Kamis, 05 Maret 2015

PERGERAKAN NASIONAL

I.                   Latar Belakang Lahirnya Pergerakan Nasional.
Kata “Pergerakan” mencakup semua macam aksi yang dilakukan dengan organisasi modern kearah kemerdekaan Indonesia. Nasionalisme mengacu pada faham yang mementingkan perbaikan dan kesejahteraan nasio atau bangsanya. E. Renan menyebut bahwa nation est le desir d’etre ensemble yaitu keinginan untuk ada bersama atau nation est le desir de vivre ensemble yaitu keinginan untuk hidup bersama. Jelas kiranya bahwa ada bersama dan hidup bersama merupakan tiang utama bagi pembentukan bangsa Indonesia. Penggunaan kata nasionalisme dalam Sejarah Pergerakan Nasioanal disertai dengan batasan spasial seperti Javaansche Nationalisme, Indische Nationalisme, dan baru kemudian digunakan Indonesische Nationalisme.
SPN mempunyai pengertian dan merunjuk pada seluruh proses terjadinya dan perkembangan nasionalisme Indonesia dalam segala perwujudannya,berdasarkan kesadaran, sentimen bersama,dan keinginan berjuang untuk kebebasan rakyat dalam wadah Negara kesatuan.
A.    NASIONALISME ARTI DAN PERKEMBANGANNNYA
Nasionalisme Indonesia yang dalam perkembangannya mencapai titik puncak setalah Perang Dunia II yaitu dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia berarti bahwa pembentukan nasion Indonesia berlangsung melalui proses sejarah yang panjang. Nasionalisme Indonesia mempunyai kaitan erat dengan kolonialisme Belanda yang sudah beberapa abad lama berkuasa di bumi Indonesia. Usaha untuk menolak kolonialisme inilah merupakan manifestasi dari penderitaan dan tekanan-tekanan disebut nasionalisme. Melalui keinginan bersama yang didasrkan oleh persamaan kepepntingan itu akhirnya menciptakan nasionalisme Indonesia.
Diketahui ada tiga macam teori tentang pembentukan nation :
1.      Teori Kebudayaan (cultuur) yang menyebut suatu bangsa itu adalah sekelompok manusia dengan persamaan kebudayaan.
2.      Teori Negara (staat) yang menentukan terbentuknya suatu Negara lebih dahulu adalah penduduk yang ada di dalamnya disebut bangsa.
3.      Teori kemauan (wils), yang mengatakan bahwa syarat mutlak yaitu adanya kemauan bersama dari sekelompok manusia untuk hidup bersama dalam ikatan suatu bangsa, tanpa memandang perbedaan kebudayaan, suku dan agama.
Timbulnya nasionalisme karena kombinasi dua faktor yaitu faktor subjektif dan objektif. Factor subjektif berupa kemauan,sentiman,aspirasi,dan lain-lain, sedangkan factor objektif karena kondisi ekonomi, geografi, histori, dan lain-lain. Nasionalisme Indonesia seperti nasioanalisme negara-negara Asia Tenggara lainnya mempunyai basis historis pada kolonialisme dan sebab itu antikolonialisme merupakan kekuatan imbangannya. Interdepedensi antara kolonialisme dengan politiknya dan nasionalisme yang sedang tumbuh tidak dapat dihindari karena nasionalisme merupakan collective conscience untuk menghadapi kondisi sosio-politik yang buruk, yaitu dengan jalan mengadakan reaksi sesuai dengan kedudukan kelompok itu. Situasi colonial menjadi tantangan bagi rakyat tanah jajahan untuk secara kolektif mempersatukan diri guna mengubah situasi sosio-politik kolonial kearah kebebasan  secara global. Keadaan inilah yang mendorong timbulnya kesadaran nasional, perasaan nasional, dan kehendak nasional yang dinyatakan dalam berbagai cara.
B.     POLITIK KOLONIAL 1800-1900
Pergerakan Nasional dianggap sebagai tindakan kolektif untuk menghadapi kondisi sosio-politik dengan mencari jalan ke luar menurut posisi dan orientasi golongan tersebut. Situasi kolonial menimbulkan menimbulkan tantangan organisasi pergerakan untuk mempertahankan diri dan mengubah situasi. Terbentuknya kesadaran nasional, perasaan nasional, dan kehendak nasional akan diwujudkan dalam berbagai cara. Nasionalisme yang kemudian tumbuh berasal dari buminya kolonialisme, maka antikolonialisme yang mewujudkan dalam Pergerakan Nasional adalah hal yang sangat wajar. Dilihat dari kacamata colonial,nasionalisme selalu mempunyai orientasi ke masa depan, sedangkan ideology colonial cenderung pada status quo dan meliaht masa lampau.
1.      Politik Kolonial Konservatif 1800-1870
Tahun 1811-1816 Raffles  memperkenalkan ide liberal atas nama pemerintah Inggris menerapkan system administrasi liberal denag kepastian hokum dan kebebasan ekonomi. Raffles memperkenalkan system ekonomi uang yang dipraktekkannya melalui pembayaran pajak tanah dengan uang. Pada saat waktu Belanda sedang mengahadapi kesulitan, sebagai akibat dari perang Napoleon dan berlakunya Kontinental Stelsel. Belanda  kehilangan perdagangan dan armada pelayaran. Untuk mengatasi situasi ini Belanda menjalankan system merkantilisme yaitu dengan memungut bea yang tinggi terhadap barang-barang yang masuk dan memonopoli perdagangan pemerintah.
Antara golongan konservatif dengan golongan liberal tedapat perbedaan pandangan. Golongan konservatif mengaku bahwa eksploitasi yang dijalankan adalah sesuai dengan tuntutan situasi, sedangkan eksploitasi golongan liberal belum sepenuhnya meyakinkan pemerintah.
