I.
Latar Belakang Lahirnya Pergerakan Nasional.
Kata
“Pergerakan” mencakup semua macam aksi yang dilakukan dengan organisasi modern
kearah kemerdekaan Indonesia. Nasionalisme mengacu pada faham yang mementingkan
perbaikan dan kesejahteraan nasio atau bangsanya. E. Renan menyebut bahwa
nation est le desir d’etre ensemble
yaitu keinginan untuk ada bersama atau nation
est le desir de vivre ensemble yaitu keinginan untuk hidup bersama. Jelas
kiranya bahwa ada bersama dan hidup bersama merupakan tiang utama bagi
pembentukan bangsa Indonesia. Penggunaan kata nasionalisme dalam Sejarah
Pergerakan Nasioanal disertai dengan batasan spasial seperti Javaansche Nationalisme, Indische
Nationalisme, dan baru kemudian digunakan Indonesische Nationalisme.
SPN
mempunyai pengertian dan merunjuk pada seluruh proses terjadinya dan
perkembangan nasionalisme Indonesia dalam segala perwujudannya,berdasarkan
kesadaran, sentimen bersama,dan keinginan berjuang untuk kebebasan rakyat dalam
wadah Negara kesatuan.
A. NASIONALISME ARTI DAN PERKEMBANGANNNYA
Nasionalisme
Indonesia yang dalam perkembangannya mencapai titik puncak setalah Perang Dunia
II yaitu dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia berarti bahwa
pembentukan nasion Indonesia berlangsung melalui proses sejarah yang panjang.
Nasionalisme Indonesia mempunyai kaitan erat dengan kolonialisme Belanda yang
sudah beberapa abad lama berkuasa di bumi Indonesia. Usaha untuk menolak
kolonialisme inilah merupakan manifestasi dari penderitaan dan tekanan-tekanan
disebut nasionalisme. Melalui keinginan bersama yang didasrkan oleh persamaan
kepepntingan itu akhirnya menciptakan nasionalisme Indonesia.
Diketahui
ada tiga macam teori tentang pembentukan
nation :
1.
Teori Kebudayaan (cultuur) yang menyebut suatu bangsa itu adalah
sekelompok manusia dengan persamaan kebudayaan.
2.
Teori Negara (staat) yang menentukan terbentuknya suatu Negara lebih
dahulu adalah penduduk yang ada di dalamnya disebut bangsa.
3.
Teori kemauan (wils), yang mengatakan bahwa syarat mutlak yaitu adanya
kemauan bersama dari sekelompok manusia untuk hidup bersama dalam ikatan suatu
bangsa, tanpa memandang perbedaan kebudayaan, suku dan agama.
Timbulnya
nasionalisme karena kombinasi dua faktor yaitu faktor subjektif dan objektif.
Factor subjektif berupa kemauan,sentiman,aspirasi,dan lain-lain, sedangkan factor
objektif karena kondisi ekonomi, geografi, histori, dan lain-lain. Nasionalisme
Indonesia seperti nasioanalisme negara-negara Asia Tenggara lainnya mempunyai
basis historis pada kolonialisme dan sebab itu antikolonialisme merupakan
kekuatan imbangannya. Interdepedensi antara kolonialisme dengan politiknya dan
nasionalisme yang sedang tumbuh tidak dapat dihindari karena nasionalisme
merupakan collective conscience untuk menghadapi kondisi sosio-politik yang
buruk, yaitu dengan jalan mengadakan reaksi sesuai dengan kedudukan kelompok
itu. Situasi colonial menjadi tantangan bagi rakyat tanah jajahan untuk secara
kolektif mempersatukan diri guna mengubah situasi sosio-politik kolonial kearah
kebebasan secara global. Keadaan inilah
yang mendorong timbulnya kesadaran nasional, perasaan nasional, dan kehendak
nasional yang dinyatakan dalam berbagai cara.
B. POLITIK KOLONIAL 1800-1900
Pergerakan
Nasional dianggap sebagai tindakan kolektif untuk menghadapi kondisi
sosio-politik dengan mencari jalan ke luar menurut posisi dan orientasi
golongan tersebut. Situasi kolonial menimbulkan menimbulkan tantangan
organisasi pergerakan untuk mempertahankan diri dan mengubah situasi.
Terbentuknya kesadaran nasional, perasaan nasional, dan kehendak nasional akan
diwujudkan dalam berbagai cara. Nasionalisme yang kemudian tumbuh berasal dari
buminya kolonialisme, maka antikolonialisme yang mewujudkan dalam Pergerakan
Nasional adalah hal yang sangat wajar. Dilihat dari kacamata
colonial,nasionalisme selalu mempunyai orientasi ke masa depan, sedangkan
ideology colonial cenderung pada status
quo dan meliaht masa lampau.
1. Politik Kolonial Konservatif 1800-1870
Tahun
1811-1816 Raffles memperkenalkan ide
liberal atas nama pemerintah Inggris menerapkan system administrasi liberal
denag kepastian hokum dan kebebasan ekonomi. Raffles memperkenalkan system
ekonomi uang yang dipraktekkannya melalui pembayaran pajak tanah dengan uang.
Pada saat waktu Belanda sedang mengahadapi kesulitan, sebagai akibat dari
perang Napoleon dan berlakunya Kontinental Stelsel. Belanda kehilangan perdagangan dan armada pelayaran.
Untuk mengatasi situasi ini Belanda menjalankan system merkantilisme yaitu
dengan memungut bea yang tinggi terhadap barang-barang yang masuk dan memonopoli
perdagangan pemerintah.
Antara
golongan konservatif dengan golongan liberal tedapat perbedaan pandangan.
Golongan konservatif mengaku bahwa eksploitasi yang dijalankan adalah sesuai
dengan tuntutan situasi, sedangkan eksploitasi golongan liberal belum
sepenuhnya meyakinkan pemerintah.
Pada
tahun 1848 Tanam Paksa mendapat serangan hebat melalui perdebatan di parlemen
Belanda dan tulisan-tuliasan yang mengutuk praktek yang tidak manusiawi.
