-beluk kepemimpinan, terutama mengenai pengambilan keputusan yang baik.


B.     Batasan Masalah
Dalam pengkajiannya penulis membatasi masalah yang dibahas, yaitu mengenai pengambilan keputusan dalam administrasi perkantoran. Bukan dalam lingkup administrasi negara yang dianggap penulis terlalu luas cakupannya.

C.    Rumusan Masalah
1.    Apakah fungsi dan tujuan dari pengambilan keputusan?
2.    Apa saja dasar dari pengambilan keputusan?
3.    Apa saja faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan?
4.    Bagaimanakah proses pengambilan keputusan yang baik?

D.    Tujuan Penelitian
1.    Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
2.    Untuk menambah wawasan pembaca.
3.    Untuk mengetahui fungsi dan tujuan dari pengambilan keputusan.
4.    Untuk mengetahui dasar-dasar dari pengambilan keputusan.
5.    Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan.
6.    Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan yang baik.










BAB II
KAJIAN TEORI
Sebelum membahas mengenai pengambilan keputusan, ada baiknya kita mengetahui apa yang dimaksud keputusan. Banyak ahli yang memberikan pendapatnya tentang apa yang dimaksud dengan keputusan, di sini penulis akan menuliskan dua pendapat ahli. Menurut Ralph C. Davis, keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapi dengan tegas, keputusan itu dibuat untuk menghadapi masalah-masalah atau kesalahan yang terjadi terhadap rencana yang telah digariskan atau penyimpangan serius terhadap rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Keputusan dapat juga dikatakan sebagai hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu antara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sedangkan secara singkat Marry Follet mengatakan bahwa keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan.
Setelah mengerti tentang definisi dari keputusan, maka dapat dilanjutkan dengan pengertian pengambilan keputusan menurut ahli. Misalnya George R. Terry, ia mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih, tetapi dapat juga dikatakan bahwa pengambilan keputusan adalah tindakan pimpinan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam organisasi melalui pemilihan satu di antara alternatif-altrernatif yang dimungkinkan. Sondang P. Siagian, Ph.D. juga berpendapat bahwa pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengambilan keputusan memiliki pengertian yang tidak jauh berbeda. Pengambilan adalah proses atau cara perbuatan mengambil dan keputusan adalah perihal yg berkaitan dengan putusan; segala putusan yg telah ditetapkan (sesudah dipertimbangkan, dipikirkan, dsb). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah proses mepertimbangkan atau berpikir dalam upaya menetapkan atau mengambil suatu keputusan.


BAB III
PEMBAHASAN

A.    Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan
1.      Fungsi pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan sebagai suatu suatu kelanjutan pemecahan masalah memiliki fungsi sebagai berikut:
a)      Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara organisasional.
b)      Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari depan, masa yang akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.
2.      Tujuan pengambilan keputusan
Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
a)      Tujuan yang bersifat tunggal
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain.
b)      Tujuan yang bersifat ganda
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih yang bersifat kontradiktif atau yang bersifat tidak kontradiktif.







B.     Dasar-Dasar dalam Pengambilan Keputusan
      Dasar-dasar yang digunakan dalam pengambilan keputusan bermacam-macam tergantung dari permasalahannya. Oleh George R. Terry, disebutkan dasar-dasar pengambilan keputusan yang berlaku adalah sebagai derikut;

1)      Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan pada  intuisi atau  perasaan bersifat subjektif, sehingga mudah terpengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa kebaikan dan kelemahan.
Kebaikannya antara lain sebagai berikut:
·         Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek.
·         Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan akan memberikan kepuasan pada umunya.
·         Kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
Kelemahannya antara lain sebagai berikut:          
·         Keputusan yang diambil relatif kurang baik.
·         Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya.
·         Dasar-dasar lain dari pengambilan keputusan sering diabaikan.

2)      Pengalaman
Pengambilan keputusan bardasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis. Karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung-ruginya, baik-buruknya keputusan yang akan dihasilkan. Karena dengan pengalaman seseorang walaupun hanya melihat sepintas saja masalah yang dihadapi sudah dapat menduga cara penyelesaiannya.

3)      Fakta
     Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.

4)      Wewenang
      Pengambilan keputusan berdasarkan wewnag biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.

Kelebihannya antara lain sebagai berikut
·         Kebanyakan penerimanya adalah bawahan, terlepas apakah penerima tersebut secara sukarela atau terpaksa.
·         Keputusannya dapat bertahan dalan jangka waktu yang cukup lama.
·         Memiliki otentitas (otentik).
Kelemahannya antara lain sebagai berikut
·         Dapat menimbulkan sifat rutinitas
·         Mengasosiasikan dengan praktek diktatorial.
·         Sering melewatkan masalah yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan kekaburan.