Pada tahun 1848 Tanam Paksa mendapat serangan hebat melalui perdebatan di parlemen Belanda dan tulisan-tuliasan yang mengutuk praktek yang tidak manusiawi. Akhirnya golongan liberal menang dan berhasil meluruskan system pemerintah dikoloni. Dua orang pembela nasib penduduk koloni  yaitu Douwes Dekker menentang kekkejaman tanam paksa dan Baron Van Hoevell mengutuk penyelewengan tanam paksa. Akan tetapi perjuangan mereka masih memerlukan perdebatan panjang di parlemen dan hasilnya baru diketahui dua dasawarsa kemudian.
2.      Politik Kolonial Liberal 1870-1900
Ide liberal mendorong ussaha perseorangan dan pemerintah tidak turut campur tangan. Golongan liberal mendapat kritikan pedas dari golongan sosialis yang mengartikan kerja bebas yang merupakan salah satu unsure liberalism yang dipandang sebagi perbudakan yang disahkan. Dihapuskannya Tanam Paksa yang berdalih kemanusiaan seperti yang diserukan oleh golongan liberal sebenarnya untuk mencapai tujuan yaitu menanmkan kelebihan modalnya dikoloni.
Partai liberal mengalami kemunduran karena pecah dari dalam dan munculnya protes dari petani, perlawanan loakl, dan perang besar seperti perang Diponegoro, perang Paderi, dan Perang Aceh, semua dianggap menggangu ketenangan dan ketertiban. Melalui perang-perang itulah  pemerintah mendapat konsensi diluar Jawa.
3.      Politik Kolonial Etis 1900-1942
Ke kosongan kas Negara Belanda senagai akibat dari perang Diponegoro dan perang Kemerdekaan Belgia itu telah diisi oleh orang Indonesia. Dengan kata lain Indonesia telah berjasa membantu pemerintah Belanda memulihkan keuangannya. Oleh karena itu Van Deventer “Hutang Budi” itu harus dibayar dengan peningkatan kesejahteraan melalui triasnya yang terkenal yaitu “irigasi, edukasi, dan emigrasi ”.
Perubahan politik membangun golongan elite untuk merealisasikan cita-citanya. Perubahan-perubahan segera mendapat jaln setelah keluarnya sabda Ratu Belanda pada tahun 1901 yang mengehendaki diangkatnya orang bumiputera dari lembah kemiskinan. Kesepatan emas yang menjadi peluang dalam politik etis dimanfaakan sungguh-sungguuh oleh para elite untuk meningkatkan kesejahteraan dan dalam perkembangan yang lebih jauh untuk membebaskan diri dari dominasi colonial.
C.    MASYARAKAT KOLONIAL DAN KEBANGKITAN NASIONAL
Di dalam pergaulan hidup masyarakat colonial berlaku diskriminasi rasial yang membedakan antar kulit putih dan kulit sawo. Perbedaan warna kulit  digunakan untuk membatasi hak dan kewajiban, hokum, dan pengajaran bagi orang bumiputera. Diskriminasi harus dijaga dan dilakukan ketat guna menjaga prestise pemerintah colonial agar tidak merosot. Timbul perasaan harga diri yang tinggi pada oaring putih, sedang di pihak lain tejadi perasaan rendah diri.
Dalam masyarakat colonial yang pada dasarnya terdapat hubungan yang tidak seimbang antar penjajah dan terjajah. Gerakan pribumi adalah gejala resmi yang muncul ke permukaan yang mecari jalan ke luaruntuk membebaskan diri dari kekuasaan asing dengan cara-car a Barat.
Bangunnya rakyat terjajah dan penolakan terhadap hubungan colonial disebut nasionalisme yang memiliki unsure-unsur kebangunan poltik, ekonomi, social, cultural dan religious. Unsure-unsur itu semua dikembangkan untuk mencapai pembaharuan kearah kemandirian dan kesatuan bangsa. Sehubungan dengan lahirnya Budi Utomo yang dianggap sebagi manisfestasi lahirnya jiwa nasionalisme, maka jelas kiranya bahwa kekuatan dari dalam masyarakat itu sendiri yang memberikan kekuatan dan pergaulan hidup colonial itulah yang membri corak nasionalisme Indonesia.
Pengaruh politik etis sedikit membawa perubahan keraha perbaikan nasib dan uasah untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan, meski tidak dapat diingkari bahwa kaum etikus sebenarnya adalah para kapitalis yang menginginkan keuntunga sebanyak-bnyaknya dengan meningkatkan daya beli dan kesejahteraan penduduk Indonesia. Lahirnya organisasi pergerakan nasioanal merupakan tanda dan   dorongan tamatnya sejarah poltik etis.
  
II.                ORGANISASI AWAL PERGERAKAN NASIONAL
A.    EMANSIPASI WANITA DAN NASIONALISME
Sejak perluasan perkebunan di Jawa pada pertenganhan abad XIX bwerkembang pula pengajaran dan sekolah-sekolah gua memenuhi kebutuhan tenaga administrasi rendahan di pemerintahan, pabrik, perkebunan dll. Lebih-lebih setelah berlakunya politik etis, bidang pengajaran mendapat prioritas dari pemerintahan colonial dan sejalan dengan perkembangan birokrasi colonial maka bukan hanya didirikan sekolah rendah tetapi juga sekolah menengah, sekolah keguruan, dan sekolah tinggi. Diantara anatara anak-anakIndonesia yang mendapatkan kesempatan belajar adalah anak-anak laki-laki.
Mengenai keadaaan wanita pada waktu itu masih ada dalam konservatisme dan sangat terikat oleh adat. Anak perempuan hanya mendapat pendidikan dirumah, atau dilingknagn keluarga dan pendidikan yang diperolehnya tidak lebih dari persiapan untuk mejadi seorang ibu rumah tangga yang beik.
Pengertian emansipasi sendiri yang terkandung dalam jiwa wanita pada waktu itu adalah keinginan untuk mendapatkan persamaan hak dan kebebasan dari kungkungan adat. Dikalangan priyayi gedhe,  sudah Nampak adanya keinginan untuk melakukan perubahan keadaan dengan melepaskan adat yang menjadi pengekang kebebasab wanita.