Akhirnya golongan liberal menang dan berhasil meluruskan system pemerintah
dikoloni. Dua orang pembela nasib penduduk koloni yaitu Douwes Dekker menentang kekkejaman
tanam paksa dan Baron Van Hoevell mengutuk penyelewengan tanam paksa. Akan
tetapi perjuangan mereka masih memerlukan perdebatan panjang di parlemen dan hasilnya
baru diketahui dua dasawarsa kemudian.
2. Politik Kolonial Liberal 1870-1900
Ide
liberal mendorong ussaha perseorangan dan pemerintah tidak turut campur tangan.
Golongan liberal mendapat kritikan pedas dari golongan sosialis yang
mengartikan kerja bebas yang merupakan salah satu unsure liberalism yang
dipandang sebagi perbudakan yang disahkan. Dihapuskannya Tanam Paksa yang
berdalih kemanusiaan seperti yang diserukan oleh golongan liberal sebenarnya
untuk mencapai tujuan yaitu menanmkan kelebihan modalnya dikoloni.
Partai
liberal mengalami kemunduran karena pecah dari dalam dan munculnya protes dari
petani, perlawanan loakl, dan perang besar seperti perang Diponegoro, perang
Paderi, dan Perang Aceh, semua dianggap menggangu ketenangan dan ketertiban.
Melalui perang-perang itulah pemerintah
mendapat konsensi diluar Jawa.
3. Politik Kolonial Etis 1900-1942
Ke
kosongan kas Negara Belanda senagai akibat dari perang Diponegoro dan perang
Kemerdekaan Belgia itu telah diisi oleh orang Indonesia. Dengan kata lain
Indonesia telah berjasa membantu pemerintah Belanda memulihkan keuangannya.
Oleh karena itu Van Deventer “Hutang Budi” itu harus dibayar dengan peningkatan
kesejahteraan melalui triasnya yang terkenal yaitu “irigasi, edukasi, dan
emigrasi ”.
Perubahan
politik membangun golongan elite untuk merealisasikan cita-citanya.
Perubahan-perubahan segera mendapat jaln setelah keluarnya sabda Ratu Belanda
pada tahun 1901 yang mengehendaki diangkatnya orang bumiputera dari lembah
kemiskinan. Kesepatan emas yang menjadi peluang dalam politik etis dimanfaakan
sungguh-sungguuh oleh para elite untuk meningkatkan kesejahteraan dan dalam
perkembangan yang lebih jauh untuk membebaskan diri dari dominasi colonial.
C. MASYARAKAT KOLONIAL DAN KEBANGKITAN NASIONAL
Di
dalam pergaulan hidup masyarakat colonial berlaku diskriminasi rasial yang
membedakan antar kulit putih dan kulit sawo. Perbedaan warna kulit digunakan untuk membatasi hak dan kewajiban,
hokum, dan pengajaran bagi orang bumiputera. Diskriminasi harus dijaga dan
dilakukan ketat guna menjaga prestise pemerintah colonial agar tidak merosot.
Timbul perasaan harga diri yang tinggi pada oaring putih, sedang di pihak lain
tejadi perasaan rendah diri.
Dalam
masyarakat colonial yang pada dasarnya terdapat hubungan yang tidak seimbang
antar penjajah dan terjajah. Gerakan pribumi adalah gejala resmi yang muncul ke
permukaan yang mecari jalan ke luaruntuk membebaskan diri dari kekuasaan asing
dengan cara-car a Barat.
Bangunnya
rakyat terjajah dan penolakan terhadap hubungan colonial disebut nasionalisme
yang memiliki unsure-unsur kebangunan poltik, ekonomi, social, cultural dan
religious. Unsure-unsur itu semua dikembangkan untuk mencapai pembaharuan
kearah kemandirian dan kesatuan bangsa. Sehubungan dengan lahirnya Budi Utomo
yang dianggap sebagi manisfestasi lahirnya jiwa nasionalisme, maka jelas
kiranya bahwa kekuatan dari dalam masyarakat itu sendiri yang memberikan
kekuatan dan pergaulan hidup colonial itulah yang membri corak nasionalisme
Indonesia.
Pengaruh
politik etis sedikit membawa perubahan keraha perbaikan nasib dan uasah untuk
melepaskan diri dari belenggu penjajahan, meski tidak dapat diingkari bahwa
kaum etikus sebenarnya adalah para kapitalis yang menginginkan keuntunga
sebanyak-bnyaknya dengan meningkatkan daya beli dan kesejahteraan penduduk
Indonesia. Lahirnya organisasi pergerakan nasioanal merupakan tanda dan dorongan tamatnya sejarah poltik etis.
II.
ORGANISASI AWAL PERGERAKAN NASIONAL
A.
EMANSIPASI WANITA DAN NASIONALISME
Sejak
perluasan perkebunan di Jawa pada pertenganhan abad XIX bwerkembang pula
pengajaran dan sekolah-sekolah gua memenuhi kebutuhan tenaga administrasi
rendahan di pemerintahan, pabrik, perkebunan dll. Lebih-lebih setelah
berlakunya politik etis, bidang pengajaran mendapat prioritas dari pemerintahan
colonial dan sejalan dengan perkembangan birokrasi colonial maka bukan hanya
didirikan sekolah rendah tetapi juga sekolah menengah, sekolah keguruan, dan
sekolah tinggi. Diantara anatara anak-anakIndonesia yang mendapatkan kesempatan
belajar adalah anak-anak laki-laki.
Mengenai
keadaaan wanita pada waktu itu masih ada dalam konservatisme dan sangat terikat
oleh adat. Anak perempuan hanya mendapat pendidikan dirumah, atau dilingknagn
keluarga dan pendidikan yang diperolehnya tidak lebih dari persiapan untuk
mejadi seorang ibu rumah tangga yang beik.
Pengertian
emansipasi sendiri yang terkandung dalam jiwa wanita pada waktu itu adalah
keinginan untuk mendapatkan persamaan hak dan kebebasan dari kungkungan adat. Dikalangan
priyayi gedhe, sudah Nampak adanya keinginan untuk melakukan
perubahan keadaan dengan melepaskan adat yang menjadi pengekang kebebasab
wanita.