5)      Rasional
      Pada pengambilan keputusan yang didasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil dalam batasan kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara rasional ini terdapat beberapa hal. Sebagai berikut:
·         Kejelasan masalah: tidak ada keraguan dan kekaburan masalah.
·         Orientasi tujuan: kesatuan tujuan yang ingin dicapai.
·         Pengetahuan alternatif: seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuuensinya.
·         Preferensi yang jelas: alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria.
·         Hasil maksimal: pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal.


C.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan, ada beberapa faktor / hal yang mempengaruhinya, antara lain :
1.   Posisi / kedudukan
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat dalam hal berikut.
·      Letak posisi; dalam  hal ini apakah ia sebagai pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision taker) ataukah staf (staffer).
·      Tongkat posisi; dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy, peraturan, organisasional, operasional, teknis.
2. Masalah
            Masalah atau problem adalah apa yang menjadi penghalang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan dari apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan.
Masalah tidak selalu dapat dikenal dengan segera, ada yang memerlukan analisis, ada pula yang bahkan memerlukan riset tersendiri.
Masalah dapat dibagi kedalam dua jenis.
·      Masalah terstruktur (well structured problems), adalah masalah yang logis, dikenal dan mudah diidentifikasi.
·      Masalah tidak terstruktur (ill structured problem), adalah masalah yang masih baru, tidak biasa, dan informasinya tidak lengkap.
Selain pembagian masalah di atas, masalah dapat pula dibagi sebagai berikut.
·      Masalah rutin, yaitu masalah yang sifatnya sudah tetap, selalu dijumpai dalam kehidupan sehari hari.
·      Masalah insidentil, yaitu masalah yang sifatnya tidak tetap, tidak selalu dijumpai dalam kehidupan sehari hari.
3. Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa kehendak kita perbuat.
Faktor faktor itu dapat dibedakan menjadi dua,  yaitu sebagai berikut :
·      Faktor faktor yang konstan (C), yaitu faktor yang sifatnya tidak berubah ubah atau tetap keadaannya.
·      Faktor faktor yang variabel (V), yaitu faktor yang sifatnya selalu berubah-ubah, tidak tetap keadaannya.

4. Kondisi
             Kondisi adalah keseluruhan dari faktor faktor yang secara bersama sama menentukan daya gerak, daya berbuat atau kemampuan kita. Sebagian besar factor-faktor tersebut merupakan sumber daya sumber daya.

5.Tujuan
             Tujuan yang hendak dicapai baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan) tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah ditentukan. Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan objektif.


D.    Proses Pengambilan Keputusan
1.    Pengertian Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang harus dialui atau digunakan untuk membuat keputusan. Tahap-tahap ini merupakan kerangka dasar sehingga setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa sub tahap (disebut langkah) yang lebih khusus / spesifik dan lebih operasional.
2.    Proses Pengambilan Keputusan
Secara garis besarnya proses pengambilan keputusan terdiri atas tiga tahap yaitu sebagai berikut.
a.      Penemuan Masalah
Tahap ini merupakan tahap dimana masalah harus didefinisaikan dengan jelas sehinggga perbedaan antara masalah dan bukan masalah (misalnya isu) menjadi jelas.
b.      Pemecahan Masalah
Tahap ini merupakan tahap dimana masalah yang sudah ada atau yang sudah jelas itu kemudian diselesaikan. Langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut.
1)      Identifikasi alternatif alternatif keputusan yang memecahkan masalah.
2)      Perhitungan mengenai factor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya atau diluar jangkauan manusia, identifikasi peristiwa peristiwa dimasa datang (stase of nature)
3)      Pembuatan alat (sarana) untuk mengevaluasi atau mengukur hasil, biasanya berbentuk tabel hasil (pay off table)
4)      Pemilihan dan penggunaan model pengambilan keputusan.
Keputusan yang diambil adalah berdasarkan pada keadaan lingkungan atau kondisi yang ada, seperti kondisi pasti, kondisi beresiko, kondisi tidak pasti dan kondisi konflik.








BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
              Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui satu alternatif dari beberapa alternatif. pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti atau digunakan sebagai suatu cara pemecahan masalah. Proses pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang harus dilalui atau digunakan untuk membuat keputusan.
              Dalam pengambilan keputusan perlu diperhatikan unsur-unsunya agar pengambilan kputusan lebih terarah dan hasil yang diperoleh lebih maksimal. Dalam pengambilan keputusan juga diperlukan model untuk mempermudah pengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Secara garis besar demikianlah kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis.

0 Komentar:

Posting Komentar

cukup dengan saran saya akan sangat terkesan, :)