R.A Kartini (1879-1904), pelopor emansipasi, menyerukan agar bangsa Indonesia diberi pendidikan, khususnya pada wanita Indonesia kerena mereka yag memikul tugas suci. Sebenarnya sebuah pemikiran Kartini untuk memajukan wanita Indonesia sudah ada di dalam kmpulan surat-suratnya “Habis Gelam Terbitlah Terang” yang ditulisnya pada tahun 1899-1904, berisi kehidupan keluarga, adat istiadat, keterbelakangan wanita, cita-cita terhadap kebahagiaan bangsnay,dll.
Bagi Kartini pendidikan merupakan persoalan pokok dalam masyarakat Indonesia. Pendidikan bukan hanya ditunjukan pada kaum laki-laki untuk menjadi peawai, jaksa , guru dan sebgaianya serta meneruskan belajar ke Belanda, tetapi pendidikan bagi kaum wanita juga harus mendapat prioritas. Kaum wanita selain mendapat pelajaran untuk memajukan intelegensi, juga harus mendapatkan pelajaran tingkah laku dan kesusilaan. Pada tahun 1912 didirikan sekolah Krtini di Semarang atas dorongan van Devanter. Dan di tempat-tempat lain di beberapa daerah di nusantara. 
Pada tahun 1915 Raden Dewi Sartika mendirikan perkumpulan Pengasah Budi di Bandung, dan Semarang didirikan Budi Wanito yang memperjuangkan kemajuan dan emansipasi wanita. Para wanita progresif dari keluarga bangsawan mendirikan surat kabar Putri Hindia pada tahun 1908 dan kemudian diikuti majalah bulanan Wanito Sworo tahun1912 di Pacian.
Pada tahun 1917 Maria Walanda Maramis mendirikan PIKAT di Manado untuk mendidik kaum wanita dalam kertampilan rumah tangga. Jadi jelas bhwa idealism Kartini telah terwujud dan berkembang terus demi kemajuan wanita Indonesia.

B.     BUDI UTOMO (BU)
Pada tanggal 20 Mei 1908 berdirilah BU yang didirikan oleh Sutomo dan rekan-rekannya yang merupakan ide dari dr, Wahidin Sudirohusodo. Untuk merealisasikannya diperlukan pengajaran bagi orang Jawa agar mendapatkan kemajuan dan tidak dilupakan usaha membangkitkan kembali kultur Jawa, jadi antara kultur, tradisi dan edukasi dikombinasikan.
Corak baru yang diperkenalkan BU adalah kesadaran local yang diformulasikan dalam wadah organisasi modern dalam arti bahwa oeganisasi itu mempunyai pimpinan, ideology yang jelas dan anggota. Yang sangat menarik dari BU karena organisasi itu diikuti oleh organisasi lainnya dan dari sinilah terjadi perubahan-perupahan sosio-politik.
Dalam kongres BU yang diselenggarakan pada tanggal 3-5 Oktober 1908, yang didalamnya terdapat dua prinsip perjuangan yaitu:
1.      Diwakili oleh golongan muda cenderung menempuh jalan perjuangan politik dalam menghadapi pemerintah kolonial.
2.      Diwakili oleh golonagn tua yang ingin tetap pada cara lama yaitu perjuangan sosio-kultural.
Bagi golongan muda perjuangannya itu sangat tepat guna memberikan imbangan politik pemerintah. Orientasi politik semakin menonjol dan kalangan muda mencari organisasi yang sesuai, yaitu dengan mendirikan Serikat Islam (SI) dan Indesche Party (IP) sebgai wadahnya. Namun demikian, dengan segala kekurangannya BU telah mewakili aspirasi pertama rakyat Jawa ke arah kebangkitan dan juga aspirasi rakyat Indonesia.  BU lah penyebab berlangsungnya perubahan-perubahan politik hingga terjadinya integrasi nasional, maka wajarlah kalau pada kelahiran BU disebut sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
  
C.     SAREKAT ISLAM
Sarekat Dagang Islam didirikan pada tahun 1909 oleh H. Samanhudi yang merupakan pengusaha batik di Solo. Ujuan utama adalah membela kepentingan pedagang Islam dari ancaman dan dominasi pedagang Cina,serta meningkatkan pengamatlan ajaran Islam di antara para anggota. . Usaha dibidang ekonomi tampak sekali, dengan berdirinya koperasi di Surabaya. Di kota itu pula berdiri PT. “Setia Usaha”, selain itu menerbitkan surat kabar “Utusan Hindia” , dan menyelenggarakan penggilinag padi, serta mendirikan bank. Usaha itu semua dimaksudkan untuk membebaskan kehidupan ekonomi dari ketergantungan bangsa asing.
Pada tahun 1911, Sareat Dagang Islam berubah nama menjadi Sarekat Islam. Perubahan nama itu diikuti dengan perluasan tujuan, yakni melawan segala bentuk penindasan dan dominasi rasial. Tokoh Sarekat Islam antara lain Haji Oemar Said Tjokroaminoto, Haji Agus Salim, Abdul Moeis dan Supryopranoto.
Khawatir terhadap dukungan daari rakyat kecil, pada tahun 1913 pemerintah kolonial mengeluarkan peraturan yang menetapkan bahwa cabang-cabang SI harus berdiri untuk daerah  masing-masing. Peraturan ini dibuat sebagai upaya untuk memecah persatuan.
Pada tahun 1916 diadakan kongres pertama yang merupakan “kongres nasional” karena SI mencita-citakan supaya penduduk Indonesia menjadi satu natie atau satu bangsa dengan kata lain mempersatukan etnik Indonesia menjadi bangsa Indonesia. Sejak tahun 1917, terjadi perpecahan dalam tubuh SI, dengan adanya SI putih yang tetpa setia kepada garis organisasi SI dan SI merah yang cenderung kea rah sosialis-komunis. Akhirnya pada tahun 1921, SI Merah memisahkan diri menjadi partai komunis Indonesia.