R.A Kartini (1879-1904), pelopor emansipasi,
menyerukan agar bangsa Indonesia diberi pendidikan, khususnya pada wanita
Indonesia kerena mereka yag memikul tugas suci. Sebenarnya sebuah pemikiran
Kartini untuk memajukan wanita Indonesia sudah ada di dalam kmpulan
surat-suratnya “Habis Gelam Terbitlah Terang” yang ditulisnya pada tahun
1899-1904, berisi kehidupan keluarga, adat istiadat, keterbelakangan wanita,
cita-cita terhadap kebahagiaan bangsnay,dll.
Bagi
Kartini pendidikan merupakan persoalan pokok dalam masyarakat Indonesia.
Pendidikan bukan hanya ditunjukan pada kaum laki-laki untuk menjadi peawai, jaksa
, guru dan sebgaianya serta meneruskan belajar ke Belanda, tetapi pendidikan
bagi kaum wanita juga harus mendapat prioritas. Kaum wanita selain mendapat
pelajaran untuk memajukan intelegensi, juga harus mendapatkan pelajaran tingkah
laku dan kesusilaan. Pada tahun 1912 didirikan sekolah Krtini di Semarang atas
dorongan van Devanter. Dan di tempat-tempat lain di beberapa daerah di
nusantara.
Pada
tahun 1915 Raden Dewi Sartika mendirikan perkumpulan Pengasah Budi di Bandung,
dan Semarang didirikan Budi Wanito yang memperjuangkan kemajuan dan emansipasi
wanita. Para wanita progresif dari keluarga bangsawan mendirikan surat kabar
Putri Hindia pada tahun 1908 dan kemudian diikuti majalah bulanan Wanito Sworo
tahun1912 di Pacian.
Pada
tahun 1917 Maria Walanda Maramis mendirikan PIKAT di Manado untuk mendidik kaum
wanita dalam kertampilan rumah tangga. Jadi jelas bhwa idealism Kartini telah
terwujud dan berkembang terus demi kemajuan wanita Indonesia.
B.
BUDI UTOMO (BU)
Pada
tanggal 20 Mei 1908 berdirilah BU yang didirikan oleh Sutomo dan rekan-rekannya
yang merupakan ide dari dr, Wahidin Sudirohusodo. Untuk merealisasikannya
diperlukan pengajaran bagi orang Jawa agar mendapatkan kemajuan dan tidak
dilupakan usaha membangkitkan kembali kultur Jawa, jadi antara kultur, tradisi
dan edukasi dikombinasikan.
Corak
baru yang diperkenalkan BU adalah kesadaran local yang diformulasikan dalam
wadah organisasi modern dalam arti bahwa oeganisasi itu mempunyai pimpinan,
ideology yang jelas dan anggota. Yang sangat menarik dari BU karena organisasi
itu diikuti oleh organisasi lainnya dan dari sinilah terjadi
perubahan-perupahan sosio-politik.
Dalam
kongres BU yang diselenggarakan pada tanggal 3-5 Oktober 1908, yang didalamnya
terdapat dua prinsip perjuangan yaitu:
1.
Diwakili oleh golongan muda cenderung menempuh jalan perjuangan politik
dalam menghadapi pemerintah kolonial.
2.
Diwakili oleh golonagn tua yang ingin tetap pada cara lama yaitu
perjuangan sosio-kultural.
Bagi
golongan muda perjuangannya itu sangat tepat guna memberikan imbangan politik
pemerintah. Orientasi politik semakin menonjol dan kalangan muda mencari
organisasi yang sesuai, yaitu dengan mendirikan Serikat Islam (SI) dan Indesche
Party (IP) sebgai wadahnya. Namun demikian, dengan segala kekurangannya BU
telah mewakili aspirasi pertama rakyat Jawa ke arah kebangkitan dan juga
aspirasi rakyat Indonesia. BU lah
penyebab berlangsungnya perubahan-perubahan politik hingga terjadinya integrasi
nasional, maka wajarlah kalau pada kelahiran BU disebut sebagai Hari Kebangkitan
Nasional.
C. SAREKAT ISLAM
Sarekat Dagang Islam didirikan pada tahun
1909 oleh H. Samanhudi yang merupakan pengusaha batik di Solo. Ujuan utama
adalah membela kepentingan pedagang Islam dari ancaman dan dominasi pedagang
Cina,serta meningkatkan pengamatlan ajaran Islam di antara para anggota. .
Usaha dibidang ekonomi tampak sekali, dengan berdirinya koperasi di Surabaya.
Di kota itu pula berdiri PT. “Setia Usaha”, selain itu menerbitkan surat kabar
“Utusan Hindia” , dan menyelenggarakan penggilinag padi, serta mendirikan bank.
Usaha itu semua dimaksudkan untuk membebaskan kehidupan ekonomi dari
ketergantungan bangsa asing.
Pada tahun 1911, Sareat Dagang Islam berubah
nama menjadi Sarekat Islam. Perubahan nama itu diikuti dengan perluasan tujuan,
yakni melawan segala bentuk penindasan dan dominasi rasial. Tokoh Sarekat Islam
antara lain Haji Oemar Said Tjokroaminoto, Haji Agus Salim, Abdul Moeis dan
Supryopranoto.
Khawatir terhadap dukungan daari rakyat
kecil, pada tahun 1913 pemerintah kolonial mengeluarkan peraturan yang
menetapkan bahwa cabang-cabang SI harus berdiri untuk daerah masing-masing. Peraturan ini dibuat sebagai
upaya untuk memecah persatuan.
Pada tahun 1916 diadakan kongres pertama yang
merupakan “kongres nasional” karena SI mencita-citakan supaya penduduk
Indonesia menjadi satu natie atau
satu bangsa dengan kata lain mempersatukan etnik Indonesia menjadi bangsa
Indonesia. Sejak tahun 1917, terjadi perpecahan dalam tubuh SI, dengan adanya
SI putih yang tetpa setia kepada garis organisasi SI dan SI merah yang
cenderung kea rah sosialis-komunis. Akhirnya pada tahun 1921, SI Merah
memisahkan diri menjadi partai komunis Indonesia.
Pada mulanya SI merupakan organisasi bercorak
ekonomi dan agama. Kemudian coraknya beralih menjadi politik, yang ditandai
dengan perubahan nama menjadi Partai
Sarekat Islam lalu berubah lagi menjadi Partai
Sarekat Islam Indonesia. Pada saat Jepang mendarat di Indonesia kekuatan
Islam terpecah menjadi beberapa aliran dan aliran itu tida berdaya pada masa
pendudukan Jepang yang melarang kehidupan partai politik di Indonesia.
D.
INDESCHE PARTIJ
Indesche Partij didirikan pada tahun 1912 di
kota Bandung oleh tiga Serangkai yaitu
E.F.E Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat. IP bertujuan
menyatukan semua golongan masyaraat Indonesia, yaitu Indonesia asli, turunan
cina, dan arab, dalam semangat nasionalisme menuju Indonesia merdeka. Dengan
tujuannya itu, IP menempatkan diri sebagai organisasi politik pertama di
Indonesia. Tujuan dan program IP disebarluaskan melalui propaganda dalam
kampanye dan surat kabar.
Pada tahun 1913, IP dinyatakan sebagai perai
terlarang. Larangan tersebut turut dilatarbelakangi oleh tulisan Suwardi
Suryaningrat berjudul als Ikeen
Nederlander was (jika saya seorang Belanda) sebagai reaksi terhadap
peringatan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari penjajah Prancis. Secara tajam
tulisan itu menyindir tindakan pemerintah kolonial yang mewajibkan bangsa
Indonesia merayakan kemerdekaan bangsa yang menjajahnya. Sebagai tindak lanjut
pelarangan IP, tiga Serangkai ditangkap
dan diasingkan ke Belanda.
Program IP yaitu menanamkan cita-cita
persatuan nasional Indonesia, memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan
baik di bidang pemerintahan maupun kemasyarakatan, memberantas segala bentuk
tindakan yang membangkitkan kebencian antar agama dan ras, memperkuat pengaruh
pro-Hindia (Indonesia) dalam pemerintahan colonial, dan menyerukan perbaikan
ekonomi bangsa Indonesia, terutama kalangan ekonomi lemah.
E.
KELOMPOK STUDI MAHASISWA
Pada tertengahan tahun 1923 rombongan
mahasisawa yang tergabung dalam himpunan Indonesia (PI) pulang dari belanda.
Sebernarnya mereka kecewa terhadap partai politik yang ada karena partai tidak
dapat menampung aspirasi mereka. Untuk menyalurkan kekecewaan terhadap partai
politik yang ada mereka mendirikan kelompok-kelompok studi. Kelompok studi yang
pertama didirikan di Surabaya pada tanggal 11 juni 1924 bernama Kelompok Studi
Indonesia (Indonesische Studie Club). Pendiri dan penggerak utamanya ialah
sutomo, seorang dokter di surabaya yang sebelumnya aktif dalam PI di Amsterdam
tahun 1919 dan 1923. Kelompok studi ini dimaksudkan agar dapat menyatukan elite
baru dan mengembangkan kasadaran nasionalisme Indonesia. Kelompok studi ini
ingin memecahkan masalah sosial ke masyarakatan yang dihadapi masyarakat
indonesia antara lain dibukannya rumah pondokan untuk anak-anak sekolah, asrama
wanita, sekolah tenun,kerajinan,koperasi, perkreditan, biro advis dan lainnya.
Dengan kata lain masyarakat diajak mengatasi maslah sosial dan masalah nasional
secara kolektif dan konstruktif.
Kelompok
studi yang kedua didirikan di bandung pada tanggal 29 november 1925 atas
prakarsa anggota PI, para nasionalis dan mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik dikota
itu. Ide pembentukannya keluar dari Iskaq Cokroadisuryo. Kelompok studi ini
lebih mengarahkan usahanya di bidang politik, memantapkan penyebaran
nasionalisme melalui pembentukan organisasi baru.
Kelompok
bandung dan surabaya ternyata menjadi barisan terdepan dalam menyusun kekuatan
nasional baru. Kekuatan ini memang harus diciptakan dari elite baru karena
bertanggungjawab terhadap masa depan bangsanya. Karenanya diperlukan persatuan
dengan menghimpun kekuatan-kekuatan nasionalis yang selama ini belum terbentuk.
Dalam kesempatan ini mahasiswa khususnya dan elite baru umumnya harus menjadi
inovator dengan menciptakan kekauatan baru pula.
F.
PERHIMPUNAN INDONESIA
Adanya
poltik etis memberikan kesempatan kepada anak-anak Indonesia mengikuti
sekolah-sekolah dasar dan menegah. Keterlibatan mereka dalam politik dan usaha
untuk melanjutkan gerakan kebangsaan menyebabkan mereka bergabung dengan
perkumpulan mahasiswa Indonesia yaitu Indische
Vereeniging (IV) yang didirikan pada tahun 1908 diantaranya oleh sutan
kesayangan dan R.M Noto Suroto. Semula organisasi ini merupakan pusat kegiatan
sosial dan kebudayaan sebagai ajang bertukar pikiran tentang situasi tanah air.
Semetara
itu IV telah menjelma menjadi perkumpulan yang berjiwa baru yang mengutamakan
masalah-masalah politik. Jiwa kebangsaan semakin tebal maka tidak mengherankan
kalau pada tahun 1992 IV diganti Indonesische
Vereenigning dan pada tahun 1925 diganti dengan nama baru yaitu Perhimpunan
Indonesia. Pimpinan PI yang muncul pada waktu itu ialah Iwa Kusuma Sumatri, JB.
Sitanala, Moh. Hatta, Sastramulyono dan D.Mangunkusumo, dan majalahnya bernama
“Indonesia Merdeka” itu merupakan usaha baru untuk memberikan identitas
nasionalis yang baru diluar tanah air.
Sejak
tahun 1925 PI mempunyai 4 pikiran pokok yang mencangkup
-
Pertama, kesatuan : mengesampingkan perbedaan berdasarkan daerah dan
membentuk kesatuan aksi melawan belanda sera menciptakan negara kebangsaan
Indonesia yang merdeka dan bersatu.
-
Kedua, solidaritas : pertentangan kepentingan antara penjajah dan
mempertajam konflik antara kulit putih dan sawo matang .
-
Ketiga, nonkoperasi : kemerdekaan bukan hadiah dari belanda, tetapi
harus direbut dengan mengandalkan
kekuatan sendiri.