Pada mulanya SI merupakan organisasi bercorak ekonomi dan agama. Kemudian coraknya beralih menjadi politik, yang ditandai dengan perubahan nama menjadi Partai Sarekat Islam lalu berubah lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia. Pada saat Jepang mendarat di Indonesia kekuatan Islam terpecah menjadi beberapa aliran dan aliran itu tida berdaya pada masa pendudukan Jepang yang melarang kehidupan partai politik di Indonesia.

D.    INDESCHE PARTIJ
Indesche Partij didirikan pada tahun 1912 di kota Bandung oleh tiga Serangkai yaitu E.F.E Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat. IP bertujuan menyatukan semua golongan masyaraat Indonesia, yaitu Indonesia asli, turunan cina, dan arab, dalam semangat nasionalisme menuju Indonesia merdeka. Dengan tujuannya itu, IP menempatkan diri sebagai organisasi politik pertama di Indonesia. Tujuan dan program IP disebarluaskan melalui propaganda dalam kampanye dan surat kabar.
Pada tahun 1913, IP dinyatakan sebagai perai terlarang. Larangan tersebut turut dilatarbelakangi oleh tulisan Suwardi Suryaningrat berjudul als Ikeen Nederlander was (jika saya seorang Belanda) sebagai reaksi terhadap peringatan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari penjajah Prancis. Secara tajam tulisan itu menyindir tindakan pemerintah kolonial yang mewajibkan bangsa Indonesia merayakan kemerdekaan bangsa yang menjajahnya. Sebagai tindak lanjut pelarangan IP, tiga Serangkai ditangkap dan diasingkan ke Belanda.
Program IP yaitu menanamkan cita-cita persatuan nasional Indonesia, memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan baik di bidang pemerintahan maupun kemasyarakatan, memberantas segala bentuk tindakan yang membangkitkan kebencian antar agama dan ras, memperkuat pengaruh pro-Hindia (Indonesia) dalam pemerintahan colonial, dan menyerukan perbaikan ekonomi bangsa Indonesia, terutama kalangan ekonomi lemah.

E.     KELOMPOK  STUDI  MAHASISWA 
Pada tertengahan tahun 1923 rombongan mahasisawa yang tergabung dalam himpunan Indonesia (PI) pulang dari belanda. Sebernarnya mereka kecewa terhadap partai politik yang ada karena partai tidak dapat menampung aspirasi mereka. Untuk menyalurkan kekecewaan terhadap partai politik yang ada mereka mendirikan kelompok-kelompok studi. Kelompok studi yang pertama didirikan di Surabaya pada tanggal 11 juni 1924 bernama Kelompok Studi Indonesia (Indonesische Studie Club). Pendiri dan penggerak utamanya ialah sutomo, seorang dokter di surabaya yang sebelumnya aktif dalam PI di Amsterdam tahun 1919 dan 1923. Kelompok studi ini dimaksudkan agar dapat menyatukan elite baru dan mengembangkan kasadaran nasionalisme Indonesia. Kelompok studi ini ingin memecahkan masalah sosial ke masyarakatan yang dihadapi masyarakat indonesia antara lain dibukannya rumah pondokan untuk anak-anak sekolah, asrama wanita, sekolah tenun,kerajinan,koperasi, perkreditan, biro advis dan lainnya. Dengan kata lain masyarakat diajak mengatasi maslah sosial dan masalah nasional secara kolektif dan konstruktif.
Kelompok studi yang kedua didirikan di bandung pada tanggal 29 november 1925 atas prakarsa anggota PI, para nasionalis dan mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik dikota itu. Ide pembentukannya keluar dari Iskaq Cokroadisuryo. Kelompok studi ini lebih mengarahkan usahanya di bidang politik, memantapkan penyebaran nasionalisme melalui pembentukan organisasi baru.
Kelompok bandung dan surabaya ternyata menjadi barisan terdepan dalam menyusun kekuatan nasional baru. Kekuatan ini memang harus diciptakan dari elite baru karena bertanggungjawab terhadap masa depan bangsanya. Karenanya diperlukan persatuan dengan menghimpun kekuatan-kekuatan nasionalis yang selama ini belum terbentuk. Dalam kesempatan ini mahasiswa khususnya dan elite baru umumnya harus menjadi inovator dengan menciptakan kekauatan baru pula.

F.        PERHIMPUNAN INDONESIA
Adanya poltik etis memberikan kesempatan kepada anak-anak Indonesia mengikuti sekolah-sekolah dasar dan menegah. Keterlibatan mereka dalam politik dan usaha untuk melanjutkan gerakan kebangsaan menyebabkan mereka bergabung dengan perkumpulan mahasiswa Indonesia yaitu Indische Vereeniging (IV) yang didirikan pada tahun 1908 diantaranya oleh sutan kesayangan dan R.M Noto Suroto. Semula organisasi ini merupakan pusat kegiatan sosial dan kebudayaan sebagai ajang bertukar pikiran tentang situasi tanah air.
Semetara itu IV telah menjelma menjadi perkumpulan yang berjiwa baru yang mengutamakan masalah-masalah politik. Jiwa kebangsaan semakin tebal maka tidak mengherankan kalau pada tahun 1992 IV diganti Indonesische Vereenigning dan pada tahun 1925 diganti dengan nama baru yaitu Perhimpunan Indonesia. Pimpinan PI yang muncul pada waktu itu ialah Iwa Kusuma Sumatri, JB. Sitanala, Moh. Hatta, Sastramulyono dan D.Mangunkusumo, dan majalahnya bernama “Indonesia Merdeka” itu merupakan usaha baru untuk memberikan identitas nasionalis  yang baru diluar tanah air.
Sejak tahun 1925 PI mempunyai 4 pikiran pokok yang mencangkup
-          Pertama, kesatuan : mengesampingkan perbedaan berdasarkan daerah dan membentuk kesatuan aksi melawan belanda sera menciptakan negara kebangsaan Indonesia yang merdeka dan bersatu.
-          Kedua, solidaritas : pertentangan kepentingan antara penjajah dan mempertajam konflik antara kulit putih dan sawo matang .
-          Ketiga, nonkoperasi : kemerdekaan bukan hadiah dari belanda, tetapi harus direbut dengan mengandalkan  kekuatan sendiri.