-
Keempat, swadaya :megadalkan kekuatan sendiri dengan mengembangkan
struktur alternatif dalam kehidupan nasional, politik, sosial, ekonomi, dan
hukum yang sejajar dengan administrasi kolonial.
Aktivitas
politik PI tidak hanya dilakukan di belanda dan Indonesia, tetapi juga
dilakukan secara internasional. PI mempunyai hubungan internasional dengan
negara-negara jajahan seperti mesir dan india. Dibawah Sukiman, PI menyadari
perlunya membangkitkan perhatian luar terhadap Indonesia baik secara perorangan
maupun kelembagaan.
Aksi
yang dijalankan oleh PI terutama adalah memperkuat kesatuan bangsa Indonesia.
Tindakan PI selanjutnya adalah untuk menyiapkan berdirinya Partai Rakyat
Nasional Indonesia yang mencangkup kegiatan sosial, ekonomi, politik dan
berasas nonkoperasi.
G.
KOPERASI DAN NONKOPERASI (hal 64-65)
Gerakan
koperasi dan nonkopersi muncul pertama kali dalam bentuk kelompok belajar. Dua
macam kelompok belajar yang ada pada tahun 20-an saling mengambil jalan sendiri
dalam melakukan perjuangannya. Kelompok studi Indonesia dipimpin oleh dr.
Sutomo. Dia mendirikan BU dan dalam perjalanan perjuangannya organisasi ini
mempunyai sikap moderat, meskipun sering diselingi oleh sikap radikal. Sejalan
dengan meningkatnya kesejahteraan, rakyat diajak mendapatkan perwakilan rakyat
dan dari situlah dalam jangka panjang kemerdekaan akan diperoleh. Sikap moderat
itu dapat dilihat dalam peningkatan kesejahteraan, sedangkan dari luar mencari
bentuk kerjasama dengan pemerintah kolonial.
Kelompok
belajar kedua ialah Kelompok Studi Umum yang berpusat dibandung. Pimpinannya
ialah Ir. Sukarno. Pembentukan masyarakat baru hanya dapat dicapai melalui
pembentukan massa dan berangkat dari sinilah masa dimobilisasikan untuk merebut
pemerintah kolonial. Dapat dimengerti bahwa kemerdekaan hanya dapat dicapai
melalui perjuangan sendiri dan menolak kerjasama atau nonkoperasi pada
pemerintah. Sikap nonkoperasi itu diawali oleh IP, SI, dan PKI. Setelah
kegagalan PKI maka sikap nonkoperasi dilanjutkan oleh PNI. Kesemarakan gerakan
nonkoperasi mulai surut bersamaan dengan terjadinya depresi ekonomi.
Antara
tahun 1935-1942 partai politik Indonesia bergerak secara parlementer. Mereka
tidak lagi memobolisasi massa dan menutut kepada pemerintah tetapi organisasi
yang nonpolitik dan nonkoperasi akan mendapat jalan melalui dewan rakyat yang
dibuat oleh pemerintah kolonial sehingga dapat mempengaruhi pemerintah secara
langsung. Salah satu usaha yang berhasil memangfaatkan modernisasi kehidupan
politik lewat parlemen adalah munculnya Petisi Sutarjo pada tahun 1936. Ia
mengajukan petisi kepada dewan rakyat yang meminta kepada parlemen belanda agar
diberi otonomi politik. Dalam bulan mei 1939 semua partai nasionalis Indonesia
baik yang sekuler, maupun religi, koperasi dan nonkopersai berasatu padu dalam
federasi politik yang disebut GAPI yang meneruskan Kampanyae bagi parlemen
Indonesia dan memiliki kekuasaan sendiri.
H.
TAMAN SISWA (TS) DAN PERGURUAN LAIN (hal 66-68)
Pada
tahun 1922 lahirlah taman siswa yang dipimpin oleh Suwardi Suryadingrat. Ia
menulis sebuah karangan yang mengkritik pemerintah kolonial yang tak tahu malu
yaitu “als ik een Nederlander was” tulisannya merupakan awal dari pemikiran
poltik Indonesia yang berwawasan nasional. TS organisasi yang bertujuan
mengembangkan edukasi dan kultural. Berdirinya sekolah-sekolah di lingkungan TS
adalah bukti dari edukasi nasional dan pengembangan kebudayaan nasional yang
keduanya merupakan senjata ampuh dalam menghadapi dominasi kolonial. Salah satu
hal yang menarik dari TS adalah dilaksankannya demokrasi dan kepemimpinan.
Melalui pendidikan berjenjang di lingkungan TS itu dihasilkan elite kultural
yang akan berperanan besar dalam pergerakan nasional. Sejalan dengan
perkembangan sekolah-sekolah swasta, bukan saja yang dikelola TS tapi juga
banyak yang dikelola organisasi lain persemaian golongan nasionalias semakin
meluas. Keadaan seperti inilah yang dikhawatirkan oleh pemerintah karena secara tidak langsung keadaan ini
memberikan peluang perluasan nasionalisme Indonesia yang akan menghancurkan
kolonialisme dari Indonesia.
Mengahadapi
kenyataan seperti itu pemerintah kolnial berusaha mencegahnya dengan
mengeluarkan Undang-Undang Sekolah Liar
pada tahun 1932. Namun karena TS mempunyai prinsip pengembangan
pendidikan swasta berarti undang-undang itu membatasi gerak perguruan swasta
pada umunya. Karenanya TS memperjuangkan penghapusannya dan ternyata pemerintah
mencabutnya pada tahun 1933. Penghapusan undang-undang sekolah liar juga
didukung di beberapa wilatyah seperti sumatra barat dan berbagai organisasi
seperti PSII, PNI baru, BU, Partindo, Istri Sedar, Muhamadiyah dan Permi.
Persatuan dan kerjasama di antara organisasi pergerakan merupkan keharusan
untuk menciptakan kekuatan tunggal yang akhirnya pemerintah kolonial terpaksa
mencabut undang-undang sekolah liar.
Bagi
elite baru pembentukan “counter-institution”
merupaka keharusan untuk diciptakannya, karena tanpa membentuk lembaga
tandingan niscaya pemerintah tidah mau memberi hak-hak kepada orang Indonesia
dengan tulus iklas. TS telah membentuk lembaga pendidikan nasional yang
merupakan tandingan terhadap lembaga kolonial dan dari sinilah tumbuh
lembaga-lembaga politik.
III.
PERKEMBANGAN ORGANISASI DI INDONESIA
A. Partai nasional indonesia
Lahirnya
PNI dilatarbelakangi oleh situasi sosio poltik yang kompleks yang mau tidak mau
organisasi baru itu harus bisa menyesuikan dengan situasi baru.
Pemberontakan PKI tahun 1926 itu
membangkitkan semangat baru untuk menyusun kekuatan baru lagi untuk menghadapi
pemerintah. Pengembangan dan perbaikan cara menghadapi pemerintah kolonial
harus dilakukan oleh para generasi kemudian. Kekosongan kekuatan nasioal harus
segera diisi. Ini merupakan tantangan baru untuk segera membentuk partai baru.
Pertemuan
bulan 4 juli 1927 diadakan di bandung oleh kelompok nasionalis yang mendukung
berdirinya Perserikatan Nasional Indonesia (PNI). Tujuan PNI adalah untuk
mencapai Indonesia merdeka, sedangkan asasnya berdiri di atas kaki sendiri,
nonkoperasi dan marhaenisme. Ketuanya dipercayakan pada Ir. Sukarno. Pada akhir
tahun 1929 tersiar kabar yang bersifat provokasi bahwa PNI akan mengadakan
pemberontakan pada awal tahun 1930. Berdasarkan provokasi itu pemerintah
belanda pengledahan dan penangkapan pemimpin PNI, yaitu Ir. Sukarno, Maskun,
Gatot mangkupraja dan supridinatapada tanggal 24 desember 1929. Bangsa Indonesia
mencurahkan perhatian kepada Sukarno. Pidato pembelaan sukarno kemudian dikenal
dengan judul “ Indonesia Menggugat”.
Adanya
hukuman terhadap pemimpin PNI maka pengurus besar PNI memutuskan pembubaran PNI
pada tahun 1931. Sartono kemudian mengadakan kongres luar biasa untuk membahas
pembubaran PNI disatu pihak, tetapi juga membahas partai baru dipihak lain.
Partai baru itu sekuler dan nonkoperasi yang bernama Partai Indonesia atau
Partindo dan sartono sebagai pemimpinnya.
B. Permufakatan perhimpunan-perhimpunan politik kebangsaan Indonesia
(PPPKI)
Dalam
beberapa surat kabar berbahasa Indonesia tahun 1927 dimuat masalah-masalah
perbedaan pendapat diantara partai politik dan beberapa wakil-wakil organisasi
dan partai politik diajak untuk mengatasinya dan menyelenggarakan kongres
Indonesia untuk semua partai politik.
Dalam
sebuah rapat di bandung tanggal 17-18 Desember 1927 dicapai kesepakatan antara
wakil-wakil PSI, BU, PNI, Pasundan, Sumatranenbond, kaum betawi, dan kelompok
studi Indonesia untuk mendirikan federasi partai politik dengan nama PPPKI.
Kongres PPPKI pertama diselenggarakan di surabaya pada tanggal 2 september 1928
membahas tentang masalah pendidikan nasional, bank nasional, dan cara-cara
memperkuat kerjasama. Sutomo ditunjuk sebagai ketua majelis pertimbangan PPPKI,
dan rupanya ia dapat mengatasi perbedaan pendapat antara kelompok moderat dan
radikal. Keadaan tenang tidak berlangsung secara lama dan segara disusul dengan
isu-isu yang dapat mengancam persatuan federasi.
Pada
akhir tahun 1929 proses keruntuhan PPPKI dipercepat oleh menyelundupnya
provokator kolonial kedalam organisasi politik. Dalam kongres PPPKI yang kedua
di solo (25-27 desember 1929) benih perpecahan semakin terang karena istilah
kebangsaan karena itulah seolah-olah
yang tergabung dalam PPPKI hanya golongan nasionalis saja.
C. Kongres pemuda dan sumpah pemuda
Perkembangan
nasionalisme indonesia terjadi secara simultan, bukan saja menjangkau
partai-partai politik tetapi juga organisasi-organisasi pemuda. Para pelajar
dan mahasiswa dari beberapa organisasi mulai bergabung dalam satu wadah yaitu
perhimpunan pelajar-pelajar indonesia (PPPI) yang didirikan 1926. Untuk
merealisasikan semangat persatuan mereka mengadakan kongres pemuda 1 pada bulan
mei 1926. Mereka ingin mengesampingkan perbedaan-perbedaan sempit berdasarkan
daerah dan ingin menciptakan kesatuan seluruh bangsa Indonsia.
Manifestasi
persatuan pemuda diwujudkan dalam kongres pemuda II pada tanggal 26-28 oktober
1928 yang membawa semangat nasionalisme ke tingkat yang lebih tinggi karena
utusan yang datang mengucapkan sumpah setia yang dikenal dengan sumpah pemuda.
Sumpah pemuda sebagai identitas nasional yang membangkitkan ekspresif kolektif
untuk merealisasikan solidaritas nasional.
D. Partai indonesia
Dengan
diumumkannya permohonan naik banding oleh dewan hakim pada tanggal 17 april
1931 berarti PNI membubarkan diri. Sartono segera mengorganisasikan kongres
luar biasa dan akhirnya terbentuk panitia pendiri partai baru yang terdiri dari
sartono, manadi, sukemi, suwiryo dan angronsudirjo dan pada tanggal 1 mei
dimumkannya pendirian partindo dibawah pimpinan sartono. Tujuan partindo adalam
mencapai satu negara Republik Indonesia Merdeka dan kemerdekaan akan dicapai
jika ada persatuan. Konsep sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi dari sukarno
diterima sabagai cita-cita yang akan dituju oleh partindo. Realisasi perjuangan
partindo tetap dengan cara nonkoperasi. Partindo membubarkan diri pada tanggal
18 november 1936.