-          Keempat, swadaya :megadalkan kekuatan sendiri dengan mengembangkan struktur alternatif dalam kehidupan nasional, politik, sosial, ekonomi, dan hukum yang sejajar dengan administrasi kolonial.
Aktivitas politik PI tidak hanya dilakukan di belanda dan Indonesia, tetapi juga dilakukan secara internasional. PI mempunyai hubungan internasional dengan negara-negara jajahan seperti mesir dan india. Dibawah Sukiman, PI menyadari perlunya membangkitkan perhatian luar terhadap Indonesia baik secara perorangan maupun kelembagaan.
Aksi yang dijalankan oleh PI terutama adalah memperkuat kesatuan bangsa Indonesia. Tindakan PI selanjutnya adalah untuk menyiapkan berdirinya Partai Rakyat Nasional Indonesia yang mencangkup kegiatan sosial, ekonomi, politik dan berasas nonkoperasi.
G.    KOPERASI DAN NONKOPERASI (hal 64-65)
Gerakan koperasi dan nonkopersi muncul pertama kali dalam bentuk kelompok belajar. Dua macam kelompok belajar yang ada pada tahun 20-an saling mengambil jalan sendiri dalam melakukan perjuangannya. Kelompok studi Indonesia dipimpin oleh dr. Sutomo. Dia mendirikan BU dan dalam perjalanan perjuangannya organisasi ini mempunyai sikap moderat, meskipun sering diselingi oleh sikap radikal. Sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan, rakyat diajak mendapatkan perwakilan rakyat dan dari situlah dalam jangka panjang kemerdekaan akan diperoleh. Sikap moderat itu dapat dilihat dalam peningkatan kesejahteraan, sedangkan dari luar mencari bentuk kerjasama dengan pemerintah kolonial.
Kelompok belajar kedua ialah Kelompok Studi Umum yang berpusat dibandung. Pimpinannya ialah Ir. Sukarno. Pembentukan masyarakat baru hanya dapat dicapai melalui pembentukan massa dan berangkat dari sinilah masa dimobilisasikan untuk merebut pemerintah kolonial. Dapat dimengerti bahwa kemerdekaan hanya dapat dicapai melalui perjuangan sendiri dan menolak kerjasama atau nonkoperasi pada pemerintah. Sikap nonkoperasi itu diawali oleh IP, SI, dan PKI. Setelah kegagalan PKI maka sikap nonkoperasi dilanjutkan oleh PNI. Kesemarakan gerakan nonkoperasi mulai surut bersamaan dengan terjadinya depresi ekonomi.
Antara tahun 1935-1942 partai politik Indonesia bergerak secara parlementer. Mereka tidak lagi memobolisasi massa dan menutut kepada pemerintah tetapi organisasi yang nonpolitik dan nonkoperasi akan mendapat jalan melalui dewan rakyat yang dibuat oleh pemerintah kolonial sehingga dapat mempengaruhi pemerintah secara langsung. Salah satu usaha yang berhasil memangfaatkan modernisasi kehidupan politik lewat parlemen adalah munculnya Petisi Sutarjo pada tahun 1936. Ia mengajukan petisi kepada dewan rakyat yang meminta kepada parlemen belanda agar diberi otonomi politik. Dalam bulan mei 1939 semua partai nasionalis Indonesia baik yang sekuler, maupun religi, koperasi dan nonkopersai berasatu padu dalam federasi politik yang disebut GAPI yang meneruskan Kampanyae bagi parlemen Indonesia dan memiliki kekuasaan sendiri.
H.    TAMAN SISWA (TS) DAN PERGURUAN LAIN (hal 66-68)
Pada tahun 1922 lahirlah taman siswa yang dipimpin oleh Suwardi Suryadingrat. Ia menulis sebuah karangan yang mengkritik pemerintah kolonial yang tak tahu malu yaitu “als ik een Nederlander was” tulisannya merupakan awal dari pemikiran poltik Indonesia yang berwawasan nasional. TS organisasi yang bertujuan mengembangkan edukasi dan kultural. Berdirinya sekolah-sekolah di lingkungan TS adalah bukti dari edukasi nasional dan pengembangan kebudayaan nasional yang keduanya merupakan senjata ampuh dalam menghadapi dominasi kolonial. Salah satu hal yang menarik dari TS adalah dilaksankannya demokrasi dan kepemimpinan. Melalui pendidikan berjenjang di lingkungan TS itu dihasilkan elite kultural yang akan berperanan besar dalam pergerakan nasional. Sejalan dengan perkembangan sekolah-sekolah swasta, bukan saja yang dikelola TS tapi juga banyak yang dikelola organisasi lain persemaian golongan nasionalias semakin meluas. Keadaan seperti inilah yang dikhawatirkan oleh pemerintah  karena secara tidak langsung keadaan ini memberikan peluang perluasan nasionalisme Indonesia yang akan menghancurkan kolonialisme dari Indonesia.
Mengahadapi kenyataan seperti itu pemerintah kolnial berusaha mencegahnya dengan mengeluarkan Undang-Undang Sekolah Liar  pada tahun 1932. Namun karena TS mempunyai prinsip pengembangan pendidikan swasta berarti undang-undang itu membatasi gerak perguruan swasta pada umunya. Karenanya TS memperjuangkan penghapusannya dan ternyata pemerintah mencabutnya pada tahun 1933. Penghapusan undang-undang sekolah liar juga didukung di beberapa wilatyah seperti sumatra barat dan berbagai organisasi seperti PSII, PNI baru, BU, Partindo, Istri Sedar, Muhamadiyah dan Permi. Persatuan dan kerjasama di antara organisasi pergerakan merupkan keharusan untuk menciptakan kekuatan tunggal yang akhirnya pemerintah kolonial terpaksa mencabut undang-undang sekolah liar.
Bagi elite baru pembentukan “counter-institution” merupaka keharusan untuk diciptakannya, karena tanpa membentuk lembaga tandingan niscaya pemerintah tidah mau memberi hak-hak kepada orang Indonesia dengan tulus iklas. TS telah membentuk lembaga pendidikan nasional yang merupakan tandingan terhadap lembaga kolonial dan dari sinilah tumbuh lembaga-lembaga politik.