E. Pendidikan nsional indonesia (PNI) baru
Pada
dasarnya lahirnya PNI baru adalah usaha untuk menghilangkan ketidakpuasan atas
pembubaran PNI dan berdirinya partindo. Pada bulan agustus 1932 Hatta pulang ke
tanah air setelah sebelas tahun belajar di belanda, ia mencoba mempengaruhi
gerakan nasionali dari jauh dan akhirnya ia terjun sendiri dalam gerakan yang
diinginkannya. Hatta kemudian memegang pimpinan PNI baru dan tidak lama
kemudian jumlah anggotanya meningkat. ia membuat kader yang didasarkan pada
pamplet yang ditulisnya sendiri berjudul “kearah Indonesia Merdeka” yang mengambil
tekanan pada kedaulatan rakyat dan kebangsaan.
F. Muhammadiyah
Muhammadiyah
menekankan nperjuangan sosio-religius. Segi-segi pengembangan masyarakat pada
organisasi yang terahir itu menjadi perhatian utama karena pada dasarnya
kehidupan sosio masyarakat masih sangat terbelakang. Untuk memajukan diperlukan
perbaikan yang mencakup bidang keagamaan, pendidikan dan kemasyarakatan.
Di atas
sudah disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pembaharuan dibidang keagamaan
adalah memurnikian dan mengembalikan sesuai dengan aslinya sebagaimana yang
diperintahkan Allah dalam Al-Qur’an dan diturunkan oleh Nabi Muhammad SAW lewat
sunah-sunahnya. Bidang pendidikan ditempuhnya melalui cara baru yang lebih nyata. Pendidikan mempunyai
fungsi penting karena dengan pendidikan pemahaman tentang islam mudah
diwariskan kepada genersi berikutnya.
Perbaikan
pendidikan mencakup perbaikan dan pemmbentukan manusia Muslim yang berbudi,
alim, luas pengetahuannya dan faham masalah ilmu keduniaan dan kemasyarakatan.
Sistem pendidikan dibangun dengan cara
sendiri, menggabugkan cara tradisional dan cara modern. Model sekolah barat
ditambah pelajaran agama yang dilakukan secara kelas akan lebih banyak
mendapatkan hasil dalam proses belajar mengajar. Bidang kemasyarakatan yang
ditempuhnya adalah dengan mendirikan rumah sakit, poliklinik, rumah yatim piatu
yang dikelola oleh lembaga lembaga. Usaha di bidang sosial di tandai dengan
berdirinya Pertolongan Kesengsaraaan Umun (PKU) pada tahun 1923 dan ini
merupakan bentuk kepedulian sosial dan tolong menolong sesame muslim.
G. Ahmadiyah
Organisasi
modernis Islam Gerakan Ahmadiyah Indonesia didirikan oleh Morza Wali Ahmad Beiq
pada bulan September 1929. Organisasi ini mendasarkan pada Qur’an sebagai kitab
suci yang menjadi sumber dan arah hidup terbaik, adanya keyakinan bahwa nabi
Muhammad adalah Nabi penutup dan manusia harus mengikututi contoh perbuatannya,
dan mengakui adanya pembaharu (mujaddid) setelah Nabi Muhammad mihrad Mirza
Ghulam Ahmad adalah salah seorang mujaddid.
Organisasi
ini timbul kareba adanya pengaruh ahmadityah di kadian, India yang didirikan
oleh Mirza Ghulam Ahmad yang mengaku sebagai mujaddid pada tahun 1884.
Ahmadiyah menekankan kewajiban manusia untuk bertindak baik dengan penuh
persaudaraan, hormat-menghormati, ramah dll. Pada tahun 1908 terjadi perpecahan
karena salah seorang pimpinannya Kwayah Kamaludin, mendirikan Ahmadiyah yang
berpusat di Lahore. Ahmadiyah Kadian dari Lahore bayak berpengaruh di Indonesia
dan bepusat di Yogyakarta.
H. Al- Irsyad dan Partai Arab
Indonesia
Gerakan
ini dilakukan oleh orang Arab, kelompok sayid yang mengaku keturuan Nabi
mengelola Jamiat khair, sedangkan kelompok yang bukan keturunan sayid
mendirikan perkumpulan Al-irsyad pada tahun 1914. Dengan bantuan Syekh Ahmad Surkati, asal
Sudan, yang sula mengajar di Jamiyatul Khair meneruskan usaha di bidang
pendidikan Al-Irsyad. Organisasai ini mekankan persamaan antara umat manusia
dan berlawanan dengan pendirian golongan sayid.
I. Aliran aliran Islam moden lain
Oraganisasi Sumatra Thawalib, bergerak di
bidang pendidikan dan politik dengan cepat meluas ke seluruh sumatra barat.
Sebagaim organisasi polotiki yang radikal dan terbesar harus menghentikan
kegiatannya karena larangan pemerintah
tahun 1936. Organisasi tersebut kemudian haya dilanjutkan secara perorangan
Persatuan
Tarbiyatul Islamiyah (perti) didirikan oleh para ulama di Sumatran barat yang
tidak setuju dengan thawalib antara lain syekh Sulaiman ar Rasuly , mengatakan
bahwa pendalaman bahasa Arab diprlukan untuk memenuhi panggilan ijtihad.
Organisasi ini bermadzab syafi’I dan mematuhi secara konsekuen.
Persatuan
muslim Tapanuli (PMT), organisasi ini didirikan dengan alasan yang sama dengan
PERTI, berupa pemogokan dan pemakian mazhab dalam thawalib tahun 1930. Setelah
kemerdekaan organisasi ini bergabung dengan NU Sumatra Utara.
Persatuan
Islam (PERSIS) didirikan oleh Kiai Hasan di Bandung tahun 1923, bertujuan
meningkatkan kesadaran beragama dan semangat ijtihad melalui sekolah.
J. Nadhatul Ulama
Merupakan
organisasi islam yang didirikan oleh para ulama, organisasi tidak hanya
bertujuan mengamalkan ajaran islam tetapi juga memperhatikan maslah sosial,
ekonomi, pendidikan dll, dalam rangka pengabdian kepada umat manusia.
Pada
dasarnya NU tidak mencampuri urusan politik dalam konggresnya pada bulan
oktober 1928 di Surabaya dan diambil keputusan untuk menetang reformasi
kaum modernis dan perubahan perubahan
yang dialkukan wahabi. Konggre selanjutnya tahun 1938 Nu berusaha meluaskan
pengaruhnya di seluruh pulau jawa. NU merupakan gabungan ulama ortodoks dan
ulama modern.