III.             PERKEMBANGAN ORGANISASI DI INDONESIA
A.    Partai nasional indonesia
Lahirnya PNI dilatarbelakangi oleh situasi sosio poltik yang kompleks yang mau tidak mau organisasi baru itu harus bisa menyesuikan dengan situasi baru. Pemberontakan  PKI tahun 1926 itu membangkitkan semangat baru untuk menyusun kekuatan baru lagi untuk menghadapi pemerintah. Pengembangan dan perbaikan cara menghadapi pemerintah kolonial harus dilakukan oleh para generasi kemudian. Kekosongan kekuatan nasioal harus segera diisi. Ini merupakan tantangan baru untuk segera membentuk partai baru.
Pertemuan bulan 4 juli 1927 diadakan di bandung oleh kelompok nasionalis yang mendukung berdirinya Perserikatan Nasional Indonesia (PNI). Tujuan PNI adalah untuk mencapai Indonesia merdeka, sedangkan asasnya berdiri di atas kaki sendiri, nonkoperasi dan marhaenisme. Ketuanya dipercayakan pada Ir. Sukarno. Pada akhir tahun 1929 tersiar kabar yang bersifat provokasi bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan pada awal tahun 1930. Berdasarkan provokasi itu pemerintah belanda pengledahan dan penangkapan pemimpin PNI, yaitu Ir. Sukarno, Maskun, Gatot mangkupraja dan supridinatapada tanggal 24 desember 1929. Bangsa Indonesia mencurahkan perhatian kepada Sukarno. Pidato pembelaan sukarno kemudian dikenal dengan judul “ Indonesia Menggugat”.
Adanya hukuman terhadap pemimpin PNI maka pengurus besar PNI memutuskan pembubaran PNI pada tahun 1931. Sartono kemudian mengadakan kongres luar biasa untuk membahas pembubaran PNI disatu pihak, tetapi juga membahas partai baru dipihak lain. Partai baru itu sekuler dan nonkoperasi yang bernama Partai Indonesia atau Partindo dan sartono sebagai pemimpinnya.
B.     Permufakatan perhimpunan-perhimpunan politik kebangsaan Indonesia (PPPKI)
Dalam beberapa surat kabar berbahasa Indonesia tahun 1927 dimuat masalah-masalah perbedaan pendapat diantara partai politik dan beberapa wakil-wakil organisasi dan partai politik diajak untuk mengatasinya dan menyelenggarakan kongres Indonesia untuk semua partai politik.
Dalam sebuah rapat di bandung tanggal 17-18 Desember 1927 dicapai kesepakatan antara wakil-wakil PSI, BU, PNI, Pasundan, Sumatranenbond, kaum betawi, dan kelompok studi Indonesia untuk mendirikan federasi partai politik dengan nama PPPKI. Kongres PPPKI pertama diselenggarakan di surabaya pada tanggal 2 september 1928 membahas tentang masalah pendidikan nasional, bank nasional, dan cara-cara memperkuat kerjasama. Sutomo ditunjuk sebagai ketua majelis pertimbangan PPPKI, dan rupanya ia dapat mengatasi perbedaan pendapat antara kelompok moderat dan radikal. Keadaan tenang tidak berlangsung secara lama dan segara disusul dengan isu-isu yang dapat mengancam persatuan federasi.
Pada akhir tahun 1929 proses keruntuhan PPPKI dipercepat oleh menyelundupnya provokator kolonial kedalam organisasi politik. Dalam kongres PPPKI yang kedua di solo (25-27 desember 1929) benih perpecahan semakin terang karena istilah kebangsaan  karena itulah seolah-olah yang tergabung dalam PPPKI hanya golongan nasionalis saja.
C.     Kongres pemuda dan sumpah pemuda
Perkembangan nasionalisme indonesia terjadi secara simultan, bukan saja menjangkau partai-partai politik tetapi juga organisasi-organisasi pemuda. Para pelajar dan mahasiswa dari beberapa organisasi mulai bergabung dalam satu wadah yaitu perhimpunan pelajar-pelajar indonesia (PPPI) yang didirikan 1926. Untuk merealisasikan semangat persatuan mereka mengadakan kongres pemuda 1 pada bulan mei 1926. Mereka ingin mengesampingkan perbedaan-perbedaan sempit berdasarkan daerah dan ingin menciptakan kesatuan seluruh bangsa Indonsia.
Manifestasi persatuan pemuda diwujudkan dalam kongres pemuda II pada tanggal 26-28 oktober 1928 yang membawa semangat nasionalisme ke tingkat yang lebih tinggi karena utusan yang datang mengucapkan sumpah setia yang dikenal dengan sumpah pemuda. Sumpah pemuda sebagai identitas nasional yang membangkitkan ekspresif kolektif untuk merealisasikan solidaritas nasional.
D.    Partai indonesia
Dengan diumumkannya permohonan naik banding oleh dewan hakim pada tanggal 17 april 1931 berarti PNI membubarkan diri. Sartono segera mengorganisasikan kongres luar biasa dan akhirnya terbentuk panitia pendiri partai baru yang terdiri dari sartono, manadi, sukemi, suwiryo dan angronsudirjo dan pada tanggal 1 mei dimumkannya pendirian partindo dibawah pimpinan sartono. Tujuan partindo adalam mencapai satu negara Republik Indonesia Merdeka dan kemerdekaan akan dicapai jika ada persatuan. Konsep sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi dari sukarno diterima sabagai cita-cita yang akan dituju oleh partindo. Realisasi perjuangan partindo tetap dengan cara nonkoperasi. Partindo membubarkan diri pada tanggal 18 november 1936.