K. PARTAI KOMUNIS INDONESIA
Sosialisme
dipandang sebagai lambang kemodran yang berlawanan dengan imperialism\e,
kemodernan yang akan membawa keadilan sosial, kemakmuran, dan kemerdekaan
bangsa terjajah. Tanggung jawab memperkenalkan pikiran dilimpahkan kepada
sekelompok kecil Marxis Belanda yang tinggal di Indonesia dengan Mendirikan
ISDV. ISDV berusaha mencari kontak dengan IP dan SI untuk mendekati rakyat,
tetapi tidak berhasil.
Cepatnya
peningkatan pengeruh komunis mencerminkan buruknya keadaan ekonomi dan buruknya
hubungan antara gerakan politik dan pemerintah belanda. Radikalisme kaum komunis menyebabkan
pemerintah mnyebabkan pemerintah mengusir orang-orang Belanda pendiri ISDV dari
Indonesia. Dengan demikian terjadilah pergantian pimpinan oragnisasi kepada
orang Indonesia, pada bulan Mei 1920 organisai itu berganti nama menjadi
Perserikatan Komunis Hindia dan pada tahun 1924 diubah lagi menjadi Partai
Komunis Indonesia. Komunis mundak menarik bangsa-bangsa terjajah karena mereka
merasa akan dibebaskan. Itulah sebabnya komunisme mendapatkan sambutan tidak
sedikit di Indonesia. Pada tahun 1920 PKI bergabung dengan Comintern
(Commmunist Internatoinal) yang merupakan forum dan pusat eksekutif bagi
partai-partai Komunis seluruh dunia.
L. Organisasi Buruh
Timbul dan berkembangnya organisasi buruh
yang berlangsung selama 25 tahun
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu kehidupan perkotaan yang menciptakan
timbulnya organisasi buruh kota dan dan kehidupan perdesaan yang menciptakan
timbulnya buruh-tani, khususnya di pabrik dan perkebunan tebu. Pendorong
perkembangan organisasi buruh adalah SI dan PKI, yang merupakan bagian dari
organisasi politik sebagai antikolonialisme. Ikut sertanya buruh-tani dalam
organisasi buruh dengan pemogokan dan pembeerontakan itu karena kondisi ekonomi mereka yang sangat buruk.
Sejarah lahirnya organisasi buruh :
·
Pada tahun 1905 – lahir organisasi pertama yaitu SS Bond yang bergerak atas nama kepentingan pegawai menengah dan
atas di lingkungan jawatan kereta api.
·
Tahun 1908 –berdiri organisasi buruh kereta api VSTP dan NISM.
·
Tahun 1916 - berdiri Perserikatan
Pegawai Pegadaian Bumiputra (PPPB).
·
Tahun 1919 – di Yogyakarta berdiri Persatuan Pergerakan Kaum Buruh (PPKB).
Masa buruh yang sudah terbentuk kemudian
dikendalikan untuk mengadakan tuntutan dan perbaikan kehidupan
buruh-tani.Realisasinya diwujudkan dalam bentuk pemogokan maupun pemberontakan
yang dilakukan di Semarang (1918) dan seterusnya diberbagai tempat hingga tahun 1925, karena dapat diatasi
dengan baik oleh pemerintah.
Sebab timbulnya pemogokan adalah rendahnya
gaji dan perlakuan pejabat-pejabat Belanda yang merendahkan bangsa Indonesia.
M. Organisasi Campuran dan Politik Assosiasi
Organisasi campuran adalah perkumpulan
anggota-anggotanya terdiri dari orang Indonesia dan orang asing, yang tujuannya
ada untuk menuju kemerdekaan Indonesia dan ada yang ingin tetap dalam ikatan
dengan kerajaan Belanda.
Organisasi
campuran penganut aliran marxisme yaitu Indische
Sociaal Democratische Partij (ISDP) mengharapkan Indonesia lambat laun
memperoleh kemerdekaan dan memiliki hubungan diplomatik internasional.
Sedangkan Organisasi campuran yang ingin tetap dalam ikatan dengan kerajaan
Belanda adalah Nederlandsch Indische
Vrijzinnige Bond (NIVB), Christelijke Ethische Partij (CEP), Indische
Katholieke Partij ( IKP) dan Politiek Economische Bond (PEB).
Politik asosiasi pada dasarnya
adalah usaha menyatukan Timur dan Barat dengan mengikat keduanya. Masyarakat
timur yang telah tersisikan ditempatkan dalam pergaulan kolonial, sehingga
mereka terpisah dari masyarakatnya dan kolonial diuntungkan. Tujuan organisasi
ini hakikatnya adalah ingin mengekalkan hubungan koloni dan negeri induk.
Dalam
dunia politik, gerakan orang Belanda yang menganut faham asosiasi, Snouck
Hurgronje menyatakan bahwa orang Indonesia harus diwesternisasikan dan golongan
intelektual ini yang akan menjadi penguasa dan mereka diajak bekerjasama dengan
pemerintah, Barat dan Timur berdampingan secara damai.
KESIMPULAN
Pergerakan nasional merupakan proses dari terjadinya
dan perkembangan suatu nasionalisme
Indonesia dalam segala perwujudannya, berdasarkan kesadaran, sentimen bersama dan
keinginan berjuang untuk kebebasan rakyat dalam wadah Negara kesatuan.
Dalam pergerakan nasional terdapat berbagai
peristiwa penting seperti terjadinya kolonialisme, yang kemudian menginspirasi
terbentuknya nasionalisme karena berbagai alasan yang melatar belakanginya
khususnya karena penderitaan rakyat. Sehingga mendorong cita-cita bangsa untuk
mencapai kemeredekaan, kedamaian dan kehidupan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
M.C.
Ricklefs. 1999. Sejarah Indonesia Modern
1200-2008. Jakarta : Serambi
Moedjanto. 1988. Indonesia Abad ke 20. Yogyakarta : Kanisius.
Slamet
Muljana. 1969. Nasonalisme sebagai Modal
Perjuangan Bangsa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Suhartono. 1994. Sejarah Pergerakan Nasional. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.