E.     Pendidikan nsional indonesia (PNI) baru
Pada dasarnya lahirnya PNI baru adalah usaha untuk menghilangkan ketidakpuasan atas pembubaran PNI dan berdirinya partindo. Pada bulan agustus 1932 Hatta pulang ke tanah air setelah sebelas tahun belajar di belanda, ia mencoba mempengaruhi gerakan nasionali dari jauh dan akhirnya ia terjun sendiri dalam gerakan yang diinginkannya. Hatta kemudian memegang pimpinan PNI baru dan tidak lama kemudian jumlah anggotanya meningkat. ia membuat kader yang didasarkan pada pamplet yang ditulisnya sendiri berjudul “kearah Indonesia Merdeka” yang mengambil tekanan pada kedaulatan rakyat dan kebangsaan.
F.      Muhammadiyah
Muhammadiyah menekankan nperjuangan sosio-religius. Segi-segi pengembangan masyarakat pada organisasi yang terahir itu menjadi perhatian utama karena pada dasarnya kehidupan sosio masyarakat masih sangat terbelakang. Untuk memajukan diperlukan perbaikan yang mencakup bidang keagamaan, pendidikan dan kemasyarakatan.
Di atas sudah disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pembaharuan dibidang keagamaan adalah memurnikian dan mengembalikan sesuai dengan aslinya sebagaimana yang diperintahkan Allah dalam Al-Qur’an dan diturunkan oleh Nabi Muhammad SAW lewat sunah-sunahnya. Bidang pendidikan ditempuhnya melalui  cara baru yang lebih nyata. Pendidikan mempunyai fungsi penting karena dengan pendidikan pemahaman tentang islam mudah diwariskan kepada genersi berikutnya.
Perbaikan pendidikan mencakup perbaikan dan pemmbentukan manusia Muslim yang berbudi, alim, luas pengetahuannya dan faham masalah ilmu keduniaan dan kemasyarakatan. Sistem pendidikan dibangun  dengan cara sendiri, menggabugkan cara tradisional dan cara modern. Model sekolah barat ditambah pelajaran agama yang dilakukan secara kelas akan lebih banyak mendapatkan hasil dalam proses belajar mengajar. Bidang kemasyarakatan yang ditempuhnya adalah dengan mendirikan rumah sakit, poliklinik, rumah yatim piatu yang dikelola oleh lembaga lembaga. Usaha di bidang sosial di tandai dengan berdirinya Pertolongan Kesengsaraaan Umun (PKU) pada tahun 1923 dan ini merupakan bentuk kepedulian sosial dan tolong menolong sesame muslim.
G.     Ahmadiyah
Organisasi modernis Islam Gerakan Ahmadiyah Indonesia didirikan oleh Morza Wali Ahmad Beiq pada bulan September 1929. Organisasi ini mendasarkan pada Qur’an sebagai kitab suci yang menjadi sumber dan arah hidup terbaik, adanya keyakinan bahwa nabi Muhammad adalah Nabi penutup dan manusia harus mengikututi contoh perbuatannya, dan mengakui adanya pembaharu (mujaddid) setelah Nabi Muhammad mihrad Mirza Ghulam Ahmad adalah salah seorang mujaddid.
Organisasi ini timbul kareba adanya pengaruh ahmadityah di kadian, India yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad yang mengaku sebagai mujaddid pada tahun 1884. Ahmadiyah menekankan kewajiban manusia untuk bertindak baik dengan penuh persaudaraan, hormat-menghormati, ramah dll. Pada tahun 1908 terjadi perpecahan karena salah seorang pimpinannya Kwayah Kamaludin, mendirikan Ahmadiyah yang berpusat di Lahore. Ahmadiyah Kadian dari Lahore bayak berpengaruh di Indonesia dan bepusat di Yogyakarta.
H.     Al- Irsyad dan Partai Arab Indonesia
Gerakan ini dilakukan oleh orang Arab, kelompok sayid yang mengaku keturuan Nabi mengelola Jamiat khair, sedangkan kelompok yang bukan keturunan sayid mendirikan perkumpulan Al-irsyad pada tahun 1914.  Dengan bantuan Syekh Ahmad Surkati, asal Sudan, yang sula mengajar di Jamiyatul Khair meneruskan usaha di bidang pendidikan Al-Irsyad. Organisasai ini mekankan persamaan antara umat manusia dan berlawanan dengan pendirian golongan sayid.
I.       Aliran aliran Islam moden lain
 Oraganisasi Sumatra Thawalib, bergerak di bidang pendidikan dan politik dengan cepat meluas ke seluruh sumatra barat. Sebagaim organisasi polotiki yang radikal dan terbesar harus menghentikan kegiatannya karena  larangan pemerintah tahun 1936. Organisasi tersebut kemudian haya dilanjutkan secara perorangan
Persatuan Tarbiyatul Islamiyah (perti) didirikan oleh para ulama di Sumatran barat yang tidak setuju dengan thawalib antara lain syekh Sulaiman ar Rasuly , mengatakan bahwa pendalaman bahasa Arab diprlukan untuk memenuhi panggilan ijtihad. Organisasi ini bermadzab syafi’I dan mematuhi secara konsekuen.
Persatuan muslim Tapanuli (PMT), organisasi ini didirikan dengan alasan yang sama dengan PERTI, berupa pemogokan dan pemakian mazhab dalam thawalib tahun 1930. Setelah kemerdekaan organisasi ini bergabung dengan NU Sumatra Utara.
Persatuan Islam (PERSIS) didirikan oleh Kiai Hasan di Bandung tahun 1923, bertujuan meningkatkan kesadaran beragama dan semangat ijtihad melalui sekolah.
J.      Nadhatul Ulama
Merupakan organisasi islam yang didirikan oleh para ulama, organisasi tidak hanya bertujuan mengamalkan ajaran islam tetapi juga memperhatikan maslah sosial, ekonomi, pendidikan dll, dalam rangka pengabdian kepada umat manusia.
Pada dasarnya NU tidak mencampuri urusan politik dalam konggresnya pada bulan oktober 1928 di Surabaya dan diambil keputusan untuk menetang reformasi kaum  modernis dan perubahan perubahan yang dialkukan wahabi. Konggre selanjutnya tahun 1938 Nu berusaha meluaskan pengaruhnya di seluruh pulau jawa. NU merupakan gabungan ulama ortodoks dan ulama modern.
K.    PARTAI KOMUNIS INDONESIA
Sosialisme dipandang sebagai lambang kemodran yang berlawanan dengan imperialism\e, kemodernan yang akan membawa keadilan sosial, kemakmuran, dan kemerdekaan bangsa terjajah. Tanggung jawab memperkenalkan pikiran dilimpahkan kepada sekelompok kecil Marxis Belanda yang tinggal di Indonesia dengan Mendirikan ISDV. ISDV berusaha mencari kontak dengan IP dan SI untuk mendekati rakyat, tetapi tidak berhasil.
Cepatnya peningkatan pengeruh komunis mencerminkan buruknya keadaan ekonomi dan buruknya hubungan antara gerakan politik dan pemerintah belanda.  Radikalisme kaum komunis menyebabkan pemerintah mnyebabkan pemerintah mengusir orang-orang Belanda pendiri ISDV dari Indonesia. Dengan demikian terjadilah pergantian pimpinan oragnisasi kepada orang Indonesia, pada bulan Mei 1920 organisai itu berganti nama menjadi Perserikatan Komunis Hindia dan pada tahun 1924 diubah lagi menjadi Partai Komunis Indonesia. Komunis mundak menarik bangsa-bangsa terjajah karena mereka merasa akan dibebaskan. Itulah sebabnya komunisme mendapatkan sambutan tidak sedikit di Indonesia. Pada tahun 1920 PKI bergabung dengan Comintern (Commmunist Internatoinal) yang merupakan forum dan pusat eksekutif bagi partai-partai Komunis seluruh dunia. 
L.     Organisasi Buruh
Timbul dan berkembangnya organisasi buruh yang berlangsung selama 25 tahun  dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu kehidupan perkotaan yang menciptakan timbulnya organisasi buruh kota dan dan kehidupan perdesaan yang menciptakan timbulnya buruh-tani, khususnya di pabrik dan perkebunan tebu. Pendorong perkembangan organisasi buruh adalah SI dan PKI, yang merupakan bagian dari organisasi politik sebagai antikolonialisme. Ikut sertanya buruh-tani dalam organisasi buruh dengan pemogokan dan pembeerontakan itu karena kondisi  ekonomi mereka yang sangat buruk.
Sejarah lahirnya organisasi buruh :
·         Pada tahun 1905 – lahir organisasi pertama yaitu SS Bond yang bergerak atas nama kepentingan pegawai menengah dan atas di lingkungan jawatan kereta api.
·         Tahun 1908 –berdiri organisasi buruh kereta api VSTP dan NISM.
·         Tahun 1916 -  berdiri Perserikatan Pegawai Pegadaian Bumiputra (PPPB).
·         Tahun 1919 – di Yogyakarta berdiri Persatuan Pergerakan Kaum Buruh (PPKB).
Masa buruh yang sudah terbentuk kemudian dikendalikan untuk mengadakan tuntutan dan perbaikan kehidupan buruh-tani.Realisasinya diwujudkan dalam bentuk pemogokan maupun pemberontakan yang dilakukan di Semarang (1918) dan seterusnya diberbagai tempat  hingga tahun 1925, karena dapat diatasi dengan baik oleh pemerintah.
Sebab timbulnya pemogokan adalah rendahnya gaji dan perlakuan pejabat-pejabat Belanda yang merendahkan bangsa Indonesia.
M.   Organisasi Campuran dan Politik Assosiasi
            Organisasi campuran adalah perkumpulan anggota-anggotanya terdiri dari orang Indonesia dan orang asing, yang tujuannya ada untuk menuju kemerdekaan Indonesia dan ada yang ingin tetap dalam ikatan dengan kerajaan Belanda.
Organisasi campuran penganut aliran marxisme yaitu Indische Sociaal Democratische Partij (ISDP) mengharapkan Indonesia lambat laun memperoleh kemerdekaan dan memiliki hubungan diplomatik internasional. Sedangkan Organisasi campuran yang ingin tetap dalam ikatan dengan kerajaan Belanda adalah Nederlandsch Indische Vrijzinnige Bond (NIVB), Christelijke Ethische Partij (CEP), Indische Katholieke Partij ( IKP) dan Politiek Economische Bond (PEB).
            Politik asosiasi pada dasarnya adalah usaha menyatukan Timur dan Barat dengan mengikat keduanya. Masyarakat timur yang telah tersisikan ditempatkan dalam pergaulan kolonial, sehingga mereka terpisah dari masyarakatnya dan kolonial diuntungkan. Tujuan organisasi ini hakikatnya adalah ingin mengekalkan hubungan koloni dan negeri induk.
Dalam dunia politik, gerakan orang Belanda yang menganut faham asosiasi, Snouck Hurgronje menyatakan bahwa orang Indonesia harus diwesternisasikan dan golongan intelektual ini yang akan menjadi penguasa dan mereka diajak bekerjasama dengan pemerintah, Barat dan Timur berdampingan secara damai.
  
KESIMPULAN
Pergerakan nasional merupakan proses dari terjadinya dan perkembangan suatu  nasionalisme Indonesia dalam segala perwujudannya, berdasarkan kesadaran, sentimen bersama dan keinginan berjuang untuk kebebasan rakyat dalam wadah Negara kesatuan.
Dalam pergerakan nasional terdapat berbagai peristiwa penting seperti terjadinya kolonialisme, yang kemudian menginspirasi terbentuknya nasionalisme karena berbagai alasan yang melatar belakanginya khususnya karena penderitaan rakyat. Sehingga mendorong cita-cita bangsa untuk mencapai kemeredekaan, kedamaian dan kehidupan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA  
M.C. Ricklefs. 1999. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta : Serambi
Moedjanto. 1988. Indonesia Abad ke 20. Yogyakarta : Kanisius.
Slamet Muljana. 1969. Nasonalisme sebagai Modal Perjuangan Bangsa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Suhartono. 1994. Sejarah Pergerakan Nasional. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

cukup dengan saran saya akan sangat terkesan, :)